Jadi Kunjungan Resmi Pertamanya Semasa Menjabat PM Malaysia, Muhyiddin Sambangi Indonesia untuk Belajar Vaksin Covid-19, Jokowi: Kami Siap Bantu Pulihkan Negeri Jiran

Jumat, 05 Februari 2021 | 20:13
Thinkstock

Wanita yang menerima suntikan vaksin Covid-19 disarankan untuk tidak hamil selama dua bulan setelah divaksinasi.

Gridhot.ID - Sudah hampir satu tahun sejak pandemi virus corona melanda dunia, bahkan tanah air kita.

Kabar baiknya, vaksin Covid-19 pun sudah diproduksi dan mulai diberikan terutama kepada para tenaga kesehatan atau mereka yang berhubungan langsung dengan publik.

Vaksin Covid-19 yang diberikan di Indonesia adalah produksi dari Sinovac.

Baca Juga: Belum Pernah Pertemukan Biqis dengan Bapak Kandungnya, Ayu Ting Ting Bongkar Perasaannya Kepada Enji Baskoro: Jujur Hati Gue...

Vaksin virus corona buatan Sinovac menimbulkan respons kekebalan humoral pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas, mengacu hasil terbaru dari uji klinis Fase I dan II.

Melansir Kontan.co.id, hasil uji klinis Fase I dan II dari vaksin Sinovac terhadap orang dewasa berusia 60 tahun ke atas terbit di jurnal medis Lancet pada Rabu (3/2/2021).

Kabar ini membuat Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin akan terbang ke Jakarta, Indonesia pada hari ini Kamis (4/2/2021) untuk kunjungan resmi singkat.

Baca Juga: Yakin dari Hati Terdalam Mantap Gagalkan Pernikahan, Ayu Ting Ting Padahal Pernah Puji Adit Jayusman Setinggi Langit: Apa yang Aku Minta Sama Allah Ya Dikemasnya Adit!

Kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas beberapa “hal penting” termasuk rencana untuk gelembung perjalanan Malaysia-Indonesia di masa depan dan belajar mengenai vaksinasi Covid-19.

Yahoo News yang mengutip Malay Mail memberitakan, dalam sebuah pernyataan pada Rabu, Kementerian Luar Negeri Malaysa mengatakan ini akan menjadi kunjungan resmi pertama Muhyiddin sebagai perdana menteri sejak ia menjabat pada Maret 2020.

Saat menjelaskan mengapa Muhyiddin akan melakukan kunjungan resmi singkat dari 4 Februari hingga 5 Februari ke Indonesia, Wisma Putra mencatat bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo telah memberikan undangan khusus kepada Muhyiddin untuk melakukan kunjungan resmi ke Indonesia setelah penunjukan terakhir sebagai perdana menteri.

Wisma Putra mengatakan Malaysia telah menerima undangan Indonesia dengan semangat persahabatan yang erat dan hubungan bilateral yang kuat selama beberapa dekade.

“Ada beberapa hal yang menyangkut kepentingan kedua negara yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut dan saling pengertian termasuk hal-hal penting seperti kerja sama ekonomi, keamanan regional dan bilateral serta upaya bersama dalam memerangi pandemi Covid-19. Karena itu, para pemimpin kedua negara telah sepakat untuk melakukan pertemuan tatap muka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia seperti yang dilansir Malay Mail.

Baca Juga: Hanya Gundukan Tanah Dibubuhi Nisan Kayu Sederhana, Kondisi Terkini Makam Syekh Ali Jaber Diungkap Arie Untung, Satu Keluarga Dhuafa yang Datang Melayat Disebut Jadi Bukti Kemuliaan Sang Ustaz: Padahal Tidak Kenal...

“Indonesia selalu menjadi tujuan pertama kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia setelah menjabat, yang juga merupakan norma yang diterapkan oleh Presiden Indonesia,” katanya.

Mengenai pentingnya kunjungan resmi Muhyiddin untuk Malaysia dan Indonesia, Wisma Putra mengatakan para pemimpin pemerintah kedua negara diharapkan membahas upaya untuk mengatasi tantangan umum pandemi Covid-19 dan beberapa hal penting.

Ini termasuk upaya bersama kedua negara sebagai pengekspor minyak sawit terbesar di dunia untuk memerangi diskriminasi internasional terhadap minyak sawit yang diproduksi oleh Indonesia dan Malaysia, dengan keberlanjutan sektor minyak sawit yang penting bagi kedua perekonomian dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lebih dari 600.000 orang petani kelapa sawit di Malaysia.

Baca Juga: Padahal Jelas-jelas Sudah Ikat Cinta dengan Kalina Ocktaranny, Vicky Prasetyo Terbongkar Pernah Kejar-kejar Alexandra Gotardo ke Bali Layaknya Penguntit, Pegawai Club Sang Aktris Sampai Turun Tangan

Isu lain yang juga akan dibahas adalah penguatan kerja sama di bidang perlindungan lingkungan khususnya dalam menangani masalah kabut asap lintas batas, dan untuk meningkatkan upaya bersama dalam perdagangan dan investasi termasuk potensi bisnis Malaysia untuk terlibat dalam rencana Indonesia untuk merelokasi modalnya dari Jakarta hingga Kalimantan Timur.

Dengan potensi keterlibatan Malaysia tersebut diharapkan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi regional terutama pasca pandemi Covid-19.

Kedua negara juga diharapkan untuk "mengintensifkan negosiasi" tentang travel bubble atau skema Reciprocal Green Lane (RGL) untuk perjalanan dinas dan bisnis antara kedua negara.

“Penting untuk disoroti bahwa negosiasi ini akan membahas SOP yang bisa disepakati kedua negara. Skema RGL tidak akan segera diimplementasikan.

Baca Juga: Bersebelahan Persis dengan Puput Nastiti Devi, Foto Jadul Veronica Tan Saat Potong Pita Sambil Gendong Bocah Kembali Beredar, Paras Mantan Istri Ahok Kala Itu Langsung Banjir Komentar, Netizen: Muda Amat Padahal Anak 3

“Keputusan untuk menerapkan RGL tergantung pada status Covid-19 di kedua negara pada saat itu dan juga persetujuan dari otoritas kesehatan terkait di kedua negara,” kata Wisma Putra.

Item kelima dalam daftar pembahasan adalah keinginan Malaysia untuk memperoleh pengetahuan terbaik dalam penggunaan vaksin Covid-19, terutama sejak Indonesia telah memulai program peluncuran vaksinasi pada warganya.

Dengan inisiatif berbagi pengetahuan ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada Malaysia saat memulai program vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id, Malay Mail