Jadi Tulang Punggung Keluarga Tanggung Hidup 9 Anaknya, Ibu Ini Luapkan Rasa Bangganya Hadiri Wisuda Sang Putra Meski Cuma Pakai Baju Lusuh dan Tanpa Alas Kaki, Potretnya Bikin Trenyuh

Selasa, 16 Februari 2021 | 19:42
For Serambinews.com

Foto kolase seorang ibu dengan mengenakan pakaian lusuh tanpa alas kaki menghadiri wisuda putranya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT Hafas) Kota Subulussalam, Sabtu (13/2/2021), yang viral di media sosial Facebook.

Gridhot.ID - Wisuda adalah momen diimpikan semua orang.

Tentunya, siapa pun yang wisuda pasti merasa bangga karena perjuangannya selama kuliah berakhir.

Wisuda adalah momen diimpikan semua orang.

Baca Juga: Prajurit TNI Berguguran Satu per Satu, Irjen Paulus Waterpauw Tak Tinggal Diam, Ajak Pemprov dan DPRD Turun Tangan Atasi KKB Papua

Tentunya, siapa pun yang wisuda pasti merasa bangga karena perjuangannya selama kuliah berakhir.

Baru-baru ini di facebook viral foto seorang ibu datangi wisuda anaknya, saat berfoto tertangkap kamera ia tak memakai alas kaki.

Melansir dari Serambinews, ibu mahasiswa viral tersebut merupakan ibunda mahasiswa bernama Marlis.

Baca Juga: Ada Hukum Karma, Ajun Perwira Percaya Jennifer Jill Tak Akan Berani Selingkuh, Sang Pesinetron: Gak Bisa Kebayang Apa yang Akan Aku Lakuin

Marlis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT Hafas) Kota Subulussalam yang resmi menyandang gelar sarjana pendidikan, Sabtu (13/2/2021) lalu.

Dia gigih, meski kehidupan ekonomi keluarganya sangat miskin, semangatnya menyelesaikan studi tak pernah kendur.

Nah, Marlis yang foto ibunya bernama Siti Khamiah (60) berbaju lusuh tanpa alas kaki atau sandal/sepatu menjadi viral di media sosial facebook juga mendapat komentar positif dari kampusnya.

Adalah Pak Kandong Maha, MAP, salah satu dosen di STIT Hafas Subulussalam. Pak Kandong merupakan dosen penguji Marlis saat sidang munaqasah beberapa waktu lalu.

Usai menyelesaikan sidang, Marlis sempat menangis terharu atas keberhasilannya itu. Sebab, ini menjadi loncatan baginya menuju sarjana pendidikan.

Baca Juga: Totalnya Rp 8,7 Miliar, Inilah Rincian Barang Gratifikasi dari Raja Salman untuk Presiden Jokowi, KPK: Telah Diserahkan Kepada Kementerian Keuangan

Marlis menyelesaikan skripsi berjudul Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Perilaku Terpuji Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di Kelas VII MTsS Rundeng.

Di mata para dosen, Marlis terbilang mahasiswa gigih dalam menimba ilmu.

Betapa tidak, tinggal di pedalaman Kota Subulussalam dan ekonominya yang pas-pasan bahkan jauh di bawah sederhana, Marlis tetap berjuang hingga mengikuti wisuda.

Baca Juga: Keluarga Ayu Ting Ting Disebut Jadi Penghambat Jodoh Mantan Adit Jayusman, Paranormal Ki Kusomo: Orang-orang Terdeket Membebani Dalam Hal Apapun

Kini, kisah Marlis menjadi bahasan paling membuat netizen terenyuh dan bersimpati. Para warga net pun mendoakan sang pemuda miskin ini mendapat perhatian dari pemerintah.

“Semoga saudara marlis ini diperhatikan pemko Subulussalam dengan diangkat menjadi guru kontrak,” kata Pak Kandong Maha.

Seperti diberitakan, momen wisuda 39 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT Hafas) Kota Subulussalam, Sabtu (13/2/2021) lalu menyisakan kisah haru.

Adalah sosok seorang ibu dengan pakaian seadanya datang ke wisuda putra berfoto tanpa alas kaki hingga viral di media sosial.

Dengan berpenampilan sederhana tersebut membuat potret ibu dan anak saat wisuda menjadi viral. Wajah lugu sang ibu itu mencerminkan betapa besar rasa cintanya pada sang buah hati.

Baca Juga: Merinding, Hutan Gunung Putri Lokasi Mobil Tersesat Konon Dulunya Tempat Pembuangan Mayat 'Operasi Petrus', Sopir: Saya Dengar Suara Minta Tolong

Berdasarkan penelusuran Serambinews.com, ibu tua tersebut adalah Siti Khamiah (60). Dia datang untuk menghadiri sang buah hati bernama Marlis yang akan menyandang titel Sarjana Pendidikan.

Marlis adalah satu dari sembilan putra-putri Alm. Nasrun Lingga penduduk asal Desa Lae Mate, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.

Nasrun, ayah Marlis berpulang ke rahmatullah sekitar 8 tahun lalu. Sehari-hari, ibu Marlis yang kini menjadi orang tua tunggal berprofesi petani.

Baca Juga: Unggah Rincian Gaji Rapel 4 Bulan Sebesar Rp 700 Ribu di Media Sosial, Guru Honorer Dipecat Lewat Pesan Singkat, Kepala Sekolah: Tak Ada Hubungannya dengan Postingan

Menjadi petani mandiri di desa yang berada di aliran Sungai Souraya bukan hal mudah. Apalagi, lahan pertanian di sana belum terkelola maksimal dan tanpa fasilitas memadai seperti peraian dan lainnya.

Akibatnya, saban tahun orang tua Marlis selalu gagal panen lantaran tanaman palawija miliknya acapkali direndam banjir tahunan di sana.

Salah seorang adik Marlis saat ini menimba ilmu di pesantren Darul Mutaalimin Tanah Merah Aceh Singkil.

Seorang lagi keponakannya dari kakaknya yang juga tidak ada suami karena meninggal dunia tinggal serumah bersama ibu Marlis.

Sang ibu pun kini menjadi orang tua tunggal untuk menanggung biaya hidup mereka. Untuk membantu sang ibu, Marlis pun menjadi guru bakti di SDN di Lae Mata dengan upah seadanya.

Baca Juga: Belum Ada Niatan Minta Maaf ke Ruben Onsu, Komika Ridwan Remin: Itu Konsekuensi Kita Bikin Materi

Namun, terlahir dari keluarga miskin dan sempat belasan tahun menjadi pengungsi akibat konflik bersenjata Aceh, semangat Nek Siti Khamiah menyekolahkan anak-anaknya tak pernah pudar.

Walau kulit dan wajah di tubuh rentanya semakin legam terbakar matahari, ibu tua itu tetap bekerja keras mencari uang guna membiayai kehidupan dan pendidikan anak-anaknya.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Facebook, Serambinews.com