Perlahan Rumah Sakit Wilayah Jabodetabek Mulai Kolaps, Dokter Ini Curhat Kondisi Mengkhawatirkan Para Pasien Covid-19 yang Membludak: Mereka Sampai Rela Berdiri

Selasa, 22 Juni 2021 | 18:00
ANTARA FOTO

Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Berdasarkan data dari pengelola, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran saat ini cenderung menurun menjadi 1.364 pasien atau

Gridhot.ID- Kasus Covid-19 di wilayah Jabodetabek mengalami lonjakan yang sangat pesat.

Lonjakan kasus Covid-19 ini membuat beberapa rumah sakit di Jabodetabek kualahan.

Tak hanya rumah sakit, fasilitas kesehatan (faskes) juga tidak lagi mampumenampung pasien yang terus berjatuhan.

Baca Juga: Jawab Ketus Wartawan Saat Ditanya Soal Hari Ulang Tahun Jokowi, Diam-diam Gibran Ajak Jan Ethes Beri Kejutan ke Sang Kakek, Rela PP Solo-Jakarta Untuk Sekedar Beri Ucapan

Diketahui, kasus virus corona di Indonesia hampir menembus 2 juta kasus dengan DKI Jakarta paling tinggi.

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (22/6/2021),tempat tidur isolasi dan ICU bagi pasien Covid-19 sudah penuh.

Akibatnya pemerintah masing-masing daerah terpaksa mencari cara lain agar pasien Covid-19 tetap bisa tertangani dengan baik.

Baca Juga: Beredar Foto Truk Angkut Jenazah Covid-19, Begini Penjelasan Anak Buah Anies Baswedan

Akan tetapi, sampai berita ini diturunkan, banyak pasien yang antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD) makin panjang dan harusantre untuk bisa masuk ke rumah sakit.

Ada beberapa masalah yang membuat rumah sakit di Jabodetabek kolaps.

Pertama, tempat tidur ataubed occupancy rate (BOR) khusus pasien Covid-19 penuh.

"BORtempat tidur isolasi sudah mencapai angka 90 persen."

"Sedangkan untuk tempat tidur ICU mencapai 81 persen," ungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti pada Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Terima Kasih ke Mulan Jameela Karena Sudah Rebut Ahmad Dhani, Maia Estianty Mengaku Hidupnya Sekarang Lebih Bahagia: Aku Akhirnya Paham Maskud Tuhan Apa

Namun jauh sebelum itu, ternyata kapasitastempat tidur sudah jauh meningkat dibanding dua minggu lalu.

Pada 6 Juni 2021, tempat tidur isolasi di Jakarta berjumlah 6.577, dan sekarang tersedia 9.000 lebih.

Kedua, pasien terlantar.

Baca Juga: Mendadak Dibanjiri Tudingan Soal Kasus Pelecehan Seksual, Rian D'masiv Bakal Usut Tuntas Nama Denny Sakrie ke Polda Metro Jaya: Istri Saya Sampai Diteror

Dilaporkan dari wartakotalive antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD) makin panjang. Alhasil beberapa pasien terlantar.

Hal itu disampaikan dokter spesialis paru yang bertugas di RSUD Pasar Rebo dan RS Harapan Bunda Jakarta Timur, Eva Sri Diana.

Karena rumah sakit penuh, tempat tidur penuh, maka sebagian pasien Covid-19 tidak tertangani dengan baik.

Mereka harus rela berdiri ataududuk di kursi roda sembari menunggu giliran untuk mendapatkan perawatan.

Padahal sebagian besar pasien yang datang umumnya memiliki hasil positif dan gejala berat.

Baca Juga: Dengar Rekaman Suara Nindy Ayunda Sedang Menjelek-jelekkannya, Olla Ramlan Mengaku Kecewa: Dia Akan Menjelaskan

”Pasien tidak semua terlayani karena tempat tidur dan tenaga kesehatan terbatas,” tuturnya Eva.

Kondisi serupa juga terjadi di Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.

Bahkanbed occupancy rate tempat tidur ICU di Tangerang sudah mencapai 100 persen.

Baca Juga: Bukan Orang Sembarangan, Sosok W yang Ngaku Punya Anak dari Rezky Aditya Ternyata Pengusaha, Citra Kirana: Berpikir Positif...

Di Bogor, BOR tempat tidur isolasi 77,6 persen dan ICU 83 persen. Lalu Depok BOR tempat tidur isolasi 86,3 persen dan ICU 93,36 persen.

Sementara di Tangerang Selatan, BOR tempat tidur isolasi 76 persen dan ICU 92 persen.

Terakhir di Bekasi, BOR tempat tidur isolasi 86 persen dan ICU 66,8 persen.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, Wartakotalive