Laporan Wartawan GridHot.ID, Septia Gendis Pangestu
GridHot.ID - Nama Arya Saloka kian melejit setelah membintangi sinetron Ikatan Cinta.
Perannya sebagai Aldebaran di sinetron tersebut membuat banyak kaum hawa terpana.
Banyak yang menggandrungi bakat akting Arya Saloka tersebut.
Apalagi Arya Saloka dan lawan mainnya, Amanda Manopo sebagai Andin selalu bisa membuat para penonton baper.
Amanda Manopo yang didapuk sebagai Andin juga tak luput dari panatauan penggemar.
Bahkan sinetron yang bisa dibilang belum lama ini, kini menjadi sinetron favorit kaum hawa dan emak-emak di Tanah Air.
Berkat melejitnya sinetron tersebut, dikabarkan Arya Saloka juga menerima bayaran yang cukup fantastis.
Namun saat ditanya untuk apakah uang sebanyak itu, Arya Saloka justru kebingungan.
"Saya gak tahu apakah ini berkah apa enggak," ujar Arya dikutip GridHot.ID dari kanal Youtube STARPRO Indonesia, Kamis (4/3/2021).
Arya Saloka mengaku bingung dengan uang yang ia dapatkan, apakah uang tersebut rejeki ataukah ujian.
"Ya namanya dunia, intinya tu saya masih belum tahu, ini rejeki yang diberikan apa ujian yang diberikan."
"Saya mencoba untuk menjalaninya aja."
Suami Putri Anne iki mengaju tak terlalu memusingkan barang-barang yang ia pakai.
Menurutnya ia tidak terlalu mementingkan merek dari barang yang ia kenakan.
"Saya itu gak kenal merek, baru kenal merk karena dikasih tahu orang."
Bukannya uangnya digunakan untuk membeli barang-barang mahal, Arya Saloka justru mengaku hanya untuk membeli makanan, karena ia sangat hobi makan.
"Hobi saya makan sih, ya paling buat makan."
Tidak terlalu mengikuti gaya hidup orang yang ada disekitarnya, Arya Saloka lebih mementingkan kebutuhan dari pada keinginannya.
Ia juga tidak begitu menyukai belanja, Arya lebih memilih untuk menabung uang hasil kerja kerasnya tersebut.
"Kalo saya gak pernah beli-beli kaya begitu sih, kalo suka yaudah beli."
"Ditabung aja uangnya, saya orangnya gak suka belanja sih."
Meski kini sedang berada di puncak popularitas, namun Arya Saloka tidak berubah menjadi orang yang sombong, ia tetap rendah hati seperti biasanya.
"Ya emang dari dulu biasa aja, gak ada rasa jumawa."
"Ya karena memang gak pernah mengharapkan seperti ini, gak pernah mimpi seperti ini."
(*)