GridHot.ID - Belum ada seminggu, terjadi 2 kali penyerangan yang diduga berasal dari teroris.
Penyerangan pertama merupakan bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi.
Sementara itu, kejadian yang kedua merupakan peristiwa penyerangan area Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru pada Rabu (31/3/2021) sore.
Melansir TribunJateng.com, polisi menemukan surat wasiat di kediaman terduga teroris Zakiah Aini (25).
Wanita 25 tahun itu tewas dilumpuhkan polisi setelah sempat melakukan penembakan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore.
Tidak lama setelah penemuan surat tersebut, di media sosial beredar isi dari surat wasiat Zakiah Aini.
Uniknya pesan yang disampaikan hampir sama dengan surat wasiat pelaku bom Makassar.
Dilansir GridHot dari TribunJakarta.com, meski disebut sama, namun terungkap adanya perbedaan wasiat penyerang Mabes Polri dan pelaku bom Makssar meski sama-sama meminta keluarga menjauhi riba.
Untuk diketahui, polisi menembak seorang terduga teroris ZA (26) yang memaksa masuk ke dalam area Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sekitar pukul 16.30 WIB.
Baca Juga: Terduga Teroris Berjenis Kelamin Wanita yang Melancarkan Aksi di Mabes Polri Masih Berstatus Pelajar
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo nenjelaskan, ZA ternyata lone wolf dan berideologi ISIS.
"Dari hasil profiling yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf berideologi radikal ISIS," ucap Listyo.
Menurut mantan ajudan Presiden Joko Widodo ini, ZA berideologi ISIS dibuktikan dengan postingannya di sosial media.
"Kita temukan saat penggeledahan di rumahnya surat wasiat dan ada kata-kata di Whatsapp grup keluarga bahwa yang bersangkutan pamit," ungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu malam.
Selanjutnya, dari hasil penggeledahan pihak kepolisian di kediaman ZA, pihak kepolisiam membawa secarik kertas yang diduga merupakan surat wasiat yang ditinggalkan oleh ZA.
Surat wasiat tersebut diketahui terdiri dari dua lembar kertas.
Dari surat wasiat tersebut , ZA memberikan pesan untuk keluarganya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wasiat kepada orang yang saya cintai karena Allah," tulis ZA di awal surat.
Sebanyak dua lembar, ZA lebih banyak mengucapkan kata-kata maaf dan ungkapan hatinya untuk saudara, ayah dan ibunya.
Kepada ibunya, ZA meminta maaf dan meminta ibunya untuk berhenti bekerja.
"Wahai mamaku, maafin Zakiah yang belum pernah membalas pemberian keluarga mama," lanjut surat tersebut.
"Pesan berikutnya agar mama berhenti bekerja menjadi dawis yang membantu kepentingan pemerintah thaguk," lanjutnya.
Sementara untuk ayahnya, ZA mengingatkankan sang ayah untuk rajin beribadah.
"Ayah jangan lupa senantiasa beribadah kepada Allah SWT, dan jangan tinggalkan sholat. Semoga Allah kumpulkan kembali keluarga di surga. Untuk bp jangan tinggalkan ibadah shalat 5 waktu, maafin ya mba, pa kalau ada salah lisan dan lainnya jaga mama, ayah, dede baik-baik," ungkapnya.
Sementara untuk kedua kakaknya, ZA menitipkan ibunya untuk selalu dijaga.
"Pesan berikutnya untuk kaka agar di rumah Cibubur jaga dede dan mama, ibadah kepada Allah dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, dan memakai hijab kak,"
"Allah yang akan menjamin rizki kak. Maaf ya kak, Zakiah tidak bisa membalas semua pemberian kaka.Untuk mba Leli agar memperhatikan mama, jaga mama ya mba," jelasnya.
Selanjutnya ia memberikan pesan agar seluruh keluarganya berhenti berhubungan dengan bank keliling lantaran riba.
