Mutasi Virus Corona Baru Porak-porandakan Kamboja, PM Hun Sen Ngaku Kualahan hingga Kembali Lakukan Lockdown: Kita Sudah di Ambang Kematian!

Jumat, 16 April 2021 | 17:25
BBC World

Perdana Mentri Kamboja, Hun Sen, tidak tolak vaksin Covid-19 Sinovac, China.

Gridhot.ID - Sudah setahun lebih dunia terjangkit Virus Covid-19.

pandemi virus ini pun hingga kini masih belum nampak berkurang secara signifikan.

Bahkan, beberapa negara sudah merasa kualahan dengan pandemi ini.

Baca Juga: Dihajar Cicilan Rumah Rp 24 Juta Per Bulan Sampai Harus Ngutang untuk Bayar Lahiran Nadya Mustika, Rizky DA Masih Sempat-sempatnya Minta Tes DNA Anaknya: Bingung Ya Kadang Ini Gimana...

Dikabarkan dari Intisari-Online sebelumnya, WHO telah memastikan bahwa virus corona mengalami mutasi yang sangat cepat.

Salah satu negara yang menjadi korban virus corona baru adalah Kamboja.

Kasus virus corona baru yang menyebar telah menempatkan Kamboja "di ambang kematian".

Baca Juga: Hubungan Ayu Ting Ting dan Raffi Ahmad Ternyata Bukan Hanya Gosip Semata, Nagita Slavina Terang-terangan Ungkap Borok Suaminya dengan Sang Pedangdut: di Apartemen

Dilansir dari Kontan.co.id, Perdana Menteri Hun Sen memperingatkan, ketika negara itu memberlakukan penguncian di ibu kota Phnom Penh dan kota terdekat.

Kamboja mengalami lonjakan kasus virus corona sejak Februari lalu, ketika wabah pertama kali terdeteksi di antara komunitas ekspatriat China.

Pihak berwenang mengatakan pekan lalu, rumahsakit di Phnom Penh kehabisan tempat tidur dan mereka telah mengubah sekolah dan gedung resepsi pernikahan menjadi pusat perawatan.

Sementara Hun Sen mengancam pelanggar karantina dengan hukuman penjara.

Phnom Penh dan kota yang berdekatan, Ta Khmau, pada Rabu (14 April) malam dikunci selama dua minggu untuk mengekang penyebaran virus corona, secara efektif menghentikan pergerakan lebih dari dua juta orang.

Baca Juga: Terus Latihan Nyanyi Meski Sibuk Mengajar Bocah-bocah, Siti Aliyah Guru TK Cantik Asal Indramayu Ini Akhirnya Sukses Jadi Finalis Rising Star Dangdut Indonesia: Ingin Seperti Bunda Rita Sugiarto!

"Tolong masyarakat Kamboja, bergabunglah dengan upaya untuk mengakhiri peristiwa berbahaya ini," kata Hun Sen dalam pidato yang direkam dan disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu malam, seperti dikutip Channel News Asia.

"Kita sudah di ambang kematian," tegasnya. "Jika kita tidak bergandengan tangan, kita akan menuju kematian yang nyata".

Baca Juga: Dulu Jadi Idola Para Wanita di Boyband SMASH, Rafael Tan Kini Harus Berjuang Jualan Bakso Aci Demi Sesuap Nasi, Tak Peduli Bakar Gengsi Agar Kebutuhan Ibu Terpenuhi

Phnom Penh dan Ta Khmau dikunci

Total infeksi terbaru yang pihak berwenang umumkan melebihi 4.800 kasus.

Tetapi, Perdana Menteri Kamboja mengatakan pada Rabu, 300 kasus tambahan telah terdeteksi.

Penduduk Phnom Penh dan Ta Khmau dilarang meninggalkan rumah mereka selama dua minggu, kecuali pergi ke rumahsakit atau membeli obat.

Hanya dua anggota rumahtangga yang diizinkan keluar untuk membeli makanan.

Pada Kamis (15 April) pagi, polisi memblokir pengendara agar tidak melewati pos pemeriksaan yang didirikan di perbatasan antara dua kota, dengan penduduk menunjukkan kartu identitas mereka yang berharap bisa lewat.

Blokade juga didirikan di sekitar Norodom Boulevard di kawasan Monumen Kemerdekaan yang ikonik untuk mencegah orang bepergian.

Baca Juga: Percepat Kepulangannya ke Indonesia Demi Sambut Permintaan Mediasi Dr Richard Lee, Kartika Putri Justru Dibuat Kecewa dan Makan Hati: Saya Merasa Dipermainkan!

Sebelum wabah komunitas terdeteksi pada Februari lalu, kasus virus corona di Kamboja relatif lebih rendah dibandung tetangga satu kawasan.

Tapi para ahli telah memperingatkan, itu karena kurangnya tes virus yang meluas.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id, intisari-online