Gridhot.ID-Kasus Corona di Indonesia tergolong masih tinggi dibanding dengan negara-negara lain.
Maka dari itu hingga kini pemerintah terus menggenjot sektor kesehatan untuk mengurangi kasus corona di Indonesia.
Hal ini pun mendapat sorotan khusus dari WHO.
Dilansir dari Kontan.co.id, WHO memutuskan menguji tiga obat baru yang kemungkinan bisa menyembuhkan pasien Covid-19 parah.
Salah satu pengujian ini dilakukan di Indonesia selain di 51 negara lain.
Obat-obat tersebut antara lain artesunat, imatinib, dan infliximab.
Panel independen telah memilih ketiganya karena potensi mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 parah yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Jadi Poin Plus Calon Mantu Idaman Orang Tuanya, Rizky Billar Ungkap Alasannya Kepincut Lesti Kejora
Artesunate saat ini digunakan untuk pengobatan malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan seperti penyakit Crohn dan rheumatoid arthritis.
“Menemukan terapi yang lebih efektif dan mudah diakses untuk pasien COVID-19 tetap menjadi kebutuhan kritis, dan WHO bangga memimpin upaya global ini,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (11/8), seperti dikutip dari Kontan dari Al Jazeera.
Obat-obatan itu disumbangkan untuk uji coba oleh produsen.
Ketiga obat ini sudah diuji tahap pertama pada uji coba solidaritas tahun lalu.
WHO saat itu bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia menemukan pengobatan yang efektif untuk Covid-19 dan menilai pengaruhnya terhadap kematian.
Akan dilibatkan 600 rumah sakit di 52 negara, 16 negara lebih banyak dari fase awal dan ribuan pasien.
Negara yang terlibat dalam uji coba ini antara lain Kanada, Finlandia, Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Baca Juga: Omeli Rafathar di Depan Muka Nagita Slavina, Mbak Lala Malah Tuai Pujian Gara-gara Hal Ini
Sebelumnya ada 4 obat yang dievaluasi lewat uji coba ini.
Keempat obat itu antara lain remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir, dan interferon.
Keempatnya tidak berpengaruh atau hanya berpengaruh sedikit terhadap pasien Covid-19 yang dirawat di RS.
Perluasan uji coba dilakukan saat dunia menghadapi gelombang baru pandemi, yang dipicu oleh varian Delta yang sangat mudah menular.
Negara-negara yang belum dapat memvaksinasi sebagian besar populasi mereka sangat terdampak akibat varian Delta.(*)