Gridhot.ID - Indonesia memang sudah mulai menggencarkan program vaksinasi covid-19.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, vaksinasi covid-19 sudah dimulai sejak Presiden Jokowi jadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin tersebut.
Kini setelah sekian lama covid-19 disebut mulai bermutasi.
Kemunculan varian-varian baru membuat pekerjaan rumah bersama dalam meredam penyebaran Covid-19 menjadi lebih menantang.
Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena vaksin-vaksin yang selama ini digunakan di Indonesia, tetap mampu memberi kemampuan kekebalan.
Bahkan, kekebalan terhadap mutasi Covid-19 variant of concern (VOC) sekalipun.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi hasil mutasi Covid-19 menjadi dua jenis. Selain VOC atau varian yang menjadi perhatian, ada pula variant of interest (VOI) atau varian yang diamati.
Dari kedua jenis itu, VOC perlu diwaspadai. Pasalnya VOC terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular atau infeksius dibandingkan dengan virus original yang pertama muncul di Wuhan, China pada 2019.
Berdasarkan hasil sequence terhadap 2.321 sampel di Indonesia, sebanyak tiga dari empat jenis VOC berupa Alfa, Beta dan Delta.
Ketiganya berpotensi menurunkan angka efikasi vaksin yang digunakan karena vaksin yang ada saat ini umumnya menggunakan virus original.
Meski demikian, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap lima jenis vaksin yang telah digunakan yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.
Sebab, vaksin-vaksin itu tetap mampu memberi kemampuan kekebalan yang tergolong baik berdasarkan hasil pengujian di populasi terhadap varian baru VOC secara global.
WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dalam membentuk kekebalan yang baik adalah memiliki nilai efikasi di atas 50%. Kelima vaksin tersebut memenuhi ketentuan tersebut.
Oleh karena itu, vaksinasi haru tetap berjalan.
"Bahkan sebaiknya vaksinasi bisa melebihi 70% dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (2/9) yang juga disiarkan secara virtual.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi seperti pemberian vaksin dosis penuh. Karena setelah pemberian dosis pertama, kekebalan akan turun sehingga perlu diberikan dosis kedua agar kekebalan terbentuk optimal dan bertahan lebih panjang.
Baca Juga: Hot News! Putra Sulung Kiwil Rela Jadi Tukang Ojek, Rohimah Ngaku Hidup Susah Usai Tak Dapat Nafkah
Tak hanya vaksinasi, penanganan Covid-19 juga harus dibarengan dengan beragam strategi lain. Langkah ideal yang bisa dilakukan semua orang adalah selalu menrapkan protokol kesehatan.
Pasalnya, sampai hari ini saja kenaikan kasus masih terlihat bahkan di negara-negara yang telah melakukan vaksinasi di atas 60% seperti Israel dan Islandia.
Semua lapisan masyarakat wajib selalu menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Penting pula mengimplementasikan 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Menurut data Satgas Covid-19 hingga Jumat (3/9), ada tambahan 7.797 kasus baru yang terinfeksi Virus Corona di Indonesia.
Dengan begitu, total menjadi 4.116.890 kasus positif Covid-19. Sementara jumlah kesembuhan bertambah 15.544 orang sehingga total menjadi sebanyak 3.813.643 orang.
Jumlah kematian akibat Virus Corona di Indonesia bertambah 574 orang sehingga total menjadi sebanyak 134.930 orang. Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 168.317 kasus.
(*)