GridHot.ID - Fenomena gerhana bulan total peringe (Super Blood Moon) bisa kembali disaksikan pada 26 Mei 2021.
Fenomena tersebut dapat disaksikan di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian kecil Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
"Kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian kecil Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh," ujar Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suaidi Ahadi pada Senin (24/5/2021), seperti yang dikutip Gridhot dari Kompas.com.
Selain fenomena gerhana bulan total peringe, pada tanggal 16 Mei 2021, matahari juga akan tepat berada di atas Ka'bah.
Melansir Serambinewas.com, dua kejadian tersebutberselang 27 menit.
Dimana sesuai data BMKG, kalau pada 26 Mei 2021 ini tepat pukul 16.18 WlB, matahari akan tepat berada di atas ka'bah.
Sekitar 27 menit kemudian, yakni pada pukul 16.45.19 WIB, sesuai hasil kajian ilmu falak, mulai terjadi gerhana bulan total.
Untuk menguatkan uraian di atas, pada Sabtu (22/5/2121), melalui grup whatshapp Info BMKG Malikussaleh BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh Utara, adanya sebuah gambar terkait informasi posisi matahari tepat berada di atas ka'bah.
Gambar tersebut menginformasi bagaimana cara mudah masyarakat mengecek posisi kiblat.
Uraian dari gambar tersebut, matahari pada Rabu (26/5/2021) sampai dengan Jumat (28/5/2021), akan berada di atas ka'bah. Puncaknya pada pukul pukul 16.18 WIB.
Maka akan menjadi peluang bagi umat muslim untuk mengecek kembali arah kiblat dengan cara manual yang sangat sederhana.
Cara mengecek arah kiblat secara sederhana sesuai informasi melalui grup whatshapp Info BMKG Malikussaleh.
Pertama, jam yang digunakan sesuai dengan jam atom BMKG di http://jam.bmkg.go.id atau di http://ntp.bmkg.go.id
Selanjutnya gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar.
Alat bisa berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
Lalu lakukan proses kalibrasi sejak lima menit sebelum dan sesudah pukul 16.18 WIB atau pukul 17.18 WITA (waktu puncak).
Setelah itu perhatikan arah bayangan saat terjadi waktu puncak.
Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat.
Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi matahari saat berada tepat di atas ka'bah.
Kondisi ini akan terus berulang setiap tahunnya pada tanggal 26-28 Mei dan 14-16 Juli.
Sedangkan hasil kajian ilmu falak, sesuai yang diutarakan Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, beberapa waktu lalu, gerhana Bulan total akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 M bertepatan pada malam purnama 15 Syawal 1442 H mulai pukul 16.45.19 Wib sampai pukul 19.51.41 Wib.
Dilihat dari data BMKG di atas, bawah puncak posisi matahari berada di atas Ka'bah pada 26 Mei 2021 pukul 16.18 WIB, maka 27 menit kemudian atau pukul 16.45 .19 WIB, sesuai kajian ilmu falak, akan terjadi gerhana bulan total.
Pengamatan Gerhana Bulan Total
Menurut Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Isz menyebutkan, pada gerhan bulan total kali ini, IAIN Lhokseumawe akan bergabung pengamatan secara virtual bersama 20 titik pengamatan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Masih Ingat Sosok Gerhana? Tak Lagi Jadi Idola Layar Kaca, Pierre Roland Kini Jadi Pendeta
Acara pengamatan secara virtual ini melalui aplikasi Zoom Meeting yang divasilitasi oleh Planetarium & Observatorium Jakarta dan acara pengamatan bisa dilihat secara langsung di chanel youtube Planetarium & Observatorium Jakarta dari jam 15.45 sampai 21.30 Wib.
Pengamatan secara virtual ini akan sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, di mana kondisi gerhana dari 20 titik pengamatan di Indonesia akan ditampilkan dalam satu chanel.
20 titik ini mewakili wilayah Indonesia, mulai dari ujung barat Indonesia ada Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Lhoknga Banda Aceh, Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe, Observatorium Ilmu Falak UMSU Medan, sampai wilayah paling timur Indonesia di Biak.
(*)