Adapun, vaksin Moderna dan Pfizer juga dilaporkan telah memulai pengujian vaksin Covid-19 pada anak-anak yag lebih muda lagi yaitu berusia 6 bulan hingga 11 tahun.
Bagaimana dengan Indonesia?
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengklaim pihaknya tengah mengkaji kemungkinan pemberian vaksin jenis Sinovac dari China dan Pfizer untuk disuntikkan ke anak-anak dan remaja.
Agar mendapat rekomendasi yang sesuai dan komprehensif, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) untuk pemberian vaksin pada kelompok usia tersebut.
Untuk vaksin Sinovac, hasil awal uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan vaksin ini dapat memunculkan respons imun pada tubuh anak usia 3-17 tahun.
Pemberian vaksin Sinovac untuk kelompok anak juga sudah disetujui di China. Sebagian besar efek sampingnya adalah ringan.
"Namun, kita tahu bahwa banyak orang dewasa tidak akan divaksinasi, dan itu membuat beberapa anak rentan, itulah mengapa mereka membutuhkan vaksin Covid-19," ujarnya.
Senada dengan Edwards, dikutip dari Kompas.com, Dr. Claire Boogaard, dokter anak dan direktur medis program vaksin Covid-19 di Children's National, AS juga setuju pentingnya anak-anak mendapatkan vaksin Covid-19.
“Kami benar-benar perlu menambahkan kelompok anak-anak untuk divaksinasi, demi mencapai mencapai kekebalan kelompok.”
Meski setiap orangtua berhak untuk mempertanyakan dan mempertimbangkan vaksin tersebut untuk anak-anak mereka, sebagai orangtua, Boogaard mengaku juga memiliki pertimbangan.
"Saya seorang ibu dari anak berusia tiga dan enam tahun, dan sejujurnya hanya mengetahui betapa menghancurkan penyakit itu secara medis, dan juga betapa mengganggunya hal itu secara sosial bagi anak-anak,” kata Boogaard.
“Saya tidak sabar menunggu anak-anak saya untuk mendapatkan vaksin, selama itu terbukti aman di kelompok usia mereka. Saya pikir itu akan memberi mereka kebebasan yang telah mereka semua nantikan dengan sabar," lanjutnya. (*)