GridHot.ID - Kemunculan seseorang yang disebut sebagai 'Raja Kerajaan Angling Dharma' di Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, menghebohkan masyarakat.
Seseorang tersebut bernama asli Sultan Jamaludin Firdaus.
Dia mendiami rumah bertuliskan Angling Dharma.
Melansir Kompas.com, juru bicara Sultan Jamaludin Firdaus, Jamil Badrayana mengatakan mereka tidak mau disebut kerajaan dan dipanggil raja.
Jamil mengatakan sebutan untuk Sultan Jamaludin adalah Baginda.
Sementara untuk rumah yang ditempati Sultan Jamaludin, kata Jamil, sudah dibangun sejak 2002.
Rumah itu dibangun berbeda dengan rumah lainnya karena Sultan Jamaludin memiliki gaya yang nyentrik.
"Itu pernak-pernik saja, kata beliau itu ada filosofinya, jadi bukan dikaitkan dengan kerajaan atau sebagainya, memang beliau selalu nyentrik, seperti berpakaian, saya juga kadang tidak memahami kenyentrikan beliau," kata dia.
Jamil mengatakan, kecewa saat heboh pemberitaan yang menyebut pihaknya adalah kerajaan Angling Dharma.
Kata dia, rumah Angling Dharma bukan kerajaan, hanya tempat tinggal saja pemimpin dan santrinya.
Di sisi lain, Melansir TribunBanten.com, Sultan Jamaludin disebut-sebut telah membantu warga miskin sejumlah 30 orang dengan merenovasi rumah mereka.
Jamal mengatakan untuk saat ini, Sultan Jamaludin masih belum bisa ditemui untuk diwawancara.
"Baginda raja menyampaikan belum berkenan untuk diwawancara. Jadi kalau ada hal-hal yang mau ditanyakan soal beliau, bisa langsung ke saya saja. Sudah dizinkan sama beliaunya," katanya saat ditemui pada Rabu (22/9/2021).
Ia mengatakan, kekuasaan yang didapatkan oleh Sultan Jamaludin, bermula pada saat tahun 2004, dimana pada saat itu, ia telah selesai bertapa di sebuah gunung untuk mempelajari sebuah ilmu.
Pasca itu, ia mendapatkan semacam 'kekuatan' untuk diangkat menjadi seorang raja.
Ia juga mengklaim kalau pengangkatannya sebagai sebagai raja adalah perintah Sang Pencipta.
"Baginda diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib. Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sana-nya, dari Sang Pencipta," terangnya.
"Sang raja sering memberikan bantuan kepada rakyat miskin dan anak yatim dari dulu. Itu mengapa kita meyakini, bahwa raja merupakan utusan tuhan," jelasnya.
(*)