Karyawan Swasta Dapat Gaji dari Pemerintah Selama Lockdown, Brunei Darussalam Sukses Kendalikan Wabah Covid-19 Berkat Faktor-faktor Mengejutkan Ini

Minggu, 18 Juli 2021 | 20:00
via Serambi News

Istana Raja Brunei dari luar

Gridhot.ID - Indonesia kini sedang babak belur menghadapi wabah covid-19 gelombang kedua.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, angka infeksi covid-19 bahkan meroket tajam hingga membuat rumah sakit penuh sesak dengan pasien.

Berbeda jauh dengan Indonesia, negara tetangga Brunei Darussalam justru kini sedang berbahagia.

Saat ini, Brunei Darussalam tengah menjadi sorotan dunia di tengah wabah virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Bagai Hidup Beda Dunia dengan Rakyat Bumi Lainnya, 3 Anak Keluarga Kerajaan Inggris Tak Pernah Panggil Camilla dengan Sebutan Nenek, Nama Ini Justru yang Sering Disebut di Istana

Dikutip Gridhot dari Warta Kota diketahui, Brunei Darussalam jadi sorotan dunia karena berhasil mengendalikan wabah Covid-19 yang mematikan tersebut.

Laporan Worldometers, pada Sabtu (17/7/2021) sekitar pukul 16.00 WIB, Brunai Darussalam ini jadi negara dengan kasus Covid-19 terendah di Asia Tenggara.

Sampai kini, Brunei Darussalam baru mencatatkan 283 kasus Covid-19 sejak virus asal Wuhan China itu mewabah di dunia.

Dari jumlah kasus yang ada tersebut, hanya tiga orang meninggal dunia dan 260 orang lainnya dinyatakan sembuh dari virus tersebut.

Baca Juga: Beraksi Layaknya Begal, Pelaku Pengambilan Jenazah Pasien Covid-19 di Bondowoso Nekat Hentikan Ambulans untuk Ambil Peti dan Usir Petugas

Negara ini pun menjadi contoh dari kesiapsiagaan, perhatian dan kepedulian terhadap warganya, termasuk warga negara asing dan wisatawan.

Sukses kendalikan Pandemi covid-19, Brunei Darussalam ternya ini rahasianya.

Pemerintah transparan

Mengutip The Asean Post, saat Covid-19 pertama terdeteksi pada 9 Maret 2020 di negara tersebut, Sultan Brunei Darussalam langsung mengambil tindakan tegas.

Kasus pertama dialami seorang pria berusia 53 tahun.

Dari kasus awal itu, jumlah kasus baru melonjak melewati angka 135 dalam beberapa hari.

Menteri Kesehatan Brunei Dr Hj Mohd Isham mengatakan, kunci penanganannya adalah dengan transparan dan tidak berusaha menekan atau menyembunyikan kasus berita apapun.

Baca Juga: Aksi Protes Sambil Cari Omzet, Kafe di Malang Naikkan Harga Tiga Kali Lipat Dagangannya Khusus Pejabat dan Aparat, Faktanya Bikin Melongo!

Setelah terbuka dengan rakyat, Kementerian Kesehatan pun berhasil meyakinkan warga Brunei bahwa semuanya terkendali.

Pemerintah juga melakukan tes acak gratis bagi para pekerja migran.

Sama seperti negara lainnya, Brunei juga melarang warganya bepergian, adanya pembatasan pertemuan publik, dan meminta orang untuk bekerja dari rumah.

Masjid dan tempat ibadah lainnya ditutup.

Pemilik toko diminta untuk mempraktikkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan komunitas.

Menjamin kebutuhan warga

Hal penting lainnya adalah pemerintah memastikan bahwa warganya tidak akan kekurangan barang-barang kebutuhan penting selama pandemi.

Pemerintah dan perbankan telah mencapai kesepakatan untuk menunda pembayaran pinjaman selama 6 bulan di empat sektor, yaitu pariwisata, perhotelan dan manajemen acara, restoran dan transportasi udara.

Baca Juga: Dengan Nada Tegas, Jokowi Bisa Ngamuk Jika Ada Faskes yang Kepergok Punya Stok Vaksin Covid-19 di Tempatnya: Sekali Kirim Habiskan!

Selain itu, kecuali untuk biaya pihak ketiga, semua biaya bank yang terkait dengan transaksi perdagangan dan pembayaran juga akan dibebaskan selama 6 bulan.

Pemerintah Brunei mengumumkan bahwa mereka akan membayar 25 persen dari gaji karyawan sektor swasta selama 3 bulan untuk menutupi kerugian bisnis.

Ini termasuk sebagian dari upah pekerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berpenghasilan kurang dari 1.500 dollar Brunei atau sekitar Rp 16 juta.

Pemerintah juga membebaskan sewa toko kecil dan warung makan.

Populasi sedikit

Berdasarkan analisis dari Institut Kesehatan Nasional Inggris (NIH), jumlah populasi Brunei kecil dan pemerintahan yang terpusat memungkinkan implementasi yang cepat dari penanganan Covid-19.

Langkah mitigasi dan membangun kapasitas untuk mendukung tahap pandemi selanjutnya.

Baca Juga: Hilang dari Peredaran Usai Berseteru dengan Eyang Subur, Begini Nasib Arya Wiguna 'Demi Tuhan' yang Kini Geluti Profesi Tak Biasa Ini untuk Menyambung Hidup

Pemerintah Brunei sangat tersentralisasi dan ada alokasi anggaran khusus sebesar 15 juta dollar atau sekitar Rp 160 miliar khusus untuk pandemi.

Pusat Operasi Kedaruratan Kementerian Kesehatan menangani masalah sehari-hari dengan dukungan ad hoc dari instansi lain.

Meski di awal negara ini sempat bermasalah pada manajemen sumber daya dan ketidakjelasan tanggung jawab untuk mengamankan pengaturan logistik operasional.

Pelacakan kontak

Keberhasilan Brunei dalam kendalikan gelombang pertama infeksi Covid-19 adalah mekanisme pengawasannya yang didukung oleh pelacakan kontak yang ketat.

Pada April 2020, rasio uji per kapita Brunei adalah 2479 tes untuk 100.000 orang, jumlah tertinggi di dunia saat itu.

Mereka memanfaatkan catatan digital pasien dalam database.

Baca Juga: Suaminya Tajir Melintir, Bunga Zainal Menjerit Harga Tes PCR Mahal untuk Rakyat Kecil hingga Bongkar Fakta ini

Sistem manajemen informasi kesehatan nasional menghubungkan semua fasilitas perawatan kesehatan dengan penetrasi populasi hampir 100 persen.

Ada tim khusus untuk pelacakan kontak yang terdiri dari petugas kesehatan masyarakat terlatih dan pekerja lapangan.

Untuk menjamin keberlangsungan kegiatan pelacakan kontak, tim ini dilengkapi ditemani petugas kepolisian untuk membantu investigasi kasus dan pemetaan kegiatan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang