Gridhot.ID - Kasus Covid-19 di Indonesia makin hari makin meningkat.
Sudah banyak korban meninggal karena terpapar virus ini.
Salah satu kasus yang baru-baru ini menggemparkan adalah kejadian adik kakak di Tasikmalaya yang menjadi korban Covid-19.
Dikabarkan dari KompasTV, Adik dan kakak kandung ditemukan tewas di rumahnya di Kampung Papagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Sabtu (3/7/2021) malam.
Petugas gugus tugas Kota Tasikmalaya sempat melakukan tes swab dan mengevakuasi kedua jenazah tersebut.
Adapun hasil tes swab kedua jenazah kaka beradik itu ternyata positif Covid-19.
Sebelumnya keduanya mengira hanya sakit flu biasa.
Karena positif, seluruh keluarga lainnya pun turut terpapar virus corona atau Covid-19.
Hal itu diketahui setelah dilakukan tes swab.
Ketua RW 05 Kelurahan Sirnagalih Edi Junaedi mengungkapkan, sebelumnya ia telah melapor kepada lurah setempat namun, tidak ada tanggapan.
"Saya lapor ke Pak Lurah beberapa kali enggak ada tanggapan, akhirnya saya lapor ke anggota dewan baru ada pada ke sini," kata Edi kepada wartawan, Minggu (4/7/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Edi menuturkan, sebelum kedua kakak beradik itu meninggal, pihak keluarganya mengira mereka hanya mengalami sakit flu biasa yang disertai meriang.
"Awalnya keluarga itu mengira sakit meriang biasa flu, setelah meninggal dengan selang satu jam adik kakak itu, dites swab hasilnya positif semua. Di rumah itu ada 6 orang semuanya," ucap Edi.
Akibat kejadian ini, Edi meminta seluruh masyarakatnya yang kontak erat dengan kedua korban agar menjalani tes swab massal.
Hal tersebut perlu dilakukan agar pihaknya mengetahui mana warga yang positif dan tidak untuk kebaikan lebih banyak masyarakat.
Jika ada yang positif, Edi menuturkan, agar warganya itu menjalani isolasi mandiri mengikuti protokol kesehatan atau prokes Covid-19.
"Jadi kita tahu mana yang positif dan meminta yang kena isolasi mandiri sesuai prokes. Kalau seperti ini, warga yang positif masih bebas berkeliaran, kasihan yang lain," ucapnya.
"Sekarang itu, terbalik, warga yang sehat isoman karena takut, sedangkan warga yang positif bebas berkeliaran di kampung-kampung," sambungnya.
Kedua korban di kampungnya tersebut, lanjut Edi, semula seluruh keluarganya mengira tak terkena corona dan hanya sakit musiman saja.
Mereka pun sempat berbaur dengan tetangga dan masyarakat lainnya tanpa protokol kesehatan, terutama tak memakai masker.
Kondisi seperti ini, menurutnya, sangat berbahaya bagi masyarakat. Sebab, penyebaran Covid-19 akan cepat. Warga yang positif tentunya akan semakin membludak.
"Ini di kampung kami dan kampung lainnya pasti akan sama kejadiannya, soalnya selama ini enggak ada petugas tracing yang melakukan pengecekan warga terpapar. Kedua korban usianya 51 dan 40 tahun," ucapnya.
Setelah mengevakuasi kedua korban yang meninggal, kata Edi, keluarga korban lainnya yang tinggal satu rumah dan dinyatakan positif langsung dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.
Meski demikian, pihaknya meminta pemerintah bergerak cepat melakukan tracing masal terutama di wilayah perkampungan.
"Iya, kami minta di-swab massal," kata Edi.(*)