India dicap Jadi Pusat Penyebaran Covid-19, Varian Virus Corona Baru B.1.617 Kini Mulai Menyebar, Dideteksi Sudah Mencapai di 17 Negara Ini

Selasa, 04 Mei 2021 | 21:13
freepik

golongan darah yang lebih kebal terhadap virus corona

Gridhot.ID-Penyebaran Covid-19 di India semakin tak terkendali.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah.

Dilansir Kompas.com, WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India.

Baca Juga: Kelewat Tajir dengan Koleksi Kendaraan Mewahnya, Pria Ini Sampai Pernah Lupa Beli Mobil Tunai Seharga Rp 1,2 Miliar, Baru Sadar Saat Barangnya Diantar ke Rumah

Pada Sabtu (1 Mei) mencatat lebih dari 400.000 kasus baru virus corona dalam 24 jam untuk pertama kalinya, juga negara pertama yang memiliki kasus harian sebanyak itu

Keadaan India semakin hari semakin memburuk setelah terjangan tsunami Covid-19 gelombang kedua ini.

Kasusnya hingga sekarang sudah melebihi 18 juta.

Baca Juga: Cuek Tanpa Riasan Tebal yang Biasanya Melekat di Wajahnya, Begini Potret Krisdayanti Saat Tak Pakai Make Up, Kantung Mata yang Gelap Hiasi Parasnya

Dikabarkan varian baru virus corona yang dikaitkan dengan lonjakan kasus di India telah ditemukan di belasan negara lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 April lalu, "Per 27 April, ada lebih dari 1.200 urutan (genom) telah diungggah di GISAID dan ditetapkan sebagai turunan B.1.617, dari 17 negara," tulis WHO seperti dikutip dari Mint.

GISAID merupakan sumber utama yang didirikan pada tahun 2018 untuk akses terbuka ke data genom virus influenza dan virus corona, “Sebagian besar urutan diunggah dari India, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Singapura,” ujar WHO.

Sesuai penjelasan WHO, varian B.1.617 terdiri dari beberapa sub-garis keturunan, termasuk B.1.617.1, B.1.617.2 dan B.1.617.3. Baik B.1.617.1 dan B.1.617.2.

Varian ini pertama kali diidentifikasi di India pada Desember 2020, dan telah terdeteksi pada peningkatan prevalensi bersamaan dengan peningkatan besar yang diamati di negara tersebut.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Foto Nemplok ke Arya Saloka, Putri Anne Langsung Diwanti-wanti Supaya Tak Senasib dengan Nagita Slavina, Netizen: Tiati Pelakor

B.1.617.3 pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020, tapi relatif lebih sedikit virus yang cocok dengan sub-garis keturunan ini yang telah dilaporkan hingga saat ini.

Sedangkan, B.1.617 memiliki tiga mutasi protein lonjakan baru, dengan dua mutasi, E484Q dan L452R.

Sedangkan mutasi ketiga, P681R, memungkinkan virus lebih mudah memasuki sel.

Baca Juga: Supaya Tetap Bisa Hidup, Sule Kecil Terpaksa Tak Akui Ayah Kandungnya, Sang Pelawak: Karena Banyak Anak Emak Saya yang Setelah Lahir Meninggal

Secara global, WHO mengatakan bahwa kasus baru infeksi Covid-19 secara global meningkat selama sembilan minggu berturut-turut.

Sebanyak 5,7 juta kasus baru dilaporkan pada minggu lalu.

Dari jumlah tersebut, India menyumbang 38 persen dari kasus global yang dilaporkan selama periode tersebut.

India terus menyaksikan peningkatan tertinggi dalam kasus virus korona hariannya selama beberapa bulan terakhir.

Pada 28 April 2021, total 3.293 orang meninggal akibat virus tersebut, sehingga jumlah korban mencapai 201.187 orang.

Baca Juga: Makin Tua Makin Kinyis-kinyis, Potret Terbaru Regina, Mantan Istri Farhat Abbas Bikin Geleng-geleng Kepala, Awet Muda Bak ABG

Melansir dari The Strait Times, India tengah menghadapi lonjakan kasus baru dan kematian, dan muncul kekhawatiran bahwa varian B.1.617 dapat berkontribusi pada gelombang tsunami Covid-19 yang sedang berlangsung.

Ratusan kasus baru terus dilaporkan setiap harinya di India.

WHO menambahkan, penelitian saat ini menyoroti penyebaran gelombang kedua yang jauh lebih cepat daripada gelombang pertama di India.

Baca Juga: Enteng Gak Pakai Mikir, Ayu Ting Ting Terang-terangan Tunggu Raffi Ahmad Jadi Duda: Kalo Lo Udah Sendiri Ayo!

“Pemodelan awal oleh WHO berdasarkan urutan yang dikirimkan ke GISAID menunjukkan bahwa B.1.617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India,” tulis WHO.

Ini menunjukkan potensi peningkatan penularan, dengan varian lain yang ikut bersirkulasi juga memperlihatkan peningkatan penularan.

Tak hanya itu, kelalaian masyarakat atas langkah-langkah pencegahan virus dan tindakan sosial (PHSM), dan pertemuan sosial (termasuk pertemuan massal selama perayaan budaya dan agama, dan pemilihan), kemungkinan ikut berkontribusi pada naiknya kasus di negara terpadat kedua di dunia ini. Disebutkan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami kontribusi relatif dari faktor-faktor ini.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, Kontan.co.id