Bak Bumi dan Langit, Negara-negara Miskin Kerja Keras Rebutan Vaksin Covid-19 Demi Rakyatnya, Negara Kaya Malah Timbun Lebih dari 1 Miliar Dosis

Sabtu, 20 Februari 2021 | 05:25
Surya/Ahmad Zaimul Haq

Petugas melakukan distribusi vaksin Covid-19 tahap I untuk Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo) dari gudang penyimpanan di Dinkes Jatim, Rabu (13/1/2021)

Gridhot.ID - Vaksin Covid-19 memang sudah sangat dibutuhkan dunia saat ini.

Pasalnya vaksin tersebut setidaknya bisa mengembalikan aktivitas masyarakat kembali ke masa normal.

Bahkan di Indonesia sendiri vaksin Covid-19 wajib bagi rakyat yang sudah dipilih negara.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, melali Perpres terbaru Jokowi, negara bisa memberi sanksi bagi para penolak vaksin covid-19.

Baca Juga: Bagai Disembunyikan Negara, Istri Kim Jong Un Tiba-tiba Kembali Muncul Setelah Setahun Hilang Tak Berbekas, Intel Korea Selatan: Tampak Melahirkan...

Indonesia memang jadi salah satu negara yang beruntung mendapatkan jatah vaksin untuk rakyatnya.

Namun kenyataannya masih banyak negara yang berebutan dalam pencarian vaksin covid-19.

Laporan yang ditulis oleh aktivis anti-kemiskinan yang dirilis pada hari Jumat (19/2/2021) menunjukkan, negara-negara kaya akan memiliki lebih dari satu miliar dosis vaksin Covid-19 daripada yang mereka butuhkan.

Dikutip Gridhot dari Kontan, hal tersebut akan membuat negara-negara miskin berebut untuk mendapatkan sisa pasokan vaksin saat dunia berusaha untuk mengekang penyebaran pandemi virus corona.

Baca Juga: Siap Jadi yang Terkuat di Era Perang Modern, TNI Borong Alutsista Terbaik Pilihan untuk Besarkan Otot Prajurit Garuda Indonesia, Puluhan Rafale Sampai F-15 EX Ada di Daftar Belanjaan

Reuters memberitakan, dalam analisis kesepakatan pasokan vaksin Covid-19 saat ini, ONE Campaign mengatakan negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat dan Inggris, harus berbagi kelebihan dosis vaksin mereka untuk "meningkatkan" respons global sepenuhnya terhadap pandemi.

Kelompok advokasi, yang berkampanye melawan kemiskinan dan penyakit yang dapat dicegah, mengatakan kegagalan untuk melakukan hal tersebut akan menjauhkan miliaran orang dari perlindungan virus penyebab Covid-19. Kemungkinan hal ini akan memperpanjang pandemi.

Laporan tersebut secara khusus melihat kontrak dengan lima produsen vaksin Covid-19 terkemuka yakni Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Novavax.

Melansir Reuters, laporan tersebut menemukan bahwa hingga saat ini, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang telah mendapatkan lebih dari 3 miliar dosis - satu miliar lebih banyak dari 2,06 miliar yang dibutuhkan untuk memberikan dua dosis kepada seluruh populasi.

Baca Juga: Breaking News: Facebook dan Whatsapp Web Down Hingga Sulit Diakses, Netizen Tebar Keluh Kesah di Twitter

"Kelebihan besar ini adalah perwujudan nasionalisme vaksin," kata Jenny Ottenhoff, direktur senior kebijakan ONE Campaign seperti yang dilansir Reuters.

Analisis tersebut menemukan bahwa, bersama dengan pasokan vaksin Covid-19 lainnya yang diperoleh melalui rencana pembagian vaksin global Covax dan dalam kesepakatan bilateral, kelebihan dosis negara kaya akan sangat membantu melindungi orang-orang yang rentan di negara-negara miskin.

Ini secara signifikan akan mengurangi risiko kematian akibat Covid-19, katanya, serta membatasi kemungkinan munculnya varian virus baru dan mempercepat diakhirinya pandemi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis mendesak negara-negara dengan vaksin untuk tidak membagikannya secara sepihak, melainkan menyumbangkannya lewat skema Covax global untuk memastikan keadilan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan