GridHot.ID -Sosok Greysia Polii ternyata mampu menginspirasi banyak orang.
Salah satunya ganda putri Malaysia, M.Thinaah/Pearly Tan.
Sebagaimana diketahui dari TribunSport, Greysia Polii yang dipasangkan dengan Apriyani Rahayu berhasil memenangkan medali emas sektor ganda putri bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Padahal saat itu, Greysia Polii sudah berusia 33 tahun.
"Saya telah belajar bahwa seseorang tidak boleh menyerah, pencapaian yang sungguh luar biasa," ungkap Thinaah dilansir The Star.
"Butuh tiga Olimpiade dan partner bagi Polii untuk akhirnya memenangkan medali emas, dia terbaik. Polii jelas menunjukan kepada semua orang bahwa usia hanyalah angka, anda dapat sukses selama anda tetap bersemangat dan gigih," tambahnya.
Melansir Kompas.com, laga Greysia Polii/Apriyani Rahayu di final nomor ganda putri merupakan partai bersejarah bagi Indonesia.
Keberhasilan mereka mengalahkan duo China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan 21-19 dan 21-15 menghadirkan medali emas di nomor ganda putri.
Prestasi Greysia/Apriyani merupakan torehan historis karena nomor tersebut selalu lepas dari tangan Merah Putih sejak bulu tangkis mempertandingkan medali di Olimpiade Barcelona 1992.
Pertandingan di Musashino Forest Sports Plaza itu pun diwarnai oleh momen unik jelang akhir game kedua.
Ketika skor 18-10 untuk keunggulan wakil Indonesia, reli panjang terjadi sampai membuat senar raket Greysia Polii putus.
Pebulu tangkis berusia 33 tahun itu pun langsung bergegas ke pinggir lapangan untuk mengganti raketnya.
Beruntung, serangan Chen/Jia dapat diatasi Apriyani Rahayu dengan baik.
Greysia kemudian kembali ke lapangan dan dengan sigap langsung membantu pertahanan.
Tak lama kemudian, Apriyani dapat menuntaskan reli setelah smesnya dibalikkan Chen/Jia ke arah net.
Pada momen tersebut, Greysia/Apriyani unggul 19-10 atas wakil China.
Ini adalah keunggulan terbesar mereka dalam laga final ini.
Aksi Greysia yang mengganti raket dan sigap melanjutkan reli membuat sang komentator Gillian Clark terpukau dengan mengatakan "sensational, amazing".
Greysia pun ditanya mengenai momen tersebut pada sesi konferesi pers virtual bersama PBSI selaku induk bulu tangkis Indonesia, Jumat (6/8/2021) siang WIB.
"Kami ketika latihan sudah ada tekniknya, bagaimana pas main raket putus? bagaimana strateginya?" ujar Greysia.
"Mungkin karena saya lebih berpengalaman jadi sudah tahu cara alurnya. Setelah putus, kan tidak mungkin memenangkan poin dengan raket putus."
"Jadi, saya langsung inisiatif untuk ambil raket baru supaya tetap jalan terus."
"Saya percaya Apri bisa meng-cover lapangan. Tetapi, ya tidak boleh lama-lama karena lawannya dua orang."
"Itu saja sih, karena yang dipikirin bukan raket putus, tetapi bagaimana cara supaya kita dapat poin dalam keadaan apa pun juga."
(*)