"Mama, sekali lagi Zakiah minta maaf, Zakiah sayang banget sama mama. Tapi Allah lebih menyayangi hambaNya. Makanya Zakiah tempuh jalan ini bagaimana jalan Nabi/Rasul Allah untuk selamatkan Zakiah dan dengan izin Allah bisa memberikan syafaat untuk mama dan keluarga di akhirat,"
"Pesan Zakiah untuk mama dan keluarga, berhenti berhubungan dengan Bank (kartu kredit) karena itu riba dan tidak diberkahi Allah," tulis ZA pada surat.
Sementara itu, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Lukman (26) ternyata meninggalkan surat wasiat.
Surat wasiat tersebut ditulis tangan di atas selembar kertas putih.
Dikutip TribunJakarta.com dari Tribun Timur surat wasiat itu ditemukan setelah Tim Gegana Brimob Polda Sulsel dan Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah Lukman, Jl Tinumbu I Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3/2021).
Pantauan TribunJakarta.com di surat wasiat tersebut, Lukman meminta sang ibu untuk tak memakai uang dari bank.
Namun mulanya Lukman mengucapkan permintaan maaf kepada sang ibu.
"Wahai ummyku minta maaf kalau ada salah baik perilaku maupun lisanku," tulis Lukman.
Ibu pelaku ledakan bom di Gereja Katedral Makassar itu diketahui merupakan single parent.
Sejak berusia 5 tahun, Lukman sudah ditinggal mati oleh ayahnya.
Di dalam surat tersebut, Lukman kemudian meminta sang ibu untuk berhenti memakai uang dari bank.
Pasalnya menurut Lukman hal tersebut merupakan perbuatan tak baik.
"Satu ji pesanku buat kita ummy, berhenti ambil uang bank
Karena uang bank itu riba dan tidak diberkahi," tulis Lukman.
Warga Kasihan dengan Ibu Pelaku Bom Bunuh Diri
Kisah hidup pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Lukman (26) dibeberkan Ketua RW di tempat tinggalnya, Hamka.
Hal tersebut disampaikan Hamka kepada wartawan TribunTimur, Senin (29/3/2021).
Ketua RW 1 Jl Tinumbu I, Keluharan Bungaejayya, Kecamatan Bontoala, itu mengatakan Lukman, merupakan anak yang penyabar.
Ia merupakan anak sulung dari dua bersaudara.
Dari kecil pelaku bom di Gereja Katedral Makassar itu telah ditinggal mati oleh ayahnya.
"Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka, Senin (29/3/2021).
Ibunda Lukman seorang diri berjuang membesarkan kedua anaknya, dengan membuka sebuah warung kelontong.
Dengan hasil keringatnya, ia kemudian berhasil memasukkan Lukman ke sebuah universitas.
Namun siapa sangka, seolah melupakan jasa sang ibu, Lukman tiba-tiba memilih berhenti kuliah.
"Dia kuliah dekat sini, saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti, bahkan saya kasihan sama ibunya, karena tidak mau dilarang," jelasnya.
Hari demi hari, sikap dan sifat Lukman mulai berubah.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya.
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah dengan seorang wanita berinisial, YSF.
"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah," katanya.
Tak ingat surga ada di telapak kaki ibu, Lukman sering kali menegur keras ibunya, jika melakukan ritual adat, seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barazanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Lanjutnya, perselisihan Lukman dan ibunya berakhir, saat Lukman dan istrinya memilih meninggalkan rumah.
Lukman tega meninggalkan ibu dan adik perempuannya demi wanita yang baru ia kenal.
"Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digrebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.
Ia mengaku, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman.
"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja, ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, disitu kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.
Atas kejadian ini, pihak RT dan RW pun telah mengimbau kepada masyarakat sekitar, untuk menjaga pergaulan anaknya dengan ketat.
"Kami sudah minta warga untuk terus mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang sama," ujarnya.
Ia mengaku, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian ini, bahkan ia merasa iba dengan ibu dan adik Lukman. (*)