Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Kasus penculikan bisa terjadi pada siapa saja.
Namun, kasus penculikan yang satu ini tampaknya membuat kesal.
Bagaimana tidak? Rupanya, kasus penculikan tersebut merupakan kasus tipu-tipu yang dilakukan oleh seorang mahasiswi.
Sebelumnya, melansir TribunJabar.id, warga Dusun Kaumjaya, Desa Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, dikagetkan kasus penculikan dan penyekapan seorang mahasiswi di sebuah kamar indekos.
"Tadi memang katanya ada polisi menyelamatkan mahasiswi yang disekap," ucap Kepala Dusun Kaumjaya, Dadan Mulyana (35), kepada Tribun Jabar, Sabtu (30/1/2021).
Dadan mengatakan, kejadian tersebut terjadi di RT 5, Dusun Kaumjaya.
Letaknya di sebuah bangunan dua lantai yang terdiri dari beberapa kamar indekos untuk perempuan dan laki-laki.
Indekos itu tak jauh dari kampus Unsika. Ia mendapatkan kabar penyekapan seorang mahasiswi.
Kemudian, Dadan mendatangi lokasi. Dari sana ia melihat sejumlah warga sudah berkumpul.
Dan ada polisi yang membawa seorang gadis yang terlihat lemas dan menangis.
"Kalau kata keluarganya, anaknya itu disekap kemudian dibius," ujarnya.
Tak hanya itu, ada uang tebusan yang diminta oleh terduga pelaku.
Pelaku meminta uang Rp 60 juta kepada keluarga korban.
"Dimintai uang sebanyak Rp 60 juta," ujar Dadan.
Korban menurut informasi yang didapatnya sudah disekap selama dua hari.
Dadan selama ini menyangka jika bangunan indekos tersebut sudah lama tak terisi selama pandemi Covid-19.
Ia baru mengetahui ada satu kamar yang terisi.
Menurut warga sekitar Iroh (50), karena pagar yang tergembok, polisi harus memanjat pagar untuk menyelamatkan sang mahasiswi.
Polisi memanjat pagar yang tingginya kurang lebih tiga meter.
"Pak polisi naik pagar dulu. Terus langsung dibobok pagar gerbangnya," katanya.
Sementara itu, melansir Tribunnews.com, kasus penculikan dan penyekapan seorang mahasiswi di Karawang berinisial SAD (24), akhirnya terungkap.
SAD yang sebelumnya mengaku dibius dan disekap dalam sebuah kamar indekos ternyata hanya mengarang cerita bohong belaka.
Mahasiswi ini hanya mengarang cerita kalau dia menjadi korban penyekapan. Motifnya ternyata dia butuh uang untuk membayar utangnya.
"Sudah terungkap, sandiwara korban," kata Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Oliestha Ageng Wicaksana saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (31/1/2021).
Menurut Oliestha, sandiwara mahasiswi asal Desa Sukamulya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi tersebut dilakukan karena dirinya terlilit utang.
Sehingga ia merekayasa jika dirinya disekap dan dibius kemudian meminta uang tebusan kepada keluarganya.
"Butuh uang untuk bayar utang pribadi," katanya. (*)