Sebut Dirinya Korban dari Segala Hujatan Masyarakat, Djoko Tjandra Lempar Rangkaian Kata Sindiran di Hadapan Hakim: Orang Bijaksana Buat Keputusan Sendiri, Orang Bodoh Mengikuti Opini Publik!

Senin, 15 Maret 2021 | 17:25
Tribunnews/Irwan Rismawan

Terdakwa kasus cessie Bank Bali, Djoko Tjandra saat sidang lanjutan kasus dugaan suap dan gratifikasi pengurusan fatwa MA dengan terdakwa Jaksa Pinangki di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2020).

Gridhot.ID - Kasus Djoko Tjandra kini masih terus menjalani persidangan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, Djoko Tjandra sebelumnya dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi berupa suap kepada pejabat penyelenggara negara.

Kini Djoko Tjandra terus berusaha mengungkapkan pembelaannya di pengadilan.

Baca Juga: Terlihat Kompak Saat Lamaran Aurel dan Atta Halilintar, Ashanty Justru Terekam 'Debat' dengan Krisdayanti Gara-gara Minta Hal Ini, Netizen: Bunda Berbesar Hati

Terbaru, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra menganggap dirinya korban vonis opini perorangan atau opini publik, bahkan sebelum perkara dugaan suap penghapusan red notice bergulir di Pengadilan Tipikor Jakarta.

"Jauh sebelum perkara ini disidangkan, saya telah dijatuhi vonis oleh opini orang perorangan yang diklaim sebagai opini publik," kata Djoko Tjandra, saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (15/3/2021).

Dikutip Gridhot dari Warta Kota, Ia mengaku banyak pihak yang tidak pernah ikut proses persidangan, tapi malah menghakimi dengan meminta majelis hakim menghukum berat, bahkan seumur hidup.

Baca Juga: Pajang Foto Via Vallen Pakai Jersey Hitam dan Kutip Lirik Sang Pedangdut, Unggahan Akun Resmi Manchester United Menarik Mata Dunia: Market Indonesia Langsung Bergejolak!

Djoko Tjandra kemudian menanggapi opini tersebut hanya didasari pada nafsu belaka yang senang melihat orang lain menderita, dengan mengabaikan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan.

"Ada yang tidak pernah mengikuti persidangan ini dari hari ke hari, tetapi lewat apa yang disebut sebagai opini publik, meminta majelis hakim untuk menghukum saya seberat-seberatnya, bahkan menghukum saya seumur hidup."

"Apa dasarnya? Tidak lebih daripada prasangka dan nafsu untuk menghukum orang lain serta kesenangan melihat orang lain menderita," tuturnya.

Baca Juga: Siang-siang Nongkrong di Warung Kopi, Anies Baswedan Tak Dikenali Petugas Bea Cukai: Wajahnya Mirip Pak Anies Ya, Kerja Dimana?

Sambil mengutip kata-kata seorang wartawan dan penulis Amerika Serikat di abad 20, Henry Grantland Rice, Djoko Tjandra mengatakan mereka yang membuat keputusan sendiri adalah orang bijak, sedangkan orang bodoh hanya mengikuti opini yang berkembang di publik.

"Orang bijaksana membuat keputusan-keputusan sendiri, sedangkan orang bodoh mengikuti opini publik," ucap Djoko Tjandra.

Atas dasar itu, dia yakin majelis hakim adalah kumpulan orang bijak yang akan memeriksa dan mengadili serta membuat keputusannya sendiri berdasarkan fakta, tanpa bisa dipengaruhi oleh opini publik yang sifatnya subjektif atau prasangka.

Baca Juga: Berhasil Tendang Halimah dari Keluarga Cendana, Mayangsari Kini Terang-terangan Sebut Selingkuh Itu Wajar, Istri Bambang Trihatmodjo: Penting Nggak Pakai Sengaja

"Saya percaya dan meyakini bahwa Majelis Hakim Yang Mulia adalah orang-orang bijaksana yang akan memeriksa, mengadili, dan membuat keputusan sendiri berdasarkan kebenaran fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan ini."

"Dan sama sekali tidak dipengaruhi oleh opini-opini publik," ucapnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Warta Kota