Nasib Tragis Siswa SMK Ciamis, Tewas Usai Dipaksa Vaksin Padahal Sudah Bilang Sakit ke Petugas Medis, Pihak Keluarga Bongkar Fakta Dibaliknya

Sabtu, 25 September 2021 | 16:42
Kompascom, Irwan Nugraha

Orangtua Cahyono Putra (17), seorang pelajar SMK di Kabupaten Ciamis

Gridhot.ID - Kasus kematian seorang siswa SMK di Ciamis, Jawa Barat menjadi sorotan.

Dilansir dari Kompas.com, siswa bernama Cahyono Putra meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19.

Siswa 17 tahun itu ditemukan meninggal dunia di kamarnya pada Rabu (1/9/2021) malam.

Baca Juga: 4 Batalyon Brimob Dikerahkan untuk Pencarian Gibran, Tim Ceritakan Kejadian Janggal Selama Telusuri Gunung Guntur: Sempat ke Lokasi yang Sama Tapi Tak DitemukanIbu kandung Cahyono, Ani Anggraeni (40) mengatakan, saat disuntik vaksin Covid-19, anaknya sebenarnya dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung.

Bahkan, kata Ani, anaknya Cahyono masih mengonsumsi sisa obat penyakit lambung saat proses vaksinasi dan kegiatan belajar tatap muka di sekolah.

Namun, menurut Ani, sebelum disuntik vaksin, Cahyono sudah menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan kepada petugas vaksinasi.

Karena itu, pihak keluarga mempertanyakan prosedur vaksinasi dan skrining yang dilakukan petugas medis.

Baca Juga: Bakal Jadi Menantu Chairul Tanjung, Inilah Sederet Prestasi Guinandra Jatikusumo yang Tak Kaleng-kaleng, Profesinya Juga Tak Kalah Mentereng dari Putri Tanjung

Apalagi vaksinasi dilakukan terhadap orang yang sedang sakit dan sedang dalam masa pengobatan seperti yang menimpa Cahyono.

Ayah Cahyono bernama Nono mengaku sempat menanyakan kepada anaknya apakah sudah memberi tahu petugas medis jika sedang sakit dan dalam masa pemulihan.

"Saya kan tanya ke anak saya, waktu itu bilang enggak ke petugas medisnya kalau masih sakit. Kata anak saya, 'bilang Pak'. Nah, biasanya kan observasi kalau ada yang sakit enggak boleh divaksin, kenapa ini masih disuntik saja?" kata Nono, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Tak Sepeserpun Punya Hutang, Segini Jumlah Harta Kekayaan Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR yang Ditetapkan Tersangka oleh KPK

Ketua Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Prof Kusnandi Rusmil menyebut, Cahyono menderita sakit yang serius dua pekan sebelum divaksin.

Menurut Kusnandi, hingga saat akan divaksin, badan remaja tersebut belum dalam kondisi fit.

Namun, karena ingin sekolah, ia memaksakan diri untuk divaksin.

Ketika berada di tempat vaksinasi, Kusnandi menuturkan, Cahyono terlihat sehat, sehingga bisa melalui proses vaksinasi.

Baca Juga: Kelakuan Netizen Indonesia Kelewat Bar-bar, Deddy Corbuzier Dibuat Naik Pitam Gegara Disuruh Lunasi Utang oleh Orang Tak Dikenal di Instagram

Namun, seusai vaksinasi, remaja ini merasakan lemas.

"Analisanya, (Cahyono) mengalami reaksi sedang (lemas). Kalau berat dia bisa pingsan," kata Kusnandi dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Karena tidak menunjukkan gejala berat, Cahyono diperbolehkan pulang. Ia bisa berjalan kaki dan pulang ke rumah. Tapi, pada malam harinya, kondisinya memburuk.

Orang tua Cahyono kemudian memanggil dokter untuk menangani kondisi anaknya. Nahas, begitu dokter sampai, pasien sudah meninggal.

Baca Juga: Masjid dan Panti Asuhan Jadi Cita-cita Terpendam Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Ini Alasan Orang Tua Rafathar Ingin Membangunnya

"(Pasien) mengalami syok reaksi lambat," ucap dia.

Kusnandi mengatakan, saat kondisi Cahyono menurun, seharusnya pasien dibawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk diinfus.

Sebab pihak medis sudah mengetahui yang harus dilakukan ketika terjadi syok reaksi lambat pasca-imunisasi.

"Seandainya dibawa ke rumah sakit, pasti diinfus dan tertolong," ujar dia.

Baca Juga: Siapa Chirst Laurent? Ini Sosok Pria yang Sempat Akan Nikahi Amanda Manopo Sampai Kredit Rumah Bersama, Kini Jadi Sorotan Lantaran Perannya

Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat yang akan divaksin untuk jujur pada diri sendiri. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat saat divaksin. Kemudian istirahat dan makan yang cukup sebelum divaksin.

Petugas imunisasi pun harus mewanti-wanti para peserta vaksinasi. Jika terjadi sesuatu pasca-imunisasi, segera hubungi nomor kontak yang diberikan saat vaksin atau pergi ke rumah sakit atau puskesmas.

"Petugas imunisasi juga harus lebih teliti. Karena banyak yang kelihatannya sehat (tapi ternyata tidak). Jadinya petugas tertipu," tutur dia.

Baca Juga: Siapa Chirst Laurent? Ini Sosok Pria yang Sempat Akan Nikahi Amanda Manopo Sampai Kredit Rumah Bersama, Kini Jadi Sorotan Lantaran Perannya

Secara teoretis, sambung Kusnandi, dari satu juta orang yang disuntik, satu orang akan mengalami syok hingga pingsan.

Karena itu, dia mengatakan, setelah divaksin, peserta harus diobservasi, yakni pemantauan gejala klinis yang muncul pasca-vaksinasi selama 15-30 menit.

Jika ada yang mengalami gejala berat, petugas sudah mempersiapkan berbagai langkah agar pasien bisa tertolong.

Kita tunggu saja perkembangan kabar ini selanjutnya.(*)

Baca Juga: Dulu Sering Perankan Tokoh Antagonis di Berbagai Sinetron, Artis Raya Kohandi Kini Hidup Bergelimang Harta Tinggali Istana Super Mewah Usai Menikah, Pintu Rumah Raksasanya Jadi Sorotan

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, KompasTV