Pukuli Perempuan yang Dihamilinya Tanpa Dinikah, Oknum Kades di Pekalongan Disebut Beri Ancaman Santet hingga Bunuh Korban: Rambut Saya Botak Dijambak, Mulut Berdarah Kena Pukul

Jumat, 26 Maret 2021 | 05:13
tribunjateng

NA (27) warga Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang menggunakan sweater berwarna hitam, bersama ayahnya membuat laporan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pekalongan, Rabu (24/3/2021)

GridHot.ID - Seorang wanita di Pekalongan mengaku mendapat tindakan tak menyenangkan dari seorang oknum kepala desa.

Melansir Tribunnews.com, wanita berinisial NA (27) itu Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pekalongan, Rabu (24/3/2021) siang.

Warga Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, itu mengaku dihamili seorang pria yang kini menjabat kepala desa.

Baca Juga: Ngaku Dihamili Vicky Prasetyo, Seorang Artis Wanita Tiba-tiba Datangi Suami Kalina Ocktaranny Sambil Gendong Bayi: Nih Anak Lu...

Saat ini usia kandungannya sudah memasuki 11 pekan.

Bukannya kasih sayang yang didapat, dia malah mendapat perlakuan kasar dari oknum pak kades.

Tak betah dianiaya oleh calon bapak dari anaknya, NA melaporkan yang dialaminya ke polisi.

Ia mengadukan salah satu kepala desa, di Kecamatan Paninggaran yang dituding telah menghamili dan ingkar menikahinya.

Baca Juga: Karirnya Hancur Seketika, Inilah Sosok Biduan Dangdut Lokal yang Hampir Pernah Buat Berantakan Rumah Tangga Inul, Ngaku Dihamili Adam Suseno hingga Nantang Tes DNA

Dilansir dari TribunJateng.com, NA (27) warga Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang menggunakan sweater berwarna hitam, bersama ayahnya dan ditemani adiknya berjalan ke ruang SPKT Polres Pekalongan, untuk membuat laporan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pekalongan, Rabu (24/3/2021).

Ia mengadukan salah satu kepala desa di Kecamatan Paninggaran yang dituding telah menghamili dan ingkar menikahinya.

NA keluar dari ruang SPKT didampingi ayahnya yang bernama Wawang Adi Dahono.

Berjalan perlahan dengan kepala menunduk.

Ia mengenakan kerudung dan masker. Membuat keselurahan wajahnya tak terlihat.

Dari ruang SPKT NA masuk ruang Unit PPA.

Masih didampingi ayahnya. Kali ini adik perempuannya juga ikut masuk. Mereka bertiga duduk di ruang tunggu.

Baca Juga: Hubungan Asmaranya Cuma Jalan 6 Bulan, Mahasiswi Ini Nekat Bunuh Selebgram Makassar dengan Alasan Dihamili, Berikut Profil dan Motif Pelaku

Ayah dan adik perempuannya tampak sesekali mengelus pundak NA.

Ia masih terus menunduk. Selang beberapa waktu, NA meminum obat.

Tak berselang lama, petugas memanggil NA masuk untuk masuk ke ruang pemeriksaan Unit PPA sekitar pukul 10.17 WIB. Beberapa menit setelahnya, petugas juga memanggil ayah NA untuk masuk.

Pukul 11.28 WIB, mereka keluar dari ruangan itu. Lalu duduk kembali di ruang tunggu.

Baca Juga: Minta Dijaga Setelah Dihamili Pacarnya yang Tak Bertanggung Jawab, Mantan Istri Chef Juna Ternyata Bukan Wanita Sembarangan, Kerja di Rumah Sakit Kanker Terbaik Dunia dengan Jabatan Super Penting

"Rasanya campur aduk.

Saya deg-degan, sedih, kecewa, kalut, panik, dan takut."

"Tadi malah sempat mau muntah dan pingsan. Habis itu saya minum obat," kata NA saat dihubungi Tribunjateng.com, malam.

NA menceritakan, dirinya tak bisa membayangkan apabila tak minum obat saat itu.

Selain perasaannya sedang tak karuan dan tertekan, kondisi badannya sedang kurang sehat.

"Kalau tidak minum obat, mungkin tidak bisa sekuat tadi.

Saya tertekan karena ingat kerap mendapat ancaman dari pihak sana," ucapnya.

Perasaan makin tak karuan, kata NA, makin terasa ketika memasuki ruang pemeriksaan Unit PPA.

Baca Juga: Askara Parasady Tak Akan Bisa Berkutik Lagi, Perangai Buruk Suami Nindy Ayunda Dikuliti Satu-persatu Oleh Polisi, Istrinya Sendiri Dibanting Setelah Dipukul Sampai Babak Belur

"Isi hati dan pikiran makin campur aduk di dalam ruang itu.

Membayangkan apa yang sudah saya alami," imbuhnya.

Ia mengatakan, usai menerima kekerasan sebenarnya ia memiliki niat untuk visum.

Namun, kata dia, perasaan takut terlalu kuat. Niat itu terpaksa ia urungkan.

Baca Juga: Detik-detik Petugas Ambulan Dipukul Keluarga Gara-gara Jenazah Covid-19 Tertukar Terbongkar, Korban Sampai Pingsan Dihajar di Tempat, Keamanan Hanya Bisa Diam Tak Berkutik

"Sebenarnya saya sampai berdarah dan sakit. Tapi, itu semua saya sembunyikan dari keluarga."

"Seolah-olah saya baik-baik saja. Ya, apa lagi kalau bukan karena takut," kata NA.

Dirinya menyebutkan, saat itu luka ada di beberapa bagian tubuhnya.

Di antaranya di paha, kaki, dada, kepala, dan jidat.

"Pernah sampai rambut saya botak sebagian karena dijambak. Bahkan mulut sampai berdarah kena pukul.

Karena kan saya pakai kawat gigi, jadi mudah berdarah kalau dipukul," ujarnya.

Selain melaporkan kasus atas dihamili kades, ia juga melaporkan atas ancaman dan kekerasan yang dialaminya.

Baca Juga: Dikeroyok hingga Dipukul dan Ditendangi, Aksi Bullying Siswi SMP di Alun-alun Gresik Buat Tim Polisi Cyber Turun Tangan: Pelakunya 7 Bocah Dibawah Umur

Tidak hanya itu, dirinya juga mempunyai bukti-bukti ancaman dalam bentuk rekaman suara dan screenshot chat kades tersebut.

"Kehamilan saya berusia 11 minggu, saya dihamili di bawah ancaman.

Ancamannya dalam bentuk perkataan melalui WhatsApp, telfon, atau ngomong secara langsung," imbuhnya

Na juga mengungkapkan, dirinya juga diancam mau dibunuh, disantet, dan dibikin sengsara seumur hidup.

Baca Juga: Dipukul dan Dicekik 2 Wanita Saat Tegakkan PSBB, Lurah Cipete Utara Malah Prihatin ke Pelaku: Sebenernya Kasihan Juga Ya

"Saya kenal dengan kades sejak tahun 2015, sejak pertama kenal hingga sekarang saya sering menerima kekerasan fisik seperti dipukul, ditendang, dijambak, bahkan diludahi," ungkapnya.

Ia berharap dengan laporan ke Polres Pekalongan ada keadilan untuk dirinya.

"Kata pak polisi yang memeriksa tadi, kasus ini akan segera diproses," harapannya. (*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribunnews.com, TribunJateng.com