Serasa Dikucilkan, Atlet-Atlet Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Sampai Dipisah Saat Momen Makan Bersama, Ternyata Ini Gara-garanya

Kamis, 22 Juli 2021 | 20:25
Instagram @tokyo2020

Olimpiade Tokyo 2020 siap digelar

Gridhot.ID - Gelora Olimpiade Tokyo 2020 siap berkibar di tahun 2021 ini.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Olimpiade yang akan dimulai pada tanggal 23 Juli 2021 ini kini sudah diserbu para atlit yang siap bersaing satu sama lain.

Mengutip KOMPAS.com pada Kamis (22/7/2021), Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung pada 23 Juli 2021 sampai 8 Agustus 2021 nanti.

Dikutip Gridhot dari Grid.ID, Olimpiade Tokyo 2020 terpaksa digelar di tengah kasus Covid-19 di berbagai negara kian tinggi.

Baca Juga: Kondisi Orangtuanya Sempat Drop Hingga Kesulitan cari Ruang ICU, Amanda Manopo Gelar Doa Bersama dengan 300 Anak Yatim

Hingga kini, pemerintah Jepang masih terus memerangi Covid-19 sebelum Olimpiade dihelat.

Sedangkan hal serupa juga dilakukan oleh Indonesia.

Ya, pasalnya, kasus Covid-19 di Tanah Air kini kian tinggi.

Dalam Olimpiade Tokyo, Indonesia sudah mengirimkan 26 atlet terbaiknya.

Baca Juga: Curhat ke Sosok Ini, Aurel Hermanyah Mengaku Takut Atta Halilintar Selingkuh dengan Wanita Lain, Putri Anang: Ada yang Chatting...

Karena kasus Covid-19 masih tinggi, Indonesia masuk dalam kategori negara beresiko dalam Olimpiade tersebut.

Bahkan, mengutip TribunSport pada Kamis (22/7/2021), panitia Olimpiade Tokyo memberikan perlakukan khusus untuk atlet dari Indonesia.

Kontingen Merah Putih harus makan terpisah dengan kontingen dengan negara lain saat acara makan bersama.

Hal itu disampaikan oleh Rosan Perkasa Roeslani, Chief Mission tim dari Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Anaknya Seumur-umur Gak Pernah Pacaran, Ibunda Artis Cantik Ini Langsung Berondong Pertanyaan ke Putrinya yang Diperlakukan Mesra Begini oleh Ariel NOAH

"Begitu untuk makan, kami juga masih dipisah karena Indonesia masuk dalam klasifikasi Grup I (negara berisiko tinggi Covid-19). Kami berada di lantai dua paling pojok, bersama negara-negara lain yang statusnya sama,” ujarnya.

Kendati demikian, dirinya menyebutkan bahwa psikologis para atlet Indonesia tidak akan terganggu.

Selain itu, Rosan juga menegaskan bahwa hal itu bukanlah sebuah diskriminasi.

Hal serupa pun juga harus dijalani oleh beberapa negara lain yang masuk kategori resiko tinggi.

Baca Juga: China Dilanda Banjir Hebat Sampai Tentara dan Polisi Khusus Diturunkan, Xi Jinping Angkat Bicara Sambil Singgung Ancaman Berikutnya yang Intai Nyawa Rakyatnya

"Tidak ada seperti itu karena memang kita masuk dalam klasifikasi. Selain kita (Indonesia), ada negara-negara lain juga," lanjutnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews, Grid.ID