GridHot.ID - Berita duka datang dari Bandara Juanda Surabaya.
General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Juanda Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie meninggal dunia.
Sosok penuh dedikasi ini menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perawatan di RS Mitra Keluarga Darmo Satelit.
Dilansir Gridhot.ID dari TribunJatim, Kolonel Kicky Salvachdie bertugas di Bandara Juanda Surabaya pada Januari 2021 kemarin.
Berikut profil dan biodata Kolonel Kicky Salvachdie, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Juanda yang meninggal dunia pada Sabtu (24/7/2021).
Sosok Kolonel Kicky Salvachdie dikenal sebagai seorang pelaut yang memiliki keahlian penerbangan.
Merangkum dari wawancara khusus dengan Kolonel Kicky Salvachdie sebelumnya, ia dibesarkan di lingkungan keluarga tentara TNI AU.
Meski ibunya ingin dia jadi sarjana komputer, tapi Kolonel Kicky memilih mendaftar AAL (dulu Akabri) pada tahun 1992.
Hasil tes psikologi ditempatkan sebagai pelaut. Ia pun menjalani pendidikan di Bumi Moro Surabaya. Tiga tahun berikutnya atau 1995, Kicky lulus dari Taruna AAL.
Begitu lulus dari pelaut, Kicky berkesempatan mendaftar penerbang.
Baca Juga: Gampang Dicari, 3 Buah Ini Bantu Cegah Infeksi Virus Sampai Mampu Kuatkan Imun Tubuh
Sebenarnya bisa juga ia menempuh brevet penyelam dan Kopaska. Tapi Kicky memilih penerbang karena tidak terlepas dari keluarganya yang dari kalangan TNI AU.
Saat lulus berpangkat letnan dua, Kolonel Kicky tak mau santai-santai.
Ia menjalani pendidikan keperwiraan atau kursus.
Begitu dinyatakan lulus penerbang, penugasan ke KRI setelahnya dites lagi ke Penerbangan dan lulus.
Kolonel Kicky pun tidak menyia-nyiakan pendidikan penerbangan. Ia langsung ditempatkan di skuadron latih.
Kicky menjadi asisten insfruktur penerbang dan bisa melatih calon penerbang meski jam terbangnya masih rendah.
Lalu, Kicky dipercaya sebagai Komandan Flight, kemudian menjadi Wakil Kokandan Wing.
Ia kemudian kembali ke Surabaya menjadi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Puspenerbal. Terakhir Komandan Pusdik Kodiklatal.
Kicky mengaku bangga sebagai penerbang. Mendapat jabatan komandan dalam usia lebih muda dari seharusnya.
Lebih awal dari seangkatan. Mestinya satu angkatannya baru Komandan Skuadron.
Tapi Kicky sudah Komandan Wing dan Komandan Pangkalan. Dan terakhir mendapat kepercayaan sebagai GM PT Angkasa Pura I Bandara Juanda.
Selama menapaki kariernya sebagai pelaut sekaligus penerbang, Kicky memiliki banyak pengalaman berkesan.
Sekitar tahun 2000, jiwa prajurit profesionalnya benar-benar diuji.
Ia mendapat tugas Patroli Selat Bangka. Naik pesawat Nomad dari Jakarta ke Bangka.
Terbang dalam cuaca buruk tiba-tiba pesawat kurang tenaga.
Ternyata salah satu engine pesawat mati. Ia sudah berpikir kematian. Bagaimana anak dan istri. Sementara perjalanan baru melewati separo.
Kicky pun berhasil menguasai kepanikan. Ia terus berusaha tenang hingga kami melakukan prosedur emergency dengan sempurna.
Kicky akhirnya bisa mendarat ke Bangka dengan selamat. Pesawat diperbaiki dan bisa kembali ke Jakarta.
Pengalaman kedua pun berbuah manis. Dalam cuaca yang buruk, Kicky mendapat tugas mengantarkan pejabat naik pesawat dari Tanjung Pinang ke Pontianak.
Namun sang pejabat tetap tenang dalam situasi cuaca buruk. Begitu ditanya, kenapa tidak grogi. Sang pejabat bilang karena pilotnya terlihat tenang sehingga sang pejabat juga tenang.
Meninggal dunia
Tak lama menjabat sebagai General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Juanda, Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie meninggal dunia.
Sosok penuh dedikasi ini menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perawatan di RS Mitra Keluarga Darmo Satelit.
GM energik dengan berusia 48 tahun ini, baru bertugas di Bandara Juanda Januari 2021 kemarin.
"Kami segenap pegawai di lingkungan Bandara Juanda berduka atas kepergian Pak GM yang kami cintai. Beliau begitu dekat dengan siapa pun," kata Humas PT Angskasa Pura 1 Juanda, Yuristo Ardi Hanggoro, Sabtu (24/7/2021).
Dilansir Gridhot.ID dari Surya, Yuris mendapat informasi bahwa Kicky meninggal dunia pada Sabtu (24/7/2021), pukul 17.30 tadi. Dia tak menyebut sakit apa.
Mewakili manajemen, Yuris menyampaikan duka mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Semoga almarhum husnul khotimah, dilapangkan kuburnya, diampuni dosa dan khilafnya, serta diterima amalan-amalan shalih semasa hidupnya," doa Yuris.
Bersama pegawai yang lain, Yuris juga menyampaikan permohonan maaf jika selama berinteraksi dan bersosialisasi, ada kesalahan dan kekhilafan almarhum kepada siapa pun sekiranya dapat dimaafkan.
Yuris mendoakan juga agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman, ketabahan dan keikhlasan.
(*)