Orang Tuanya Tewas Dibunuh Meski Sudah Teriak 'Jangan, Anak Saya Banyak', Anak Pedagang Sayur Ini Masih Cari-cari Keberadaan Sang Ibu: Kalau Mau Ngepang Rambut Enggak Bisa ke Mamah Ya?

Sabtu, 13 Februari 2021 | 19:42
kompas

Pelaku pembunuh penjual sayur yang jenazahnya ditemukan warga tergeletak di aliran sungai di Kempung Baru, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (9/2/2021).

GridHot.ID - Sesosok jenazah wanita ditemukan warga tergeletak di aliran sungai di Kempung Baru, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (9/2/2021).

Mayat tersebut diketahui sebagai wanita berinisial M (43) warga Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang yang berprofesi sebagai penjual sayur.

Dilansir dari Kompas.com, sebelum dibunuh, M (43), penjual sayur asal Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, sempat memohon kepada pelaku Ar agar dilepaskan.

Baca Juga: Selundupkan Satu Ton Senjata Serta 20 Agen Rahasia, Israel Benar-benar Niat Bunuh Orang Penting Iran, Begini Akhirnya

Namun, pelaku yang diketahui dalam kondisi mabuk tidak menghiraukan permintaan itu.

Ar kemudian mencekik korban hingga tewas. Setelah itu jenazah korban diperkosa.

"Korban sempat berontak dan berteriak, 'jangan, sudah jangan anak saya banyak'," ujar Kapolres Serang AKBP Mariyono kepada wartawan di Mapolres Serang, Jumat (12/2/2021).

Baca Juga: Ibunya Tewas Karena Serangan Jantung Sementara Kakaknya Bunuh Diri, Naoko Nemoto Hadapi Cobaan Bertubi-tubi Usai Dinikahi Presiden Pertama Indonesia, Ini Sosoknya

Dari pengakuan Ar, dia saat kejadian memang dalam kondisi mabuk karena sebelumnya sempat pesta miras bersama teman-temannya, Selasa (9/2/2021) subuh.

Dalam kondisi mabuk itu tiba-tiba muncul niat Ar untuk memerkosa seorang wanita.

Saat itu korban melintas dengan sepeda motor menuju pasar.

Pelaku yang melihat korban lalu mencegat dan menjatuhkan M ke tanah.

Pelaku kemudian membunuh dengan mencekik korban. Dalam kondisi dipengaruhi alkohol, pelaku memerkosa jenazah korban.

Baca Juga: Terungkap Gara-gara Secangkir Kopi, Pelaku Pembunuhan Dalang Ki Anom Subekti Bikin Putra Korbannya Tak Menyangka: Saya Kenal dengan Dia

Melansir Sripoku.com, bendera kuning terpasang tepat di depan gang yang kurang lebih berukuran 3x8 meter, Kamis (11/2/2021).

Kursi berwarna merah serta tenda terpal dipasang di depan rumah Marsah (43), korban pembunuhan yang tubuhnya ditemukan di di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021).

Di rumah korban yang berada di Kampung Bojong, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, nampak kesedihan masih terlihat menyelimuti keluarga ini.

Baca Juga: 2 Kali Bertamu ke Rumah Ki Anom Subekti, Orang Terdekat Justru Tega Habisi Nyawa Sang Dalang, Anak Korban: Hukum Mati!

Ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.

"Badan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.

Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.

Bahkan dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.

istimewa

Marsah, penjual sayur yang jenazahnya ditemukan warga tergeletak di aliran sungai di Kempung Baru, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (9/2/2021).

"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.

Baca Juga: Masih Polos Tak Berdosa, Nyawa Bayi 9 Bulan Ini Berakhir Tragis di Tangan Ibu Kandungnya, Polisi: Alasannya Gegara Wajah sang Anak Mirip Selingkuhannya

Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.

Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.

Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke Marsah.

Baca Juga: Nyawanya Diancam Pembunuhan, Rekan dr Tirta Ini Bukan Sosok Sembarangan, Gencar Edukasi Soal Dokter Abal-abal

Pada saat akan pergi ke pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya. "Enggak kayak biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Bahkan sampai anaknya bungsunya seringkali menanyakan sosok ibunya tersebut.

"Bangunin mamah, mamah di mana sekarang," ujarnya saat menceritakan pertanyaan si anak bungsunya.

Iapun menjelaskan, bahwa kini ibunya sudah di surga.

"Sedih saya kalau anak bungsunya itu suka nanya, dan berkata nanti kalau mau ngempang rambut lagi enggak bisa ke mamah ya," ujarnya sambil mengusap air mata di pipinya.

Baca Juga: Bebani Pikiran, Dokter Forensik Ngaku Pecahkan Kasus Pembunuhan Berkat Penampakan: Ada Anak Lari-lari, Ternyata Korban Hamil 9 Bulan!

Putri bungsu Marsah memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut ibunya sebelum tidur.

Puput Putriani, menantu dari anak pertama Marsah mengatakan sehari sebelum kejadian suaminya sempat memandangi foto ibunya.

"Cantik ya mah ibu ini, sambil memandangi foto ibu dengan senyuman," ujarnya sambil memeragakannya.

Baca Juga: Injak Kepala Prajurit TNI di Tempat Karaoke, Martisen Tambani Ternyata Bukan Preman Ecek-ecek, Pernah Masuk Penjara Karena Kasus Pembunuhan

Puput pun menjelaskan, sebelum mengantarnya bekerja, suaminya itu berkata.

"Hari ini belum liat ibu, udah ke pasar apa belum ya," ujarnya.

Tidak lama dari itu ada kabar duka, bahwa ibu sudah tidak ada.

"Dikabarin sama saudara pada pukul 05.00 WIB, langsung dibawa ke RSUD setelah itu baru sampe ke rumah sekitar pukul 11.00 WIB."(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Sripoku.com