Gridhot.ID-Konflik Timur Tengah antara Israel dengan Palestina semakin memanas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bergeming dengan seruan dunia termasuk PBB untuk menghentikan serangan ke Gaza.
Netanyahu bahkan semakin beringas dengan sesumbar akan melanjutkan serangan ke Gaza termasuk penggunaan kekuatan penuh militernya.
Dilansir Gridhot.ID dari Intisari-Online, laporan tentang adanya 42 orang warga Israel yang tewas serta 3 bangunan yang roboh menjadi dalih Netanyahu untuk mati-matian menyerbut Gaza, Minggu (16/5/2021).
Israel melakukannya karena kelompok-kelompok militan Palestina juga terus menembakkan roket ke kota-kota Israel.
Sementara upaya diplomatik untuk gencatan senjata diintensifkan (terus diupayakan).
Bahkan kini serangan Israel meluas menuju ke Lebanon.
Dilansir darialjazeera.com padaSelasa (18/5/2021), militer Israel mengatakan pihaknya juga menembaki Lebanon.
Ini sebagai tanggapan atas enam peluncuran roket yang gagal dari daerah selatan negara itu.
Di Washington DC, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menelpon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait konflik Israel-Palestina.
Bahkan Bidenmenyatakan dukungannya untuk gencatan senjata Israel.
Gedung Putih sendiri mengatakan Biden mendorong Israel untuk melakukan segala upaya untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah.
Lalu kedua pemimpin tersebut membahas kemajuan dalam operasi militer Israel terhadap Hamas dan kelompok teroris lainnya di Gaza.
Biden menyatakan ingin membawaketenangan ke Yerusalem danitujuga menjadi tujuanNetanyahu.
NamunIsrael mendapat kecaman atas jumlah korban tewas sipil selama serangan udaranya.
Tapi sekali lagi,Biden menegaskan kembali dukungannya yang kuat untuk hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang membabi buta.
Eskalasi terbaru antara Israel dan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, sekarang memasuki minggu kedua dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sedikitnya 212 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza sejak kekerasan meletus pada 10 Mei 2021.
Sekitar 1.500 warga Palestina terluka. Sementara Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.
Situasi di Lebanon
Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengatakan pihaknya meningkatkan kontrol keamanan di Lebanon selatan.
Mereka juga telah berkoordinasi dengan tentara Lebanon, setelah mendeteksi tembakan roket dari daerah itu.
UNIFIL menambahkan pihaknya telah meningkatkan patroli untuk mencegah insiden lebih lanjut yang membahayakan keselamatan penduduk lokal dan keamanan Lebanon selatan.
Ia menambahkan situasi di daerah tersebut sekarang tenang.
Ketegangan di Lebanon menyeruak ketika Israel menyerang Lebanon selatan setelah peluncuran roket yang gagal.
Alasannya ada enam peluru ditembakkan dari Lebanon menuju Israel utara pada Senin tetapi tidak melintasi perbatasan, kata militer Israel.
Dikatakan bahwa sebagai tanggapan, artileri ditembakkan ke sumber peluncuran di Lebanon.(*)