Jadi Penentu Nasib Sang Proklamatror di Detik-detik Akhir Jabatannya, Sosok Ini Pegang 3 Pilihan yang Diberikan Soeharto untuk Soekarno, Berikut Isinya

Rabu, 26 Mei 2021 | 20:13
dok.TribunStyle

Dewi Soekarno setelah jadi ibu negara

Gridhot.ID - Presiden pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno dikenal dengan kharismanya yang mampu memikat masyarakat Indonesia.

Pidato dan cara kepemimpinannya kerap menjadi inspirasi banyak orang.

Selain itu dilansir dari intisari-Online, sosok yang akrab disapa Bung Karno itu memiliki banyak istri.

Baca Juga: Ungkap Fenomena Pegawai Tak Lolos TWK Tak Hanya Terjadi di KPK, Moeldoko Heran Kenapa yang di BPIP Tidak Ikut Diributkan: Bangsa Ini Sungguh Kadang Kehilangan Akal Sehat...

Selama hidupnya, Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali.

Setiap istri Soekarno pun masing-masing memiliki kisah cinta yang menarik dengan sang Proklamator.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Ratna Sari Dewi.

Baca Juga: Tetap Harmonis Meski Terpaut Usai Cukup Jauh dengan Sukhdev Singh, Bunga Zainal Ternyata Punya Resep Khusus Agar Sang Suami Makin Lengket: Yang Sering Aku Bilang

Istri ke-5 Soekarno ini banyak disorot karena kecantikannya.

Berdarah Jepang, wanita yang juga dikenal sebagai Dewi Soekarno itu menikah dengan Soekarno pada 1962.

Tak lama setelah menikah, Dewi Soekarno dihdapkan pada pergolakan politik dan kekuasaan Soekarno pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Kekuasan Soekarno saat itu mulai melemah.

Terutama pasca-peristiwa Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret.

Baca Juga: Pukuli Penggemar yang Cubit Dirinya Sampai Kesakitan, Rafathar Malah Dicap Sebagai Bocah Kasar, Nagita Slavina Justru Bangga dengan Keputusan Anaknya

Soekarno “dikabarkan” memberi mandat kepada Soeharto untuk memulihkan stabilitas politik nasional yang goyah akibat Gerakan 30 September 1965.

Kata “dikabarkan” sebenarnya untuk menunjukkan mengenai polemik yang terjadi seputar Supersemar.

Banyak yang meragukan adanya pemberian mandat itu.

Baca Juga: Nino Tak Ambil Pusing, Al Justru Curigai Kehamilan Elsa, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode Rabu 26 Mei 2021

Apalagi, hingga saat ini naskah asli Supersemar tidak pernah ditemukan.

Aiko Kurasawa dalam bukunya berjudul Peristiwa 1965: Persepsi dan Sikap Jepang, menulis, Dewi melakukan berbagai upaya rekonsiliasi antara Soekarno dan Angkatan Darat.

Dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (10/3/2016), Aiko menuturkan, Dewi rela pergi ke Jepang Pada 6 Januari 1966.

Dewi bertemu dengan Perdana Menteri Sato agar memberikan dukungan bagi Soekarno.

"Namun, saat itu, Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk berada di sisi Soeharto, dan secara bertahap meninggalkan Soekarno," ujar Aiko.

Baca Juga: Disebut Jadi Istri Ketiga Uje, Jennifer Dunn Nyatanya Pernah Hidup Susah Terbatas Ekonomi Sebelum Digandeng Faisal Harris, Potret Rumah Lawasnya yang Sesak Penuh Perabot Lama Jadi Bukti

Dalam periode tahun 1965, Jenderal M Jusuf sempat mendatangi Dewi sambil menyampaikan dirinya diutus oleh Soeharto.

Jusuf prihatin dengan posisi Soekarno yang selalu dikelilingi oleh Soebandrio dan Hartini yang dianggap pro-PKI.

Atas dasar itu, Jusuf minta Dewi untuk membujuk suaminya agar menyerahkan kekuasaan politik kepada Soeharto secara damai, dengan sepenuhnya tetap menyandang status sebagai presiden.

Baca Juga: Demi Kulit Cerah dari Dalam, Raffi Ahmad Rela Suntik Kromosom Seharga Motor Matic: Eh, Rp 80 Juta Nih?

Jusuf mengatakan, hanya Dewi yang mampu membujuk Soekarno.

Menurut Aiko, pasca-Supersemar Dewi belum menyadari dampak serius Supersemar terhadap suaminya.

Dewi juga disebut sangat gembira dengan pelarangan PKI dan penahanan Soebandrio.

Pada 15 Maret 1966, Dewi merencanakan jamuan makan malam untuk merayakan pelarangan terhadap PKI.

Namun, acara dibatalkan karena Soekarno marah besar ketika mendengar rencana itu.

Kemudian pada 20 Maret 1966, menurut Aiko, Soeharto pernah bermain golf dengan Dewi.

Baca Juga: Enteng Keluarkan Miliaran Rupiah untuk Belanja Pemain, Persis Solo Disebut Bayar Gaji Karyawannya Cuma Rp 1,2 Juta Perbulan, Mantan Pegawai Ungkap Dirinya Kena PHK Cuma Pakai Omongan Tanpa Surat

Dalam pemberitaan media Jepang, Asahi Shimbun, tanggal 23 Maret 1966, saat bermain golf, Soeharto memberikan tiga opsi kepada Dewi sehubungan dengan nasib suaminya.

Pertama, pergi ke luar negeri untuk beristirahat.

Kedua, tetap tinggal sebagai presiden sebulan saja.

Baca Juga: Andin Mulai Mencurigai Identitas Reyna, Aldebaran Kebingungan, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode Rabu 26 Mei 2021

Ketiga, mengundurkan diri secara total.

Soeharto mengusulkan Dewi memilih opsi pertama dan menyarankan Jepang atau Mekkah sebagai tempat peristirahatan.

"Belakangan, Dewi memberikan kesaksian kepada saya bahwa begitu mendengar tiga opsi saran Soeharto itu, Dewi menyadari bahwa ia dan suaminya telah kalah dalam pertandingan ini," tulis Aiko.

(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber intisari-online, Sosok.id