Gridhot.ID - Kasus penganiayaan yang terjadi di RS Siloam Palembang kini sudah memasuki babak baru.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pelaku yang berinisial JT kini sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.
Dirinya bahkan sudah mengakui kalau dia emosi sesaat saat melakukan penganiayaan tersebut.
Meski sang pelaku sudah mengakui perbuatannya, istrinya justru masih memiliki pembelaan kalau sang perawat lah yang memiliki kesalahan sejak awal.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, istri penganiaya beberkan perilaku perawat ke anaknya sebelum peristiwa yang viral di media sosial itu. Puncaknya saat perawat berinisial CRS itu dianggap tak becus saat melepas infus pasien hingga darah bercucuran.
Istri JT, Melisa mengatakan, sebagai dari ibu pasien balita, dia sudah dibuat geram dengan sikap perawat berinisial CRS yang dianggapnya jauh dari sikap profesional.
Padahal, kata dia, CRS bekerja di RS Siloam yang notabene sudah cukup teruji kredibilitasnya.
Terlebih, pasien yang merupakan anak JT masih balita sehingga dia selaku orangtua tak tega dengan kondisi yang dialami sang anak.
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster Rumah Sakit dalam melayani pasien," kata Melisa, Sabtu (17/4/2021).
Dikatakannya, sebelum kejadian penganiayaan dalam video yang viral di jagat dunia maya, ia berkata bahwa sejak awal saat anaknya dirawat di RS tersebut sudah mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan hatinya.
Melisa menyebut tata bahasa si suster sangat ketus sehingga membuatnya tak nyaman.
Bahkan, sampai menyalahkan dirinya selaku orangtua dari pasien.
"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu. Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus',"
"Yah saya jadi tidak enak lah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," terangnya.
Kemudian, saat anak Melisa selesai dirawat dan akan pulang ke rumah suster tersebut yang bertugas melepas infus anaknya yang menurutnya tidak dilakukan secara profesional.
"Ternyata bener kejadian kan, sudah dia nyabutnya kasar, darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur,"
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.
Namun saat itu dia masih berusaha sabar.
Melisa hanya memfoto suster tersebut yang disebutnya sebagai bukti atas perbuatan tak pantasnya sebagai tenaga kesehatan.
Puncak kekesalan Melisa saat suster tersebut melepaskan infusan dari tangan anaknya.
Saat melepaskan infusan, suster tersebut disebutnya terlalu kasar sehingga keluar darah cukup banyak dari tangan anaknya.
"Sebagai orang tua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah lihat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,"
"Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," ujar dia.
Melihat darah yang keluar dari tubuh anaknya tak berhenti dan penanganan dari suster tersebut pun kurang memuaskan, Melisa bahkan langsung mengadu ke kepala perawat.
"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut dikasih plester,"
"Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet.
Saya ngga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," bebernya.
Melisa juga meminta kepada pihak Rumah Sakit tempat anaknya dirawat untuk mempertimbangkan posisi dirinya dan meminta supaya suster diberikan teguran.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun. Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya.
Kendati begitu, atas perbuatan sang suami yang berlebihan kepada perawat tersebut, Melisa menyampaikan permohonan maafnya.
(*)