Jadi Barang Langka Dimana-mana, Penjualan Tabung Oksigen di Tulungagung Diduga Tak Berisi O2 Murni, Ketahuan Gara-gara Ikan Koi, Kok Bisa?

Kamis, 22 Juli 2021 | 05:42
Kompas.com

tabung oksigen medis

GridHot.ID - Akhir-akhir ini, informasi soal langkanya pasokan oksigen menjadi sorotan.

Melansir Tribunnews.com, lonjakan signifikan kasus virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini di Indonesia membuat sistem kesehatan di negara ini kolaps.

Nyaris semua fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) penuh, begitu pula dengan alat penunjang kesehatan yang kini sangat terbatas.

Baca Juga: Niat Cari Untung Berujung Buntung, Kakak Adik di Sidoarjo Dicokok Polisi Usai Jual Tabung Oksigen dengan Harga Selangit, 2 Kali Lipat Lebihi HET

Bahkan pada sebagian wilayah terdapat kelangkaan tabung oksigen.

Namun, dilansir dari Surya.co.id, baru-baru ini peredaran dan penjualan tabung oksigen palsu yang diduga terjadi di Tulungagung terkuak setelah dibongkar oleh kelompok pembudidaya ikan hias koi, Sol Koi.

Pembudidaya koi di Dusun Leksono, Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol itu menemukan tabung oksigen yang diduga diisi udara biasa dan bukan oksigen murni.

Baca Juga: Mulutmu Harimaumu, Awalnya Koar-koar di Sosmed Tak Pecaya Covid-19, Akun Akmal Munier Mendadak jadi Sorotan Netizen Usai Posting Kondisinya Pakai Selang Oksigen

Ketua Kelompok Sol Koi, Alipin mengatakan, tabung berwarna hitam ternyata berisi oksigen palsu itu didapat oleh temannya. “Kami sekarang kebingungan mencari oksigen. Kebetulan ada yang dapat, katanya dari Pacitan,” terang Alipin, Selasa (20/7/2021).

Satu tabung diminta oleh Sol Koi karena akan digunakan untuk mengirim ikan. Dua lainnya dipinjam untuk dipakai seseorang yang sedang sakit.

Gas dari tabung berwarna hitam itu sempat dimasukkan kantong plastik yang di dalamnya diisi ikan koi. Namun ternyata 15 menit kemudian ikan di dalam kantong plastik itu megap-megap hampir mati.

Padahal jika menggunakan oksigen asli, ikan di dalam kantong plastik bisa bertahan selama 24 jam. Gas di dalam plastik itu lalu dibuang, dan diganti gas lain dari tabung berwarna putih.

“Kami isi dengan gas dari tabung cadangan. Hasilnya ikannya jadi segar lagi, tetapi ada yang sudah parah dan akhirnya mati,” tutur Alipin.

Baca Juga: Stok Oksigen Langka hingga 33 Pasien Covid-19 Meninggal saat Dirawat, Kritisnya RS di Indonesia dapat Sorotan Media Australia, Berikut Pemberitaannya

Untuk menguji keaslian oksigen di dalam tabung itu, Alipin dkk membuat percobaan sederhana. Gas dari tabung oksigen berwarna putih itu dimasukkan ke dalam plastik kantong ikan.

Plastik berisi gas itu lalu disulut menggunakan bara api rokok. Sebentar kemudian muncul api dan membakar kantong plastik itu, meski plastik dalam kondisi basah.

“Gas yang ada di tabung putih berarti asli. Karena saat disulut dengan rokok pun langsung menyala,” ungkapnya.

Baca Juga: Rumah Sakit di Jakarta Kembali Keteteran Tangani Pasien Covid-19, Usai IGD dan Kamar Membludak, Kini Harga Tabung Oksigen Dibanderol Sampai 2 Juta Rupiah

Sebagai pembanding, gas dari tabung berwarna hitam juga dimasukkan kantong plastik. Namun saat kantong itu disulut dengan rokok yang menyala, tidak terjadi apa-apa.

Plastik itu hanya berlubang tanpa menimbulkan kebakaran.

“Berarti yang tabung hitam ini berisi udara biasa saja. Makanya dipakai untuk kantong ikan, ikannya cepat mati,” katanya.

Mengetahui oksigen yang didapat itu palsu, Alipin segera memberi tahu temannya. Sebab ia khawatir dua tabung lainnya telanjur diberikan kepada orang yang sakit.

Beruntung gas di dalam tabung itu belum diberikan.

Baca Juga: Seakan Menang dari Tsunami Covid-19 India, Pusat Perawatan Pasien Covid di Delhi Mulai Sepi Pasien, Sisa Ventilator dan Oksigen Bakal Jadi Amunisi Serangan Wabah Gelombang 3

“Coba kalau digunakan pada orang sakit, kan bisa mengakibatkan meninggal dunia,” keluh Alipin.

Kesulitan Oksigen

Saat ini para pembudidaya ikan hias mengalami kesulitan mendapatkan oksigen. Gas O2 ini digunakan untuk mengirim ikan hias ke berbagai kota. Kesulitan terjadi sejak dua minggu lalu, saat terjadi ledakan kasus Covid-19.

Oksigen lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan medis. Jika biasanya isi ulang tabung kecil hanya Rp 25.000, kini mencapai Rp 100.000. Itu pun tidak semua bisa melakukan isi ulang, jika tidak mendapat surat pengantar.

“Yang dilayani isi ulang juga hanya untuk pasien. Kalau ada sisa baru untuk yang lain,” ucap Alipin.

Baca Juga: Dulu Tampil Penuh Semangat Bareng Tukul Arwana, Peppy Tiba-tiba Muncul dalam Kondisi Terbaring Lemas dengan Selang Oksigen Menempel di Hidungnya, Ternyata Ini Penyakit yang Diderita

Kini dengan beredarnya oksigen palsu, Alipin meminta masyarakat waspada. Untuk mamastikan keasliannya bisa melakukan tes sederhana dengan kantong plastik.

Atau bisa juga dengan mencium langsung gas yang keluar dari dalam tabung. “Kalau oksigen murni kan rasanya segar, terasa lebih dingin. Kalau yang palsu terasa seperti angin biasa saja,” ungkapnya.

Selain itu tabung gas oksigen murni terasa lebih dingin. Sedangkan tabung yang berisi udara biasa terasa hangat saat diraba.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Tribunnews.com, Surya.co.id