GridHot.ID - Meski hati hancur, pundak seorang wanita tetap harus kokoh untuk memikul beban.
Hal ini lah yang tampaknya dirasakan oleh seorang ibu di Makassar, Sulawesi Selatan.
Melansir TribunJabar.id, sebuah kisah ketegaran seorang ibu viral di media sosial baru-baru ini.
Dalam kisah yang diceritakan lewat sebuah video, seorang anak menceritakan ibunya yang berjuang membesarkan keempat anak sendirian.
Sang ibu harus berjuang menjadi orang tua tunggal karena sang suami memilih pergi bersama perempuan lain alias pelakor.
Mengutip TribunStyle.com, kisah tersebut diketahui dari unggahan akun TikTok @abang_sann, Jumat (19/2/2021).
Video itu diunggah oleh sang anak, Abang San (21) dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam video itu, San dan saudaranya yang lain sedang merayakan ulang tahun ibunya.
Berikut keterangan dalam video viral itu:
"Ibuku harus berjuang sendiri membesarkan 4 anaknya karena pelakor.
Jadi pada tahun 2009 ayah aku lebih memilih pelakor daripada keluarganya.
Dari situlah ibuku harus menjadi single parents buat kami sampai sekarang.
Dan dia tetap tersenyum walaupun sebenarnya dia lagi banyak beban.
Sehat-sehat terus ibu biar kami bisa membalas semua jasamu," tulisnya.
Saat dihubungi, San membagikan cerita lengkap di balik unggahannya.
Ia membenarkan, videonya direkam di momen ulang tahun ibunya pada Oktober 2020 lalu.
"Ada kami keempat anaknya, dan itu direkam bulan Oktober saat ibu saya sedang berulang tahun," ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (23/2/2021).
San berujar, ayahnya sempat selingkuh dengan perempuan lain sebelum bercerai dengan ibunya.
Setelah pisah rumah pada 2009, orang tuanya resmi bercerai pada 2011 silam.
"Sebelum resmi bercerai, ibu saya diselingkuhi sama ayah saya," katanya.
"Ayah saya lebih memilih si pelakor," papar pemuda tersebut.
San menyebut, perjungan ibunya sangat luar biasa dalam membesarkan keempat anaknya.
"Untuk perjuangan ibu saya membesarkan kami itu sangat luar biasa," ungkapnya.
"Alhamdulillah keluarga dari ibu saya membantu untuk menjaga kami dan membesarkan kami," imbuh dia. (*)