GridHot.ID - Kasus covid-19 di Jawa Tengah masih tergolong tinggi.
Melansir TribunJateng.com, kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten meningkat drastis dalam beberapa minggu terakhir.
Angka kematian pasien di daerah itu juga cukup tinggi, yakni mencapai 1.000 kasus lebih.
Dilansir dari TribunSolo.com, beberapa waktu lalu, sebuah motor Yamaha Nmax warna dan plat merah, tertangkap kamera membawa peti mati.
Motor yang identik dengan kendaraan Kepala Desa (kades) di Kabupaten Klaten itu lantas menjadi sorotan.
Dari penelusuran TribunSolo.com, motor itu memang motor dinas Kades.
Yakni motor dinas milik Kades Birit, Kecamatan Wedi, Klaten, Sukadi Danang Witono.
Dia rela membawa peti mati dengan motor dinasnya itu.
"Saya mengambil peti mati tersebut sendiri secara spontan, la wong yo keburu dipake, selagi kita mampu kenapa nyuruh orang," kata Sukadi kepada TribunSolo.com, Rabu (28/7/2021).
Awal mula, Sukadi harus mengambil peti mati sejauh 15 km ini adalah saat ada warganya yang meninggal dunia pada Minggu (19/7/2021) pagi. Saat itu stok peti yang tersisa tinggal 1.
Setelah selang satu jam kemudian, dia mendapat kabar warganya ada yang meninggal lagi.
"Saya minta warga cari peti tak dapat, akhirnya saya beli di langganan saya dan spontan saya sendiri yang ambil," terangnya.
Dia mengatakan dirinya mengambil peti mati tersebut di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten atau 15 kilometer dari lokasi Desa Birit, Wedi, Kabupaten Klaten.
Peti tersebut dia bawa menggunakan motor dinasnya.
Hal ini dia lakukan lantaran dahulu warga juga membantu dirinya sampai bisa menjabat sebagai kepala desa.
Setelah dia membawa peti tersebut, proses pemakaman warga yang meninggal tersebut bisa diteruskan.
Berdayakan Warga Buat Peti Sendiri
Warga di Desa Birit, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten diberdayakan untuk membuat peti mati.
Hal itu diminta oleh Kepada Desa (Kades) Birit Sukadi Danang Witono, yang sempat viral karena membawa peti jenazah dengan motor dinasnya.
Menurut Sukadi, hal tersebut dilakukan karena harga peti mati yang mahal.
"harga peti mati itu mencapai Rp 1 juta. Jadi mending warga membuat sendiri secara swadaya," katanya, Selasa (28/7/2021).
Saat ini, warga desa Birit tengah membuat peti mati, yang akan digunakan bilamana ada warga yang meninggal dunia.
Peti mati yang dibuat berukuran panjang 2 meter, lebar 40-50 sentimenter.
Bahan utama pembuatan peti jenazah dari kayu munggur.
"Kemarin sudah jadi dua peti, dan sudah terpakai satu," ujarnya.
Dengan program ini, diharapkan kemanfaatannya bisa dirasakan seluruh warga desa yang membutuhkan. (*)