Gridhot.ID - Isu perang dunia ke 3 sudah ramai diperbincangkan sejak tahun 2019 akhir.
Dilansir dari Kontan.co.id, pemicu utamanya diduga karenapembunuhan Amerika Serikat terhadap Jenderal Iran Solemaini.
Pasa peristiwa tersebut, negara-negara kuat di dunia pun mulai panas menunjukkan tajinya.
Hingga kini, imbasnya terjadi pada konflik Laut China Selatan.
Bahkan beberapa pakar mengungkapkan bahwa wilayah yang berbatasan langsung dengan Indonesia itu berpeluang besar jadi medan perang.
Tak sedikit pula yang mengatakan kawasan yang sebagian besar berada di wilayah Asia Tenggara itu bakal jadi tempat pertama terjadinya perang dunia ketiga.
Bukan tanpa alasan, hal itu dilihat dari semakin meningkatnya kegiatan militer yang ada di kawasan tersebut.
Tak hanya perseteruan antaran China dengan negara-negara tetangganya sendiri.
Negara-negara barat pun kini mulai ikut andil bagian dalam memanaskan konflik di Laut China Selatan tersebut.
Tercatat antaran lain Inggris dan Jerman telah menyetujui untuk mengirimkan armada perangnya ke kawasan itu.
Terbaru, pemerintah China pada Jumat (6/8/2021) mengumumkan akan mengadakan latihan militer besar-besaran.
Pengumuman ini dilakukan pada saat AS juga menggelar latihan militer skala besar yang menargetkan China, dan beberapa negara termasuk Inggris, Jerman dan India berencana untuk mengirim atau telah mengirimkan kapal perang mereka ke Laut China Selatan.
Melansir Global Times, hingga Selasa, sejumlah pengamat mengatakan China sudah menyiapkan zona pembatasan navigasi yang luas di Laut China Selatan.
Para pengamat menilai, latihan tersebut menyerupai latihan yang dilakukan tahun lalu di mana Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dilaporkan melakukan latihan rudal balistik anti-kapal pembunuh kapal induk secara langsung.
Menurut para ahli, rincian tentang latihan yang akan datang tetap spekulatif.
Hal itu akan berfungsi sebagai tanggapan terhadap provokasi baru-baru ini, yang menunjukkan bahwa China memiliki senapan berburu yang siap melawan serigala.
Berdasarkan pengumuman yang dirilis oleh Administrasi Keselamatan Maritim China pada hari Rabu, Negeri Panda tersebut akan mengadakan pelatihan militer di Laut China Selatan mulai Jumat hingga Selasa, dan kapal lain dilarang memasuki zona pembatasan navigasi.
Media Pertahanan Nasional pada hari Kamis (5/8/2021) memberitakan, koordinat yang diberikan dalam pemberitahuan tersebut menunjukkan bahwa zona eksklusif membentang dari perairan di tenggara Pulau Hainan hingga sebagian besar perairan di sekitar Kepulauan Xisha, yang berarti bahwa area latihan lebih besar daripada Pulau Hainan.
Pemberitahuan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang latihan tersebut, tetapi sebuah kantor berita yang berbasis di Taipei melaporkan bahwa PLA meluncurkan rudal balistik anti-kapal di Laut China Selatan dalam latihan serupa tahun lalu.
Media AS yang mengutip pejabat pertahanan AS mengatakan, China meluncurkan empat rudal balistik jarak menengah ke Laut China Selatan dalam latihan itu, mendarat di daerah antara Pulau Hainan dan Kepulauan Xisha.
Ini secara luas ditafsirkan oleh media luar negeri sebagai PLA menguji rudal balistik anti-kapal, mungkin pembunuh kapal induk yakni DF-21D dan DF-26. (*)