Gridhot.ID-Dibentuk pada 1986 silam, Dewa 19 menjadi salah satu band papan atas Tanah Air.
Dalam perjalanannya, Dewa 19 sudah berkali-kali melakukan perombakan pada personelnya.
Salah satunya, drummer Aksan Sjuman yang sempat populer ketika menjadi personel Dewa 19.
Bergabung dengan Dewa 19, Aksan ngetop dengan panggilan 'Wong Aksan'selepas keluarnya Wawan Juniarso.
Pemilik nama asli Sri Aksana Sjuman ini merupakan drummer Dewa 19 pada periode 1995 hingga 1998.
Rupanya ada fakta yang menarik dari kiprah Aksan dalam menaungi kariernya sebagai seorang musisi.
Mengutip HAI Online, Aksan ternyata pernah ditawari untuk begabung dengan band rock asal Jerman, Scorpions.
Namun, tawaran itu ditolak. Aksan lebih memilih Dewa 19 yang justru memecatnya setelah 3 tahun bergabung.
Aksan mengungkapkan tawaran itu tiba ketika Scorpions datang ke Indonesia. Saat itu dia sedang berada di Hardrock Cafe bareng sama band tersebut.
"Dia nggak bisa nge-jam. Terus gue dateng karena gue punya kenalan, terus ngobrol-ngobrol sama pemainnya," kata Aksan dalam channel YouTube SoundCorners.
Saat ngobrol itu, ia ditawarin untuk main bersama mereka di Jerman. Memang sebelumnya, drummer tersebut sudah pernah main di Jerman untuk itu mereka tak ragu mengajak Aksan.
"Ikut gue aja deh yuk, katanya gitu. Terus gue bilang, aduh gue udeh ada band di sini (Dewa)," terangnya mengingat kejadian tersebut yang bertepatan dengan era Hard Rock I Like Monday.
Menurutnya, kisahnya yang menolak gabung sama Scorpions bisa dibilang 'bar story', yang bakal dibahas banyak orang-orang gitu.
"Tapi itu bener-bener terjadi kok, sumpah demi Tuhan. Kalo gue andainya hari itu gue bilang 'Ok', besok gue berangkat ke Jerman mungkin bisa," ucapnya.
Terkait hal tersebut, Aksan mengaku tak menyesal menolak tawaran Scorpions. Kebetulan, ia juga tak suka dengan band tersebut.
"Nggak nyesel, karena kan ternyata gue lebih seneng ngerjain apa yang gue suka kok daripada itu. Kalo misalnya Genesis dateng ke gue untuk ngajakin gue main, terus gue tolak mungkin sekarang gue punya penyesalan," tegasnya.
Pada akhirnya ia memilih berkarier dengan Dewa ketimbang Scorpions. Diketahui, Aksan gabung dengan Dewa 19 setelah album Terbaik Terbaik (1995) selesai.
Sebelum bersama Dewa 19, Aksan pernah menempuh pendidikan musik departemen Jazz di Jerman.
Selama di sana, putra dari sutradara Sjuman Djaja dan Farida Oetoyo ini juga pernah membentuk band bernama "Chicken Takes Time" pada tahun 1993.
Setelah beberapa lama di Jerman, Aksan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di sini, ia digaet untuk mengisi posisi drummer Dewa 19.
Namun, kariernya di Dewa tidak begitu lama. Setelah album Pandawa Lima (1997) selesai, Aksan dikeluarkan pada Juni 1998.
Alasannya karena pukulannya drumnya lebih mengarah ke musik jazz saat itu yang dirasa tidak pas dengan aliran musik Dewa 19.
Setelah keluar dari Dewa 19, Aksan bergabung dengan Potret di album kompilasi The Best of Potret (2001).
Baca Juga: Mulan Jameela Bisa Bernapas Lega, Ahmad Dhani Sebut Ogah Terpaksa Jalani Hal Ini Jika Harus Poligami
Sementara, Ahmad Dhani sempat blak-blakan mengungkapkan alasan Aksan dulu dipecat dari posisi drummer Dewa 19.
Banyak yang menduga, ketukan Aksan yang dinilai terlalu jazzy buat musik Dewa 19 menjadi alasan dikeluarkannya drummer tersebut.
Namun, frontman Dewa 19 Ahmad Dhani menampik hal tersebut.
Ia mengungkapkan alasan Aksan dikeluarkan bukanlah karena gaya bermainnya yang terlalu jazz.
"Bukan terlalu jazz sih sebenarnya, kami ngerasain, ya mungkin sebenarnya power-nya saja yang kurang," kata Dhani seperti dikutip GridStar.id dari YouTube Gofar Hilman pada Maret 2021 lalu.
Dhani mengaku bahwa dirinyalah yang mengusulkan kepada personel lain agar Aksan dikeluarkan dari Dewa 19.
Setelah berdiskusi pada saat itu, mereka lalu menyetujui usulan Ahmad Dhani.
Pemecatan karena gaya bermusik yang kurang cocok dengan Dewa 19 sebenarnya tak hanya terjadi pada Aksan.
Mendiang Erwin Prasetya juga pernah menjadi sasarannya.
"Sebenarnya banyak hal-hal yang belum terungkap sih, dulu tuh album pertama saya ngusulin Erwin dipecat, karena kurang rock, 'enggak cocok nih'," ujar Dhani.
Bedanya, karena personel lain tak setuju, Dhani memutuskan untuk tetap mempertahankan Erwin.
"Tapi Wawan nggak setuju, Andra enggak setuju, ya enggak jadi. Ya itu adalah bukti bahwa Ahmad Dhani tidak otoriter," ungkap Dhani kepada Gofar.
(*)