Gridhot.ID - Wabah corona masih jadi momok mengerikan di Indonesia.
Bahkan dilaporkan sebelumnya banyak rumah sakit yang sudah mulai penuh dan kewalahan menangani pasien covid-19.
Kasus corona tiap harinya terus meroket tak ada penurunan sama sekali.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Kemenkes Budi Gunadi sampai memberikan peringatan dan permohonan kepada rakyat Indonesia.
“Mereka sudah under pressure. Jadi, tolong Bapak Ibu, kalau misalnya Bapak Ibu tidak demam dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri. Kalau Bapak Ibu punya rumah sendiri, punya kamar sendiri, lakukan di rumah dan di kamar," ujarnya.
Pernyataan tersebut tentu saja didasari oleh kondisi rumah sakit yang sudah mulai penuh.
Menkes juga mengimbau kepala daerah untuk menyiapkan lebih banyak fasilitas isolasi mandiri seperti Wisma Atlet, Asrama Haji, atau hotel untuk membantu pasien corona.
“Hotel juga bisa digunakan karena ada sarana dan kelengkapan untuk menyediakan makanan,” ujar dia.
Namun di sisi lain, Sekjen Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ichsan Hanadi justru memberikan fakta mengejutkan.
Ichsan mengeluhkan kalau pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan belum membayar tagihan uang perawatan pasien Covid-19.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, bahkan jumlahnya tercatat hingga puluhan miliar rupiah.
"Satu rumah sakit saja bisa puluhan miliar. Ya beberapa miliar ya. Nah ini yang teman perlu suntikan dana itu," kata Ichsan saat dihubungi melalui telepon, Senin (25/1/2021).
Padahal menurutnya beberapa rumah sakit sudah mengeluh belum mendapatkan uang ganti tersebut selama berbulan-bulan.
"Kami RS kendala sekarang adalah pembayaran. Pembayaran ini yang untuk klaim ini dengan alasan anggaran belum turun,"
"Jadi beberapa bulan ini klaim kami banyak yang belum dibayar," kata Ichsan.
Ichsan menambahkan hal ini membuat RS Swasta kecil kerepotan untuk terus menjalankan tempatnya.
"Di satu sisi kita harus memperluas tempat tidur, harus mempersiapkan nakes dan lain-lain, tapi di satu sisi kami harapkan klaim kami cepat dibayar ya," kata Ichsan.
(*)