Jadi Pialang Kekuatan Utama Taliban, Negara Terkaya Ini 'Bakar Uang' untuk Pemerintahan Baru Afganistan, Ternyata Ada Tujuan Ini Dibaliknya

Rabu, 01 September 2021 | 16:25
REUTERS/Abdul Khaliq Achakza

People standing on a vehicle hold Taliban flags as people gather near the Friendship Gate crossing point in the Pakistan-Afghanistan border town of Chaman, Pakistan July 14, 2021. Picture taken July 14, 2021. REUTERS/Abdul Khaliq Achakzai

Gridhot.ID- Taliban kini mendapatkan kembali kendali atas Kabul pada 15 Agustus dan menjadi otoritas tertinggi Afghanistan.

Setelah perebutan Kabul, Taliban tampaknya mengikuti norma-norma internasional dan mencari hubungan baik dengan tetangga mereka.

Tetangga Afghanistan, seperti China, India, Iran, Rusia, dan negara-negara Teluk, mengejar hubungan dengan Taliban untuk kepentingan mereka sendiri.

Baca Juga: Lagi-lagi Tingkah Polahnya Tuai Hujatan, Kali Ini Rizki DA Kena Semprot Netizen Gegara Aksinya yang Dianggap Bahayakan Nyawa Anaknya: Demi Konten!

Tapi dari semua tetangga Afghanistan, Qatar adalah pemenang utama mengikuti perkembangan terakhir.

Perlu diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Qatar sukses mencatatkan namanya sebagai negara terkaya di dunia.

Melansir dari Kompas.com, Qatar memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar paritas daya beli (PP) mencapai 132.886 dollar AS.

Angka itu jauh di atas Indonesia yang hanya memiliki PDB atas PPP sebesar 13.998 dollar AS.

Baca Juga: Ngaku Dianiaya Anak Sulung Ahok di Kawasan Ini Nyaris Tengah Malam, Begini Penjelasan Ayu Thalia yang Keukeuh Polisikan Nicholas Sean

Dibandingkan negara Teluk lainnya, cadangan minyak Qatar tak sebesar Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.

Akan tetapi, jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit membuat negara ini kaya.

Berdasarkan data yang dirilis BP Statistical Review of World Energy 2020, Qatar memiliki cadangan minyak sebesar 25,2 miliyar barrel pada 2019.

Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan 20 tahun lalu yang hanya mencapai 13,1 miliar barrel.

Baca Juga: Cucu Raja Kapal Indonesia Bikin Geger Gara-gara Unggah Foto Ini, Disebut Rujuk dengan Lulu Tobing, Begini Kata Pihak Pengadilan Agama Jakpus

Selama periode pemerintahan Taliban antara 1996-2001, Qatar, seperti tiga negara Arab Saudi, UEA dan Pakistan, tidak mengakui rezim tersebut, meskipun memiliki interaksi yang luas dengannya, sehingga pada tahun 2013, dengan izin Amerika Serikat, membuka kantor politik Taliban di Doha.

Qatar dengan demikian mampu menjadi pusat negosiasi dengan Taliban karena mampu menjalin hubungan yang baik dan netral dengan semua pihak.

Dr. Mohammad Salami, pakar Geopolitik, dalam artikelnya yang diterbitkan di Eurasiareview.com, Rabu (1/9/2021), mengatakan bahwa Qatar telah menjadi penengah diplomatik dan perantara perdamaian dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Nikita Mirzani Tetiba Senggol Syahrini Soal Kabar Kehamilannya, Mantan Dipo Latief Ini Lantang Nyinyiri Inces Begini

Hal itu berkat kekayaan minyak dan gasnya yang kaya dan kesediaannya untuk berperan sebagai perantara netral dalam berbagai konflik politik.

Qatar membantu Taliban membebaskan para pemimpin kuncinya dari kamp penahanan Teluk Guantanamo, menghapus komandannya dari daftar hitam Barat, dan menukar tahanan mereka dengan tahanan pemerintah Afghanistan.

Taliban tidak akan melupakan bantuan orang Qatar dan akan memberi mereka hadiah.

Qatar sedang memikirkan pengaruh mereka di Asia Tengah.

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP 2021 Masih Dibuka, Ada Program untuk PNS, TNI dan Polri, Cek Syarat dan Jadwalnya

Afghanistan dipandang sebagai jembatan untuk memperluas pengaruh keuangan, ekonomi dan ideologi Qatar di Asia Tengah.

Di Asia Tengah, Qatar mulai membangun masjid megah melalui diplomasi masjid, dan memperluas kerjasama ekonomi dan investasi di bidang minyak, gas, pertambangan, perbankan, industri pertanian, dan bahkan kerjasama pendidikan dan budaya dengan Tajikistan, Kazakhstan, dan Turkmenistan.

Investasi adalah salah satu cara Qatar untuk mempengaruhi masa depan Afghanistan.

Qatar menggunakan investasi internasional sebagai alat untuk memajukan tujuan kebijakan luar negerinya.

Baca Juga: Setahun Setelah Persunting Mantan Model, Opick Alami Musibah, Rumah Megahnya Dilalap Si Jago Merah, Sang Kakak Ungkap Fakta Ini

Qatar berusaha menjadi bagian integral dari politik Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban, terutama melalui investasi dan bantuan keuangan dan partisipasi dalam rekonstruksi.

Taliban membutuhkan uang untuk tetap berkuasa.

Sejarah telah menunjukkan bahwa negara-negara Teluk, selain berinvestasi di negara-negara pasca-perang, memiliki kemungkinan yang sama untuk campur tangan di negara-negara berkembang pasca-konflik.

Ini telah disaksikan baik di kawasan Teluk Persia (seperti di Irak dan Yaman) maupun di luar kawasan (seperti Libya dan Suriah).(*)

Baca Juga: Sederhana Tapi Serius, Ngaku Maafkan Kartika Damayanti Tapi Ogah Batalkan Laporannya, Ayu Ting Ting Dicecar 15 Pertanyaan Ini oleh Penyidik Polda Metro Jaya

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, Eurasiareview.com