Gridhot.ID - Peperangan di sekitar wilayah Libya memang terus berlangsung hingga sekarang.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden Chad Idriss Deby Itno sampai memimpin sendiri peperangan di wilayah tersebut melawan pada pemberontak.
Namun ada kabar duka datang dari pertempuran itu.
Baca Juga: Mengaku Punya Gangguan Kecemasan, Raisa: Kalau Orang Nyamperin Gue, Refleks Gue Pengin Lari
Presiden Chad Idriss Deby Itno dilaporkan tewas di medan perang setelah tiga dekade berkuasa, militer mengumumkan lewat stasiun televisi pemerintah pada Selasa (20 April).
Dikutip Gridhot dari Kontan, pengumuman mengejutkan itu datang hanya sehari setelah pria berusia 68 tahun itu memproklamasikan diri sebagai pemenang Pemilihan Presiden Chad yang memberinya masa jabatan keenam.
Militer mengatakan, Deby telah memimpin tentaranya pada akhir pekan saat bertempur melawan pemberontak yang melancarkan serangan besar-besaran ke bagian Utara Chad pada hari pemilihan.
"Presiden Deby baru saja mengembuskan nafas terakhir, membela negara yang berdaulat, di medan perang," kata juru bicara militer Chad Jenderal Azem Bermandoa Agouna dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.
Deby telah memerintah Chad dengan tangan besi selama tiga dekade, tetapi merupakan sekutu kunci dalam kampanye anti-jihadis Barat di wilayah Sahel yang bermasalah.
Tentara menyatakan, dewan militer yang dipimpin oleh putra Deby berusia 37 tahun, Mahamat Idriss Deby Itno, jenderal bintang empat, akan menggantikannya sebagai Presiden
Pada Senin (19 April), militer Chad mengklaim "kemenangan besar" dalam pertempurannya melawan pemberontak dari negara tetangga Libya, dengan mengatakan telah menewaskan 300 pejuang.
Sementara lima tentara Chad tewas selama delapan hari pertempuran.
(*)