Pimpin Sendiri Peperangan Meski Usianya 68 Tahun, Presiden Chad Tewas di Medan Perang Setelah Berhasil Bunuh 300 Pejuang Musuhnya

Rabu, 21 April 2021 | 13:42
X03719

Chadian President Idriss Deby

Gridhot.ID - Peperangan di sekitar wilayah Libya memang terus berlangsung hingga sekarang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden Chad Idriss Deby Itno sampai memimpin sendiri peperangan di wilayah tersebut melawan pada pemberontak.

Namun ada kabar duka datang dari pertempuran itu.

Baca Juga: Mengaku Punya Gangguan Kecemasan, Raisa: Kalau Orang Nyamperin Gue, Refleks Gue Pengin Lari

Presiden Chad Idriss Deby Itno dilaporkan tewas di medan perang setelah tiga dekade berkuasa, militer mengumumkan lewat stasiun televisi pemerintah pada Selasa (20 April).

Dikutip Gridhot dari Kontan, pengumuman mengejutkan itu datang hanya sehari setelah pria berusia 68 tahun itu memproklamasikan diri sebagai pemenang Pemilihan Presiden Chad yang memberinya masa jabatan keenam.

Militer mengatakan, Deby telah memimpin tentaranya pada akhir pekan saat bertempur melawan pemberontak yang melancarkan serangan besar-besaran ke bagian Utara Chad pada hari pemilihan.

Baca Juga: Berat Menikah dengan Sule, Nathalie Holscher Mengaku Harus Hadapi Tudingan-tudingan Miring yang Datang Silih Berganti: Ada yang Bilang Pengin Hartanya Doang...

"Presiden Deby baru saja mengembuskan nafas terakhir, membela negara yang berdaulat, di medan perang," kata juru bicara militer Chad Jenderal Azem Bermandoa Agouna dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.

Deby telah memerintah Chad dengan tangan besi selama tiga dekade, tetapi merupakan sekutu kunci dalam kampanye anti-jihadis Barat di wilayah Sahel yang bermasalah.

Tentara menyatakan, dewan militer yang dipimpin oleh putra Deby berusia 37 tahun, Mahamat Idriss Deby Itno, jenderal bintang empat, akan menggantikannya sebagai Presiden

Baca Juga: Putri Kecilnya Merengek Ingin Ikut Puasa, Gisella Anastasia Malah Curiga Jadi Ajang Aji Mumpung Gempi Muluskan Keinginan: Dia Ambil Untung

Pada Senin (19 April), militer Chad mengklaim "kemenangan besar" dalam pertempurannya melawan pemberontak dari negara tetangga Libya, dengan mengatakan telah menewaskan 300 pejuang.

Sementara lima tentara Chad tewas selama delapan hari pertempuran.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan