Demi Selamatkan Tanker Minyak Miliknya dan Para Kru Termasuk 2 Warga Indonesia, Korea Selatan Ngalah Tarik Kapal Perangnya dari Selat Hormuz Agar Iran Tak Emosi Lagi

Selasa, 19 Januari 2021 | 10:42
(ROK Navy)

(Ilustrasi) Kapal perang Korea Selatan, Fast combat support ship Hwacheon (AOE-59)

Gridhot.ID - Konflik Korea Selatan dengan Iran kini sudah masuk ke babak baru.

Sebelumnya memang keduanya sempat memanas akibat Iran menyita kapal tanker minyak milik Korea Selatan.

Korea Selatan sempat emosi namun kini sudah masuk ke dalam tahap negosiasi.

Korea Selatan memindahkan kapal perang yang beroperasi di dekat Selat Hormuz untuk menciptakan suasana kondusif menjelang negosiasi dengan Iran atas penyitaan sebuah kapal tanker minyak dan awaknya.

Mundurnya kapal perang dari Unit Anti-Pembajakan Cheonghae terjadi sebelum delegasi Korea Selatan, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Choi Jong-kun, tiba di Teheran pada 10 Januari untuk melakukan pembicaraan.

Baca Juga: Siapa Deva Rachman? Ini Sosok Wanita yang Disebut-sebut Istri Kedua Syekh Ali Jaber, Anak Profesor Ternama di Indonesia

Korps Garda Revolusi Islam Iran menyita MT Hankuk Chemi atas tuduhan pencemaran lingkungan pada 4 Januari lalu.

Kapal tanker, yang sedang dalam perjalanan dari Arab Saudi ke Uni Emirat Arab, itu membawa 20 awak, termasuk dua warga negara Indonesia.

"Untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi perundingan, Unit Cheonghae, yang ditanggapi secara sensitif oleh Iran, ditarik (dari Selat Hormuz)," kata sumber diplomatik Korea Selatan kepada Yonhap, Senin (18/1).

"Itu adalah keputusan untuk mengirim sinyal persahabatan ke Iran sebelum negosiasi," ujar dia.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menolak untuk mengkonfirmasi penarikan kapal perang tersebut.

Baca Juga: Pernikahannya dengan Ibnu Jamil Semakin Dekat, Ririn Ekawati Justru Kepergok Ungkap Perasaannya yang Makin Goyah...

"Kami meminta pengertian Anda, karena kami tidak dapat memastikan apa pun tentang operasi Unit Cheonghae," sebutnya tanpa menyebut nama.

Tak lama setelah penyitaan, Korea Selatan mengirim kapal perusak Choi Young dari Unit Cheonghae ke perairan dekat Selat Hormuz.

Iran tidak senang

Duta Besar Iran untuk Korea Selatan Saeed Badamchi Shabestari menyampaikan ke Seoul atas ketidaksenangan negaranya atas penempatan kapal perang tersebut.

Pembicaraan pekan lalu untuk mengamankan pembebasan kapal tanker berakhir dengan sedikit kemajuan, karena Teheran mengklaim penyitaan itu sepenuhnya merupakan "masalah teknis" yang tunduk pada peraturan hukum dan yudisial.

Baca Juga: Ingat Bapak yang Nangis di Bandara Tunggui Anak Istri Penumpang Sriwijaya Air SJ-182? Rumahnya Kemalingan Usai Keluarga Menghilang, Tabung Gas Hingga Dorongan Bayi Digasak Pencuri

Spekulasi yang berkembang menyebutkan, penyitaan tersebut terkait dengan kemarahan Iran atas pembekuan aset senilai US$ 7 miliar di Korea Selatan di bawah sanksi Amerika Serikat (AS).

Iran telah menyerukan pembukaan akses ke aset yang dibekukan untuk membantu memerangi pandemi Covid-19.

Para pengamat mengatakan, prospek untuk pelepasan kapal tanker dan awaknya tetap suram, lantaran kepatuhan Iran pada proses peradilan telah meninggalkan sedikit ruang untuk solusi diplomatik.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan lainnya membenarkan, Iran mengajukan permintaan untuk menggunakan sebagian dari dana yang dibekukan untuk melunasi biaya keanggotaan PBB yang menunggak.

Iran menyatakan, pihaknya menyampaikan permintaan kepada Korea Selatan tentang dana yang dibekukan tersebut, menurut laporan Kantor Berita Republik Islam (IRNA).

Baca Juga: Bak Menikmati Pergulatan, Pengawal Rizieq Shihab Disebut Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi di Tol Cikampek, Pengacara FPI: Ketua Komnas HAM Kan Enggak Mengalami

"Kami sedang berkonsultasi dengan badan-badan terkait dan PBB untuk melihat opsi apa yang kami miliki," kata pejabat itu tanpa menyebut nama dan menjelaskan lebih lanjut kepada Yonhap.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Korea Selatan tarik kapal perang jelang pembicaraan dengan Iran soal penyitaan tanker.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan