GridHot.ID - Bisa mengantar Gubernur Papua, Lukas Enembe, tentu menyisakan cerita tersendiri bagi tukang ojek satu ini.
Bagaimana tidak?
Melansir TribunPalu.com, seorang tukang ojek tidak mengetahui telah mengantarkan Lukas Enembe ke Papua Nugini melalui jalan tikus atau jalan ilegal.
Saat itu, ia bersama satu rekannya mengantarkan tiga orang penumpang ke Papua Nugini melalui jalan ilegal.
Namun, ia tentu tak menyangka jika orang yang diantarnya adalah Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Dilansir dari Kompas TV, usai masuk ke Papua Nugini melalui jalan tikus, Gubernur Papua Lukas Enembe dikabarkan dideportasi dari Papua Nugini (PNG).
Meski begitu, ternyata ada yang mendapat berkah terhadap insiden tersebut.
Tak lain adalah seorang tukang ojek yang diketahui mengantarkan rombongan Lukas Enembe masuk ke negara tersebut melalui jalur tradisional atau jalan ‘tikus’.
Hendrik (bukan nama sebenarnya), yang merupakan tukang ojek tersebut mengaku awalnya tak tahu penumpang yang dibawanya melewati jalur tikus menuju Papua Nugini Rabu (31/3/2021) siang itu adalah Gubernur Papua Lukas Enembe.
Hendrik yang selesai mengantar penumpang ke perbatasan, dipanggil oleh seorang pria yang belakangan diketahui sebagai kerabat Gubernur Papua tersebut berinisial HA.
Si kerabat Lukas Enembe ini meminta dirinya mengantar rombongan berjumlah tiga orang ke perbatasan Papua Nugini. Selain HA, salah satu anggota rombongan itu adalah Lukas Enembe.
"Ada tiga orang, sebelum antar, sempat ketiganya jalan kaki yang kemudian saya antar padahal sudah mau dekat dengan tujuan mereka masuk ke PNG," kata Hendrik di Jayapura, Jumat (2/4/2021).
Tak berpikir lama, Hendrik menyanggupi permintaan itu. Karena rombongan cukup banyak maka Hendrik memanggil salah satu rekannya untuk membawa rombongan tersebut.
Hendrik membawa Lukas Enembe dan HA. Sementara temannya membonceng EW, salah satu kerabat Lukas yang berjenis kelamin perempuan.
Melansir Kompas.com, Jumat (2/4/2021), Hendrik mengaku mendapat bayaran sebesar Rp100.000 setelah mengantar rombongan itu.
"Saya dikasih Rp100.000 padahal biasanya sekali angkut penumpang hanya dua Kina (mata uang PNG) kalau dirupiahkan hanya Rp7.000, Namun pada akhirnya saya terima dan berbagi dengan teman," kata Hendrik.
Tiba di pangkalan ojek, Hendrik masih tak menyadari penumpang yang dibawanya adalah Lukas Enembe.
"Waktu sampai di pangkalan ojek, teman saya bilang, 'Enembe kah?', saya kurang tahu," kata dia menirukan percakapan saat itu.
Hendrik menambahkan, kecurigaan itu membuat salah satu rekan pengemudi ojek melapor ke Pos Satgas 131 hingga akhirnya terbongkarlah keberadaan Lukas Enembe.
Sebagaimana diberitakan KompasTV sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe pergi ke Papua Nugini melalui jalan tikus.
Setelah dua hari berada di Vanimo, PNG, Gubernur Papua Lukas Enembe bersama HA dan EW dideportasi karena dianggap tinggal secara ilegal.
Lalu pada siang tadi, didampingi Konsulat RI untuk Vanimo Allen Simarmata, Lukas Enembe beserta dua kerabatnya melintas kembali ke Indonesia melalui PLBN Skouw, Kota Jayapura.
Lukas sempat diperiksa di PLBN Skouw sebelum meninggalkan lokasi tersebut. Selama berada di PLBN Skouw, Lukas didampingi Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai. (*)