Isu Serangan Asteroid 2021 PDC Viral di Media Sosial, Indonesia Dikabarkan Bakal Diserbu Pengungsi Orang-orang Eropa, Berikut Penjelasan LAPAN

Jumat, 23 April 2021 | 07:42
iStockphoto/ratpack223

Kemunculan Asteroid Apophis yang Dikabarkan akan Menghantam Bumi Disebut-sebut Jadi Pertanda Kiamat Sudah Dekat, Benarkah?

Gridhot.IDBelakangan ini viral di media sosial TikTok yang mengatakan akan ada asteroid 2021 PDC berukuran 35 meter hingga 700 meter akan menabrak Bumi sehingga menyebabkan Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Afrika terkena imbasnya.

Indonesia sendiri dikatakan menjadi wilayah aman dan akan diserbu jutaan pengungsi dari Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Afrika.

Indonesia bakal diserbu jutaan pengungsi dari Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika terkait ledakan asteroid. Para ahli ruang angkasa menemukan asteroid 2021 PDC yang diperkirakan menabrak bumi dan indonesia merupakan wilayah paling aman. Para ahli ruang angkasa akan membahas dampak tabrakan asteroid 2021 PDC dengan bumi pada konferensi pertahan planet pada 26 hingga 30 April di Wina, Austria.

Baca Juga: Sebut Keponakannya Tak Cocok dengan Sule, Paman Nathalie Holscher Curiga Sang Komedian Pakai Guna-guna untuk Lakukan Hal Ini, Rudy: Nggak Bener...

Para ahli luar angkasa untuk sementara memprediksi dampak tabrakan asteroid 2021 PDC dengan bumi pada 20 oktober 2021. Peristiwa alam itu akan memicu sebuah krisis pengungsi besar dari penduduk Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika ke Indonesia.

Pada konferensi pertahanan planet para ahli juga menyiapkan skenario terbaik untuk menyelamatkan penduduk bumi. Para ahli mengungkapkan asteroid yang akan menabrak bumi berukuran antara 35 m dan 700 m.

Posisi asteroid tersebut sangat dekat dan sedang menuju langsung ke bumi. Jika asteroid berada pada lintasan tabrakan probabilitasnya akan terus meningkat. Seiring berjalannya waktu para ilmuwan akan dapat menentukan dimana asteroid mungkin akan menyerang.

Baca Juga: Kesabarannya Sudah Habis, Putri Anne Akhirnya Murka Didoakan Cerai oleh Fans Ikatan Cinta, Istri Arya Saloka: Muncul Mulu Kayak Laler

Bahaya utama adalah semburan udara yang menyebabkan ledakan berlebih yang mungkin akan mencapai tingkat yang tak dapat dihindari. Salah satu kelompok yang terlibat dalam konferensi tersebut adalah planetary society kelompok itu adalah organisasi yang bekerja dengan komunitas ilmiah dan pembuat keputusan dengan satu tujuan yakni mengurangi risiko bumi ditabrak asteroid atau komet,” demikian penggalan narasi dalam video tersebut.

Hingga Selasa (20/4/2021) sore, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 273 ribu kali, mendapat lebih dari 17.000 komentar, dan dibagikan ulang lebih dari 33.000 kali.

Beragam komentar muncul menanggapi informasi dalam video itu. Benarkah informasi yang disampaikan dalam video itu? Penjelasan LAPAN Saat dikonfirmasi, Astronom yang juga Peneliti Madya Lapan, Dr. Rhorom Priyatikanto, menjelaskan, asteroid PDC 2021 adalah asteroid fiktif.

Ia menekankan, asteroid tersebut nggak benar-benar ada.

“Asteroid yang dibahas dalam video tersebut adalah asteroid fiktif dengan karakteristik dan juga orbit yang direkayasa dalam rangka latihan kesiapsiagaan hadapi malapetaka antariksa,” kata Rhorom kepada Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Datangi Rumah Baru Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Maia Estianty Tenteng Titipan Suami, Terungkap Irwan Mussry Beri Kado Mentereng Ini

Asteroid fiktif tersebut merupakan bagian dari simulasi pada acara Planetary Defense Conference di Wina, Austria, yang akan diadakan pada 26-30 April 2021.

PBB merupakan salah satu yang memprakarsai konferensi tersebut.

“Salah satu agendanya adalah Planetary Defense Conference Exercise dengan kasus asteroid 2021 PDC. Ahli dan pengambil keputusan dilatih dalam pengambilan langkah taktis: pengamatan/pemantauan tindak lanjut hingga perencanaan misi pembelokan asteroid,” papar Rhorom.

Baca Juga: Profil Farah Nahlia, Putri Cantik Irjen Fadli Imran yang Bakal Segera Dipersunting Polisi Berpangkat Ipda, Anggota DPR RI Termuda yang Pernah Selamatkan TKW Bermasalah di Luar Negeri

Ia mengatakan, pertemuan tersebut diadakan agar adanya pemahaman yang semakin baik tentang lintasan dan ukuran asteroid sehingga prediksi dampak dan area terdampak dari bencana antariksa bisa dilakukan.

Sementara itu, Andi Pangerang Hasanudin, Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan juga mengatakan bahwa informasi mengenai asteroid 2021 PDC adalah simulasi.

“Simulasi semua” ujar saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Selasa (20/4/2021). Asteroid PDC 2021 Melansir laman JPL NASA, dalam Latihan Konferensi Pertahanan Planet pada 2021 di Wina, Austria itu, skenarionya adalah akan ditemukan asteroid pada 19 April 2021 dengan magnitude tampak 21,5 dan dikonfirmasi keesokan harinya.

Dalam skenario yang dipersiapkan, asteroid tersebut dinamakan dengan asteroid “2021 PDC”. Penamaan itu sendiri menggunakan tiga huruf penanda yang merupakan sesuatu yang nggak akan pernah dilakukan untuk asteroid sungguhan atau nyata.

Tujuannya adalah sebagai penanda yang menekankan itu hanya asteroid fiksi. Dalam simulasi tersebut, asteroid akan mendekati Bumi setelah tiga minggu ditemukan. Dalam simulasi itu disebutkan, beberapa wilayah seperti Australia dan Indonesia akan selamat dari asteroid tersebut. (*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, TikTok