Find Us On Social Media :

Makin Ketat, Militer Myanmar Blokir Total Facebook, Twitter, Sampai Instagram dari Rakyatnya, Bagaimana Nasib Warganya?

Seorang perempuan di Myanmar bernama Khing Hnin Wai merilis video dalam laman Facebooknya yang menunjukkan bahwa dirinya melakukan aerobik, saat konvoi kendaraan militer berlangsung di belakangnya.

Gridhot.ID - Myanmar kini sedang dalam kondisi darurat.

Berbagai negara sampai menyoroti apa yang terjadi di Myanmar.

Bahkan dikutip Gridhot dari Kompas.com, PBB kini mulai melakukan kontak agar permasalahan segera berakhir.

Namun yang terbaru, Militer Myanmar malah melakukan perluasan pembatasan.

Baca Juga: Tindaklanjuti Intoleransi 'Seragam Sekolah Negeri', Tiga Menteri Ini Langsung Turun Tangan Terbitkan SKB, Nadiem Makarim: Nggak Ada Lagi Sekolah Negeri Wajibkan Seragam Keagamaan!

Dikutip Gridhot dari Kontan, Otoritas militer yang bertanggungjawab atas Myanmar memperluas larangan media sosial menyusul kudeta Senin (1/2), dengan meblokir Twitter dan Instagram

Selain Facebook dan aplikasi terkait, pemerintahan militer Myanmar pada Jumat (5/2) memerintahkan operator komunikasi dan penyedia layanan internet untuk memotong akses ke Twitter dan Instagram.

Melansir Channel News Asia, pemerintahan militer Myanmar dalam pernyataan mengatakan, beberapa orang mencoba menggunakan kedua platform tersebut untuk menyebarkan berita palsu.

Netblocks, yang melacak gangguan dan penutupan media sosial, mengonfirmasi hilangnya layanan Twitter di Myanmar mulai pukul 10 malam. Instagram sudah tunduk pada pembatasan.

Baca Juga: Tak Hanya Modal Cantik dan Paras Menawan, Luna Maya Buktikan Kecerdasannya Mampu Bangun Kerajaan Bisnis yang Buat Dirinya Tajir Melintir, Properti di Bali Bercecer Sampai di Mana-mana

Twitter menyatakan "sangat prihatin" atas perintah pemblokiran layanan internet di Myanmar dan berjanji untuk "mengadvokasi untuk mengakhiri pemblokiran oleh pemerintah yang merusak".

"Itu merusak percakapan publik dan hak orang untuk membuat suara mereka didengar," kata juru bicara Twitter dalam pernyataan Sabtu (6/2), seperti dikutip Channel News Asia.