Kontroversi Khasiat Kuliner 'Sengsu' Sebagai Obat di Tengah Masyarakat Indonesia, Ahli Gizi Anggap Berbahaya karena Bisa Tularkan Penyakit 'Gila' Ini

Minggu, 08 Agustus 2021 | 17:25
Instagram/ganjar_pranowo

Membuat Ganjar Pranowo 'bengong' saat pasien Covid-19 memintanya, ternyata Sengsu adalah makanan yang dianggap berbahaya oleh ahli gizi.

Gridhot.ID- Indonesia dikenal dengan keanekaragaman kulinernya dari berbagai daerah.

Dari kuliner khas yang menasional hingga kuliner ekstrem ditemukan di Indonesia.

Namun, beberapa kuliner ekstrem di Indonesia dianggap menyalahi aturan dan norma hingga berbahaya untuk kesehatan.

Baca Juga: China Enteng Tebar Janji Bakal Siapkan 2 Miliar Dosis Vaksin Covid Sampai Akhir 2021, Berapa Jatah Indonesia?

Belakangan lalu kuliner ekstrem 'Sengsu' (Tongseng Asu/ Tongseng Anjing) dianggap sangat berbahaya oleh ahli gizi.

Makanan yang satu ini menjadi perbincangan karena viral usai diminta pasien Covid-19 kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dilansir Gridhot.ID melalui akun media sosial Instargamnya, Ganjar Pranowo membagikan kejadian unik ketika ia mengunjungi tempat isolasi Covid-19 di Klaten, Jateng.

Baca Juga: Hot News! Farhat Abbas Mendadak Bela Keluarga Umi Kalsum, Haters Ayu Ting Ting Disebut Pembenci yang Mencintai

Saat berbincang dengan para pasien isolasi, tiba-tiba ada seorang warga mengucapkan ingin meminta makanan tersebut untuk dimakan di tempat isolasi.

Ganjar Pranowo bertanya pada para pasien Covid-19, makanan apa yang paling disukai selama berada di tempat isolasi.

Ketika pasien lainnya menjawab makanan 'biasa' seperti Soto, seorang pasien justru menyerukan makanan ekstrem yang satu ini.

Celetukan yang dilontarkan pasien tersebut sontak membuat para pasien tertawa bersama-sama.

Sementara Ganjar yang sempat terdiam akhirnya menanggapi pasien tersebut dengan candaan.

Baca Juga: Hot News! Lowongan Kerja BUMN PT KIMIA (Persero) Agustus 2021 untuk S1, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Sengsu merupakan nama makanan ini yang umumnya dikenal oleh masyarakat Jawa.

Dalam bahasa Indonesia, Sengsu artinya Tongsen Asu/Anjing.

Di wilayah Surakarta dan Yogyakarta, daging anjing dikenal bisa menyembuhkan penyakit.

Baca Juga: Hot News! Heboh Chacha Frederica Kini Harus Diambil Sumpahnya untuk Hal Mengejutkan Ini, Ada Apa?

Sengsu adalah salah satu masakan daging anjing paling populer yang disebut oleh sejumlah warung sebagai tongseng jamu.

Benarkah daging anjing bisa menjadi obat dan menyembuhkan penyakit?

Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa daging memang berkhasiat.

Namun, melansir Kompas.com (7/2/2018), drh. Sunarto, M.Si, dosen Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta, justru mengungkapkan bahaya konsumsi daging anjing.

Berbeda dengan kambing, sapi, dan babi, anjing yang dikonsumsi masyarakat tidak bersumber dari peternakan.

Baca Juga: Hot News! Tangan dan Kakinya Menyembul dari Gundukan Tanah, Wanita Hamil Korban Begal di Kolong Tol Bekasi Diduga Belum Tewas saat Dikubur, Begini Penjelasan RS Polri Kramat Jati

Drh. Sunarto mengatakan, makhluk hidup yang diternakkan harus memenuhi beberapa syarat.

"Harus melalui beberapa prosedur untuk menjamin kesehatan hewan misalnya harus mendapat vaksin secara teratur, pengawasan yang ketat," katanya.

Menurutnya, hingga saat ini yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit rabies pada anjing.

Baca Juga: Hot News! Tabiat Penghina Ayu Ting Ting Dikuliti Habis, Sang Pedangdut Temukan Riwayat Postingan Sang Haters yang Buat Ayah Rozak Meledak, Ini Buktinya

Karena tak bersumber dari peternakan, maka daging anjing punya potensi besar menularkan rabies maupun penyakit lainnya.

Rabies sendiri merupakan infeksi virus pada otak dan sistem saraf yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur.

Hal serupa disampaikan dr. Tirta Prawita Sari, Msc, SpGK, ahli gizi di RS. Pondok Indah, Jakarta, mengatakan rawan bagi kesehatan apabila makan daging dari hewan yang pengawasan kesehatannya kurang.

"Secara umum tentang kandungan gizi pada semua daging adalah sama, yaitu protein.

"Namun selain itu perlu juga memperhatikan kesehatan hewan, karena di dalam kandungan daging hewan yang tidak sehat akan banyak terdapat parasit, bakteri bahkan virus," katanya kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).

Baca Juga: Mendadak Go Internasional, Wajah Janda Asal Jawa Barat Ini Hiasi Media Luar Negeri, Apa yang Istimewa?

Sementara itu, Anisa Ratna Kurnia, aktivis dari Garda Satwa Indonesia, mengatakan, bahwa tidak ada anjing yang layak dikonsumsi.

"Kalau mereka dianggap layak, sudah pasti ada pengawasan dari dinas peternakan.

"Seharusnya pemerintah menanggapi serius masalah peredaran daging anjing ini, karena menyangkut kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: Anggota KKB Papua Lekagak Telenggen dengan Segudang Kejahatan Mengerikan Berhasil Ditangkap TNI, Kondisi Terkini Kabupaten Puncak Dibongkar Kapolres, Masih Mencekam?

Ternyata, makanan yang juga disebut sebagai 'mendo prucul' yang artinya 'kambing yang bisa cepat berlari' ini dianggap berbahaya oleh ahli.

(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, Instagram