Mutasinya Makin Ngeri, Indonesia Jangan Sampai kebobolan Lagi, Inilah Gejala Baru Virus Corona Varian Kappa yang Kembali Muncul dari India Usai Tsunami Corona Delta

Senin, 12 Juli 2021 | 20:00
SHUTTERSTOCK/Orpheus FX

mutasi virus corona baru

Gridhot.ID -Kasus Covid-19 di Indonesia makin menelan banyak korban.

Salah satu faktor dibaliknya adalah munculnya varian virus corona baru yaitu corona delta.

Indonesia mungkin bisa dikatakan kebobolan, akibat masuknya virus corona varian delta ke Indonesia.

Baca Juga: Meski Punya Banyak ART di Istana Megahnya, Siapa Sangka Arsy Hermansyah Cuci Piringnya Sendiri Sehabis Makan, Aksi Putri Anang Ini Langsung Banjir Pujian dari Warganet

Menurut Kompas.com, pada April 2021 saat India mencatatkan lonjakan kasus Covid-19 tercatat ada 132 warga negara India yang masuk Indonesia.

Mereka menggunakan pesawat carter, melalui bandara Soekarno-Hatta.

Ironisnya belasan orang di antaranya ternyata positif Covid-19, sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan anak-anak, yang memiliki kartu izin tinggal terbatas (Kitas).

Baca Juga: Pantas Saja Mundur Teratur Jelang Hari Pernikahan, Ayu Ting Ting Sebut Adit Jayusman Ngebet Nikah hingga Langgar Norma, Pasha Ungu: Masa Sih Ayu Kecele?

Sejak saat itu, virus corona varian Delta mulai tercatat masuk ke Indonesia, virus corona varian delta atau B.1.617.2 yang awalnya ditemukan di India masuk ke Indonesia.

Hal ini seolah membuat Indonesia kebobolan, dari yang semula mulai aman, kini lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi.

Belum selesai dengan masalah varian Delta, kini jenis mutasi Covid-19 ditemukan lagi di India.

Jenis mutasi ini disebut sebagai jenis ganda, yang menyebabkan seluruh medis dunia kembali was-was karena dianggap berbahaya.

Di negara bagian Uttar Pradesh (India), sementara para ahli medis memantau efek dari mutasi Delta Plus.

Baca Juga: Hingga Kini Masih Tinggal di Rumah Peninggalan Ahok, Kondisi Veronica Tan Jadi Sorotan, Warganet: Tetap Sederhana Apa Adanya

Mereka juga dihadapkan pada mutasi jenis baru, yang disebut Kappa, jenis virusyang bisa sama berbahayanya dengan Delta.

Negara bagian Uttar Pradesh telah mendeteksi beberapa kasus strain Kappa melalui sekuensing genom.

Seseorang yang terinfeksi strain Kappa telah meninggal.

Baca Juga: Vaksinasi Berbayar Mulai Diluncurkan, Pengamat Khawatir Perusahaan Lain Bakal Ikut-ikutan Cari Untung di Kolam yang Sama: Malah Ganggu Vaksin Gotong Royong!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengganti nama strain virus menurut alfabet Yunani, di mana strain Delta adalah B.1.617.2 dan strain Kappa adalah B.1.617.1.

Menilai tingkat bahaya varian Kappa, para ahli medis di negara bagian Uttar Pradesh mengatakan bahwa Kappa menyebabkan "peringatan merah" di komunitas medis.

Strain mutan ganda ini dapat membawa banyak risiko berbeda dengan varian Delta, meski dari keluarga virus yang sama.

Gejala orang yang terinfeksi varian Kappa mirip dengan gejala awal campak dalam waktu 1-2 hari setelah terinfeksi.

Tetapi orang dengan strain ini tidak memiliki gejala gangguan kulit.

Baca Juga: Benar-benar Muka Tembok, Rupanya Bukan Hanya Warisan Lina Jubaedah yang Dikekep Teddy, Harta Milik Sule Ini Juga Ada di Tangan Ayah Sambung Rizky Febian

Laju penyebaran Kappa masih belum jelas karena kasus strain ini tidak terlalu banyak.

Namun, studi awal memperingatkan bahwa itu mungkin tidak terlalu berbeda dari Delta, jenis yang oleh WHO disebut "penularan tercepat di dunia".

Dalam perkembangan terpisah, polisi India menangkap 14 orang atas tuduhan penipuan dan kejahatan lain yang berkaitan dengan suntikan saline bukan vaksin.

Baca Juga: Mendadak Muncul di Tengah Perjuangan Tenaga Kesehatan, Sosok Dokter Lois Owien yang Tidak Percaya Covid-19 hingga Ogah Pakai Masker Ternyata Geluti Bidang Ini, Fakta Tak Terduga Terkuak

Setidaknya 12 titik vaksinasi swasta di dua kota Mumbai dan India Thane (negara bagian Maharashtra) dan kota Kolkata, Benggala Barat negara dalam dua bulan terakhir.

Beberapa mengatakan mereka menjadi curiga ketika informasi mereka tidak muncul di portal pelacakan vaksinasi online pemerintah.

Nama rumah sakit pada sertifikat juga tidak sesuai dengan rumah sakit yang diklaim sebagai milik situs vaksinasi palsu.

Terkait situasi wabah Covid-19 , varian Delta terus mengamuk di banyak negara Asia.

Pemerintah Bangladesh terpaksa memperpanjang blokade paling ketat di negara itu hingga 14 Juli untuk mencegah peningkatan kasus baru terkait varian Delta.

Baca Juga: Dibongkar Aparat, Nia Ramadhani Pernah Konsumsi Sabu Saat Masih Jadi Bintang Sinetron, Polisi: Sempat Berhenti Terus Pakai Lagi

Rumah sakit di Bangladesh kewalahan dengan pasien Covid-19, terutama di daerah yang berbatasan dengan India.

Indonesia terus mencatat rekor jumlah kasus per hari dalam 10/15 hari terakhir. Negara ini juga mencatat lebih dari 500 kematian dalam beberapa hari terakhir.

Pejabat kesehatan Thailand pada 6 Juli memperingatkan bahwa varian Delta menyebar dengan cepat di seluruh negeri, terhitung 52% dari kasus baru di ibu kota Bangkok dari 28 Juni hingga 2 Juli.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, intisari-online