Ditentang Banyak Orang, Vaksin Berbayar Jebolan Kimia Farma Justru Dapat Dukungan dari Himpunan Pengusaha, Sebut Semua Sah-sah Saja dan Jadi Jalan Keluar Tercepat dari Krisis Covid-19

Rabu, 14 Juli 2021 | 15:13
Kompas.com/Agie Permadi

Seorang petugas sedang bersiap untuk menyuntikkan vaksin kepada warga di Kota Bandung, Sabtu (26/6/2021).

Gridhot.ID - Vaksin Berbayar yang dikeluarkan oleh Kimia Farma kini memang sedang mendapat sorotan tajam dari masyarakat.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Kimia Farma sendiri langsung menunda pelaksanaan vaksin berbayar tersebut akibat tingginya respon dari beberapa pihak terkait.

Namun siapa sangka program vaksin berbayar tersebut justru mendapat dukungan dari para pengusaha.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) mendukung program vaksinasi berbayar yang dilaksanakan oleh PT Kimia Farma.

Baca Juga: Sempat Bikin Baper Gara-gara Pernah Dekat dengan Pemeran Elsa, Ikbal Fauzi Kini Malah Ikut Bongkar Hubungan Glenca Chysara dan Rendi Jhon

Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, vaksinasi berbayar membantu mempercepat kekebalan komunal (herd immunity).

Hal ini membantu para pengusaha keluar dari tekanan yang sudah terjadi akibat PPKM Darurat.

"Kita ingin kepastian dan jaminan agar cepat keluar dari keadaan ini. Tentunya vaksinasi ini menjadi andalan kita. Jika masyarakat sudah divaksin, tentu akan mempercepat proses pemulihan ekonomi," sebut Sarman dalam siaran pers, Rabu (14/7/2021).

Sarman menyayangkan, program vaksinasi berbayar malah disalahartikan.

Baca Juga: Padahal Sudah Kadung Kesemsem Pengen Dinikahi, Ayu Ting Ting Malah Dikatai Robby Purba Cewek Murahan, Ternyata Gara-gara Ini

Padahal tujuan opsi ini adalah memberi jangkauan kepada masyarakat yang mampu, pengusaha dengan tenaga kerja sedikit, dan orang asing yang tidak bisa mendapat akses vaksin gratis.

Vaksinasi berbayar yang bakal dilaksanakan perusahaan pelat merah ini pun dijamin tidak akan mengganggu program vaksinasi gratis yang sudah dicanangkan pemerintah.

"Jika ada kelompok masyarakat yang ingin divaksin segera dan memiliki kemampuan untuk membayar, dan pemerintah menyediakan akses itu, sah-sah saja," ungkap Sarman.

Lagipula kata Sarman, tidak ada pemaksaan ataupun kewajiban dari program vaksinasi berbayar. Program tersebut hanya salah satu opsi bagi mereka yang memiliki kemampuan.

Baca Juga: Kelakuan Aslinya Tak Mungkin Ditemukan dalam Sosok Aldebaran, Terekam Polah Cuek Arya Saloka Mengendap-endap Sembunyi di Toilet Saat Ada Putri Anne Demi Lakukan Hal Ini

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengeluarkan regulasi/aturannya hingga harga vaksin tersebut.

Sebanyak 50 juta masyarakat kelas menengah berpotensi menjadi peserta vaksin gotong royong mandiri ini.

"Semua sudah jelas, tidak ada yang perlu diperdebatkan. Jika ini sudah berjalan efektif bersamaan dengan vaksin gratis, maka target vaksin 2 juta per hari pada bulan Agustus akan dapat tercapai. Tentu ini akan semakin mempercepat kita keluar dari krisis Covid-19," pungkas Sarman.

Sebelumnya diberitakan, vaksinasi berbayar ini bakal tersedia di beberapa klinik Kimia Farma.

Baca Juga: Bikin Parno Masyarakat di Tengah Darurat Pandemi, Guru Besar UGM Buka Suara Soal Isu Interaksi Obat Bisa Buat Pasien Covid-19 Meninggal

Namun perseroan memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan vaksinasi berbayar, yang semula akan mulai dilaksanakan pada Senin (12/7/2021).

Keputusan tersebut diambil karena perseroan melihat tingginya respons dari berbagai pihak terkait pelaksanaan vaksinasi individu.

Manajemen Kimia Farma juga menyatakan penyediaan layanan vaksin berbayar di sejumlah kliniknya tidak untuk mengejar keuntungan alias tujuan komersial.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews