Gridhot.ID- Pasien Covid-19 Indonesia saat ini tercatat data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga Jumat (25/6/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 18.872 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Hal ini membuat petugas kesehatan dan juga satgas covid-19 harus berjuang ekstra keras.
Salah satu yang terdampak kerja ekstra dalam penanganan covid-19 ini adalah sopir ambilans satu ini.
Dilansir dari TribunManado, Meski sudah cukup berpengalaman menjadi pengantar orang sakit maupun jenazah, nyatanya situasi berbeda dirasakan sopir ambulan di tengah pandemi Covid-19.
Hendri Saputra (35) merupakan seorang sopir ambulans yang sudah menjalanu pekerjaannya selama 5 tahun.
Lima tahun lalu ia memutuskan untuk menjadi seorang sopir ambulans dan bertugas di Palembang, Sumatera Selatan.
Sejak saat itu, membawa orang sakit maupun pasien yang meninggal menjadi pekerjaannya sehari-hari.
Namun, awal Maret 2020 menjadi awal dari situasi berbeda yang dialaminya.
Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia situasi yang dialami Hendri pun berubah.
Mulai saat itu, ia kerap membawa dan mengantarkan jenazah pasien Covid-19.
Itu bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan sempat membuat Hendri panik.
Menurut Hendri, pasien yang meninggal akibat terpapar Covid-19 sempat membeludak pada November 2020 lalu.
Ia dan rekan-rekannya pun arus bertugas mengantarkan jenazah hingga tengah malam ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gandus.
Lokasi tersebut dijadikan tempat khusus untuk makam pasien Covid-19 oleh pemerintah setempat.
Hendri mengungkapkan, dalam sehari ia setidaknya harus bolak-balik sebanyak 4 kali.
Ia terus mengantar jenazah orang yang terpapar Covid-19 untuk dimakamkan di TPU Gandus.
Dari setahun pengalamannya menjadi pengantar jenazah Covid-19, Hendri mengungkapkan salah satu pengalamannya yang tak terlupakan.
Rupanya, saat hari-hari sibuk mengantar jenazah Covid-10, baju hazmatnya pernah robek dan maskernya terlepas.
Saat itu, Hendri pun panik, ia begitu sempat cemas setelah kejadian itu karena takut tertular virus yang berawal dari Wuhan tersebut.
Terlebih, ia mengalami beberapa gejala seperti gejala orang terpapar Covid-19.
"Ketika pulang ke pos, saya jadi gelisah. Karena pas merokok rasanya hilang. Kalau demam sih nggak, cuma hilang perasa saja," ujarnya.
Setelah itu, Hendri memutuskan untuk meminum vitamin agar imunitasnya meningkat.
Ia juga sempat mengurangi aktivitasnya dan selalu menggunakan masker.
Untungnya, Hendri merasa kondisinya kembali normal.
"Sehari setelah itu saya kembali normal. Saya sih perkirakan waktu itu terpapar.
"Tetapi tidak terlalu saya rasakan. Karena imun saya kuat. Hanya aktivitas saya kurangi dulu sampai sehat," ujarnya.
Meski begitu, rasa cemas tetap dirasakannya karena ia masih terus membawa pasien yang kebanyakan terpapar Covid-19.
Ia pun berusaha terus mematuhi protokol kesehatan sambil terus melakukan pekerjaannya dengan niat membantu orang lain.
"Kalau bertugas pakai hazmat karena kita juga jaga-jaga (tidak tertular).
"Takut sih ada, tapi ini demi kebaikan untuk membantu orang," kata Hendri kepada Kompas.com di Palembang, Jumat (25/6/2021).
Menurut penuturan Hendri, untuk saat ini pasien Covid-19 yang meninggal dan diantarkan ke TPU Gandus Palembang tak lagi sebanyak dulu. Hendri pun berharap kondisi pandemi Covid-19 ini dapat segera kembali.
"Kalau sekarang tak sebanyak dulu, awal-awal Covid-19 begitu banyak. Tetapi sekarang sudah berkurang," jelasnya.
(*)