Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Kenikmatannya Digandrungi Banyak Orang, Ternyata Kopi Tak Direkomendasikan Dikonsumsi di Bulan Ramadhan, Hal-hal Berikut Perlu Diperhatikan Pecinta Kopi

Senin, 19 April 2021 | 04:25
Grid Networks Ilustrasi perempuan minum kopi
iStock

Ilustrasi perempuan minum kopi

Gridhot.ID-Indonesia termasuk negara yang dikenal dengan penghasil kopi terbaik di dunia.

Maka tak heran jika di Indonesia banyak sekali pecinta kopi.

Melansir dari Intisari-Online, bahkan jenis kopi di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia.

Baca Juga: Viral Isu Desiree Tarigan Gugat Ibunya Masalah Harta, Hotman Paris Ngamuk Sebut Ada Oknum yang Sengaja Buat Keruh: Kalau Ada yang Kurang Harta Datang ke Hotman!

Sayangnya, kopi disebut-sebut tidak direkomendasikan dikonsumsi saat bulan Ramadan karena menyebabkan dehidrasi.

Menurut penelitian tahun 2005 oleh Dr. Lawrence Armstrong, Ph. D, kopi memang memberikan efek diuretik atau membuat orang sering buang air kecil dengan catatan bagi orang yang tidak terbiasa minum kopi.

Namun, bagi orang yang terbiasa minum kopi tidak ditemukan efek diuretik atau dehidrasi selama puasa.

Baca Juga: Dulu Dibuang Ibu Kandungnya di Pom Bensin, Bocah Lelaki Ini Kini Hidup Mujur Jadi Anak Kapolres Pelalawan, Intip Potret Revan yang Tumbuh Jadi Anak Tampan

"Data ini menunjukkan bahwa kopi, ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh laki-laki terhabituasi kafein memberikan kualitas hidrasi yang serupa dengan air."

Berdasarkan penelitian, orang yang tidak terbiasa minum kopi pada tubuhnya secara perlahan membentuk kopi toleran.

Lalu, kapan waktu terbaik mengonsumsi kopi saat Ramadan?

Sebaiknya mengonsumsi kopi sekitar satu sampai dua jam setelah buka puasa.

Ini menyebabkan pencernaan lebih siap dan mencegah masalah lain seperti kembung, perut perih, dan sebagainya.

Baca Juga: Nama Anaknya Mirip dengan Baby Ukkasya, Rizki D'Academy Dituding Plagiat, Zaskia Sungkar Langsung Beri Respon Tak Terduga Ini

Meski kopi diketahui tidak berefek pada peningkatan buang air kecil dan dehidrasi pada orang yang sudah terbiasa mengonsumsinya, bukan berarti bisa mengonsumsi kopi secara berlebihan.

Mengonsumsi kafein dengan dosis 250-300 mg tidak mengakibatkan meningkatnya jumlah urin.

Namun, jumlah urin meningkat bila mengonsumsi kafein melebihi dosis 300mg.

Baca Juga: Dicap Masyarakat Sebagai Penjahat Kemanusiaan, Pimpinan Junta Militer Myanmar Tetap Bakal Hadiri KTT ASEAN, Kubu Aung San Suu Kyi Siap Lakukan Ini!

Kafein melebihi dosis 300mg bisa menyebabkan dehidrasi.

Hal ini seperti diungkapkan pada penelitian The American Journal of Clinical Nurition.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa asupan kafein yang moderat (kurang dari 456 mg) menyebabkan dehidrasi kronis atau secara negatif mempengaruhi kinerja olahraga, pengaturan suhu, dan ketegangan peredaran darah di lingkungan yang panas. Cairan berkafein berkontribusi pada kebutuhan air manusia sehari-hari dengan cara yang mirip dengan air murni… Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang menyebabkan sedikit peningkatan produksi urin… Dieresis ini mungkin atau mungkin tidak secara signifikan lebih besar daripada cairan kontrol," kata Dr Lawrence.

Jika terbiasa mengonsumsi kafein lebih dari 300mg per hari sebelumnya, sebaiknya kurangi secara bertahap agar tubuh tidak dehidrasi.

Untuk mensiasatinyabisa menambahkan kopi tanpa kafein ke kopi yang biasa Moms konsumsi.

Baca Juga: Tingkahnya Sering Buat Emosi Hanya Demi Masuk TV Lagi, Aldi Taher Bongkar Momen Dirinya Jatuh Sejatuh-jatuhnya Saat Kena Kanker: Psikologisnya Kena!

Namun, ada satu hal yang perlu perhatikan sebaiknya mengonsumsi kopi tanpa menggunakan gula.

Gula yang ditambahkan bisa menyebabkan peningkatan berat badan dan lonjakan kadar gula darah.

Menambahkan gula secara berlebihan juga bisa menyebabkan dampak bahaya bagi kesehatan lainnya.

Baca Juga: Mengharukan, Berpakaian Serba Hitam di Pemakaman Pangeran Philip, Ratu Elizabeth Duduk Sendirian di Altar Melepas Pria yang Dampinginya 73 Tahun

Sebaiknya, mengganti gula dengan madu atau stevia.

Madu dan stevia merupakan pemanis alami yang jauh lebih baik untuk kesehatan.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Mayo Clinic, intisari-online