GridHot.ID -Gempa megathrust di wilayah selatan Jawa disebut berpotensi memicu tsunami besar.
Sebagaimana diketahui, wilayah selatan Jawa memang beberapa kali dihantam tsunami.
Bukti adanya peristiwa tsunami selatan Jawa dapat dijumpai dalam katalog tsunami Indonesia BMKG.
Dalam katalog itu, tsunami pernah terjadi di antaranya tahun 1840, 1859, 1921, 1921, 1994, dan 2006.
Pada tahun 2006 itu, tsunami menerjang pesisir selatan Jawa Barat hingga Cilacap dan Kebumen.
Ratusan jiwa melayang akibat peristiwa itu.
Belum lagi harta benda yang ikut lenyap tersapu bencana.
Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memperkecil risiko bencana alam di sekitarnya masih kurang sejauh ini.
Padahal, Kebumen memiliki garis pantai sepanjang sekitar 57 kilometer yang di sekitarnya terdapat banyak pemukiman padat sehingga risikokerusakan jika tsunami terjadi tentunya amat besar.
Oleh karena itu, pemerintah terus menyosialisasikan upaya pengurangan risiko bencana dengan berbagai cara.
Kemensos RI misalnya, ikut mendorong masyarakat pesisir selatan untuk menghijaukan pantai.
Tagana Kebumen Sukamsi mengatakan, Kemensos membantu 80 ribu bibit mangrove untuk ditanam di pesisir Kebumen.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah ikut membantu 10 ribu bibit.
"Dari Kemensos 80 ribu, ada juga bantuan dinas LH Provinsi Jawa Tengah sebanyak 10 ribu, " katanya, Kamis (21/1/2021).
Sukamsi mengatakan, bibit tersebut belum ditanam.
Saat ini, pihaknya baru melakukan tahap pemetaan bakal lahan untuk penanaman bibit.
Keberadaan hutan mangrove di pesisir pantai tidak bisa dianggap sepele.
Mangrove bisa menjadi pelindung dari bencana alam laut.
Mangrove mampu menahan dan memecah gelombang pasang maupun tsunami.
Mangrove menjadi benteng alami yang mampu menekan laju gelombang sehingga tidak sampai menyapu daratan.
Dengan demikian, masyarakat di pesisir pantai akan terlindungi dari bahaya tsunami. Paling tidak, dampak bencana, baik terjadinya korban jiwa maupun harta bisa dikurangi.
Keperkasaan hutan mangrove dalam menahan laju gelombang, kata Sukamsi, telah terbukti pada peristiwa tsunami Pangandaran, 2006 lalu.
Daerah yang dipagari hutan mangrove saat itu relatif aman dari terjangan gelombang.
"Sudah terbukti pada tsunami Pangandaran 2006 lalu, yang tidak dipagari hutan mangrove dampak kerusakan lebih parah, " katanya.
Sukamsi mengatakan, dengan garis pantai sepanjang sekitar 57 kilometer, tentunya 80 ribu bibit masih kurang untuk menghijaukan seluruh pantai.
Idealnya, kata dia, dibutuhkan sejuta lebih bibit mangrove untuk menghijaukan 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) strategis, yakni DAS Ijo, Telomoyo, Lukulo dan Wawar.
Empat DAS itu perlu mendapat perhatian serius, terutama untuk program penghijauan, karena berpotensi menjadi "jalan tol" bagi arus tsunami menerjang daratan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Potensi Gempa Megathrust dan Tsunami di Selatan Jawa, Kemensos Pagari Pantai Kebumen dengan Cara Ini"
(*)