Gridhot.ID - Iran dan Amerika sudah tak lagi mempunyai hubungan baik sejakterjadinya pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani awal tahun 2020.
Dilansir dari intisari-online, saat itu, AS melakukan serangan udara dan menewaskan komandan militer Iran tersebut.
Jenderal Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang ditargetkan AS di Bandara Internasional di Bagdad pada 3 Januari 2020.
Sejak itu, Iran sudah berulang kali mengatakan akan membalas dendam atas kematian Qasem Soleimani.
Anak mendiang Jenderal militer Iran, Letjen Qassem Soleimani gantikan peran ayahnya jadi petinggi militer di Al Quds meski seorang wanita.
Zeinab Soleimani mungkin menjadi sosok asing di telinga kita, namun tidak demikian untuk para tentara Israel saat ini.
Ia termasuk salah satu sosok yang cukup ditakuti meskipun masih berusia muda lantaran jabatannya yang tak main-main.
Bahkan yang terbaru, Zeinab menolak metode perundingan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.
“Menurut pendapat saya, ada dua solusi untuk rakyat Palestina; pertama adalah intifada dan perlawanan terhadap penindasan Israel,” kata Zeinab dikutip kantor berita Fars News Agency (FNA).
Zeinab mengatakan pendapatnya lewat saluran berita televise al-Mayadeen. “Alhamdulillah, kami melihat orang-orang terus berdiri teguh melawan penindasan ini,” lanjutnya.
Zeinab Soleimani mengemukakan sikapnya atas krisis terbaru di Yerusalem Timur kepada al-Mayadeen berbahasa Arab akhir pekan lalu, bertepatan Hari Quds Internasional.
Dia menambahkan selain intifada, rakyat Palestina juga membutuhkan dukungan dari negara lain.
"Organisasi hak asasi manusia, organisasi internasional, dan negara lain tidak boleh diam dalam menghadapi penindasan ini dan mereka harus mendukung rakyat Palestina," imbuhnya.
Zeinab Soleimani juga menolak pembicaraan dan membuat konsesi kepada rezim Zionis sebagai cara untuk menyelesaikan masalah Palestina.
Menurutnya Palestina akan dibebaskan sekarang jika perundingan menghasilkan dampak positif.
Hari Quds Internasional adalah acara tahunan yang menentang pendudukan Israel di Beitul-Muqaddas atau Baitul Maqdis.
Unjuk rasa dan demonstrasi anti-Zionis diadakan pada Jumat terakhir Ramadhan di negara-negara Muslim dan Arab di seluruh dunia, khususnya di Iran, serta sejumlah besar negara non-Muslim.
Hari Quds Internasional diinisiasi almarhum pendiri Republik Islam, Imam Khomeini, pada 1979 sebagai cara untuk mengekspresikan solidaritas dengan Palestina.
Ia menggarisbawahi pentingnya kota suci atau Al Quds bagi umat Islam.
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei dalam pidato hari Quds menekankan Israel bukanlah negara, tetapi basis teroris terhadap rakyat Palestina dan negara-negara Muslim lainnya.
"Sejak hari pertama, Zionis mengubah Palestina yang dirampas menjadi basis teroris. Israel bukanlah sebuah negara, tetapi kamp teroris melawan bangsa Palestina dan negara Muslim lainnya," kata Ayatollah Khamenei.
"Memerangi rezim lalim ini adalah memerangi penindasan dan terorisme. Ini adalah tanggung jawab kolektif," tambah Khamenei.
(*)