Gridhot.ID - Sudah setahun lebih dunia terjangkit Virus Covid-19.
pandemi virus ini pun hingga kini masih belum nampak berkurang secara signifikan.
Bahkan, beberapa negara sudah merasa kualahan dengan pandemi ini.
Dikabarkan dari Intisari-Online sebelumnya, WHO telah memastikan bahwa virus corona mengalami mutasi yang sangat cepat.
Salah satu negara yang menjadi korban virus corona baru adalah Kamboja.
Kasus virus corona baru yang menyebar telah menempatkan Kamboja "di ambang kematian".
Dilansir dari Kontan.co.id, Perdana Menteri Hun Sen memperingatkan, ketika negara itu memberlakukan penguncian di ibu kota Phnom Penh dan kota terdekat.
Kamboja mengalami lonjakan kasus virus corona sejak Februari lalu, ketika wabah pertama kali terdeteksi di antara komunitas ekspatriat China.
Pihak berwenang mengatakan pekan lalu, rumahsakit di Phnom Penh kehabisan tempat tidur dan mereka telah mengubah sekolah dan gedung resepsi pernikahan menjadi pusat perawatan.
Sementara Hun Sen mengancam pelanggar karantina dengan hukuman penjara.
Phnom Penh dan kota yang berdekatan, Ta Khmau, pada Rabu (14 April) malam dikunci selama dua minggu untuk mengekang penyebaran virus corona, secara efektif menghentikan pergerakan lebih dari dua juta orang.
"Tolong masyarakat Kamboja, bergabunglah dengan upaya untuk mengakhiri peristiwa berbahaya ini," kata Hun Sen dalam pidato yang direkam dan disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu malam, seperti dikutip Channel News Asia.
"Kita sudah di ambang kematian," tegasnya. "Jika kita tidak bergandengan tangan, kita akan menuju kematian yang nyata".
Phnom Penh dan Ta Khmau dikunci
Total infeksi terbaru yang pihak berwenang umumkan melebihi 4.800 kasus.
Tetapi, Perdana Menteri Kamboja mengatakan pada Rabu, 300 kasus tambahan telah terdeteksi.
Penduduk Phnom Penh dan Ta Khmau dilarang meninggalkan rumah mereka selama dua minggu, kecuali pergi ke rumahsakit atau membeli obat.
Hanya dua anggota rumahtangga yang diizinkan keluar untuk membeli makanan.
Pada Kamis (15 April) pagi, polisi memblokir pengendara agar tidak melewati pos pemeriksaan yang didirikan di perbatasan antara dua kota, dengan penduduk menunjukkan kartu identitas mereka yang berharap bisa lewat.
Blokade juga didirikan di sekitar Norodom Boulevard di kawasan Monumen Kemerdekaan yang ikonik untuk mencegah orang bepergian.
Sebelum wabah komunitas terdeteksi pada Februari lalu, kasus virus corona di Kamboja relatif lebih rendah dibandung tetangga satu kawasan.
Tapi para ahli telah memperingatkan, itu karena kurangnya tes virus yang meluas.(*)