Teori Ini Langsung Berubah, Jenazah Wanita Muda Indonesia yang Meninggal 7000 Tahun Lalu Ternyata Terbukti Simpan DNA Ini

Kamis, 07 Oktober 2021 | 11:42
Universitas Hasanuddin

Tengkorak dan gigi terkompresi seorang wanita muda yang dijuluki Bessé ditemukan di dalam gua Leang Panninge

Gridhot.ID - Sempat heboh beberapa waktu lalu terkait penemuan jasad seorang wanita muda Indonesia yang berusia 7000 tahun.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, jasad tersebut ditemukan di Sulawesi Selatan.

Diduga fosil tersebut merupakan remaja berusia 18 tahun yang meninggal dunia di zaman batu.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Terbaru, PT Bina Karya (Persero) Membutuhkan Banyak Karyawan untuk Posisi Ini, Berikut Syarat dan Link Pndaftarannya

KiniJejak genetik dalam tubuh seorang wanita muda yang meninggal 7.000 tahun lalu memberikan petunjuk pertama, bahwa pencampuran antara manusia purba di Indonesia dan yang berasal dari Siberia jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Dikutip Gridhot dari Kontan, teori tentang migrasi manusia purba di Asia bisa berubah oleh penelitian yang terbit dalam jurnal ilmiah Nature pada Agustus lalu, setelah analisis asam deoksiribonukleat (DNA) atau sidik jari genetik dari wanita yang dimakamkan di sebuah gua di Indonesia.

“Ada kemungkinan kawasan Wallacea bisa menjadi titik pertemuan dua spesies manusia, antara Denisovans dan homo sapiens awal,” kata Basran Burhan, arkeolog dari Griffith University Australia, kepada Reuters.

Burhan, salah satu ilmuwan yang ikut dalam penelitian tersebut, merujuk pada wilayah Indonesia yang mencakup Sulawesi Selatan, tempat ditemukannya jasad dengan batu di tangan dan panggulnya, di kompleks Gua Leang Pannige.

Baca Juga: Direktur BCA Tak Gengsi Lakban Sapatu Jebol Meski Hartanya Ratusan Triliun Rupiah, Armand Hartono Bikin Geger Saat Ajak Para Pengusaha Foto di Depan Bajaj, Ternyata Ada Simbol Ini

Denisovans adalah sekelompok manusia purba yang dinamai dari sebuah gua di Siberia, tempat jenazah mereka pertama kali diidentifikasi pada 2010.

Para ilmuwan hanya memahami sedikit tentang mereka, dan bahkan detail penampilan mereka tidak diketahui secara luas.

DNA dari Besse

DNA dari Besse, demikian peneliti menamai perempuan muda asal Indonesia, menggunakan istilah untuk bayi perempuan yang baru lahir dalam bahasa Bugis, adalah salah satu dari sedikit spesimen yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di daerah tropis.

Baca Juga: Depresi Sampai Niat Bunuh Diri, Anak Iis Dahlia Mengaku Lelah Hadapi Kontroversi yang Dibuat Ibunya

Ini menunjukkan, meskipun dia adalah keturunan dari orang-orang Austronesia yang umum di Asia Tenggara dan Oseania, ia juga memiliki jejak genetik Denisovan, menurut para ilmuwan.

“Analisis genetik menunjukkan, penjelajah pra-Neolitikum ini berbagi penyimpangan genetik dan kesamaan morfologi paling banyak dengan kelompok Papua dan Pribumi Australia saat ini,” sebut mereka.

Jenazah perempuan muda tersebut saat ini disimpan di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sampai saat ini, para ilmuwan mengira orang-orang Asia Utara seperti Denisovans baru tiba di Asia Tenggara sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Baca Juga: Ubah Bio Instagram hingga Tulis Caption Move on, Shandy Aulia Jadi Sorotan Gegara Rumah Tangganya dengan Sang Suami Dikabarkan Diambang Kehancuran

DNA Besse mengubah teori tentang pola migrasi manusia purba tersebut dan mungkin juga menawarkan wawasan tentang asal usul orang Papua dan penduduk asli Australia yang memiliki DNA Denisovan.

“Teori tentang migrasi akan berubah, teori tentang ras juga akan berubah,” kata Iwan Sumantri, dosen Universitas Hasanuddin, yang juga terlibat dalam proyek tersebut.

Jenazah Besse memberikan tanda pertama Denisovans di antara orang Austronesia, yang merupakan kelompok etnis tertua di Indonesia.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Rumah Tangga Shandy Aulia dan David Herbowo Tiba-tiba Diisukan Retak, Ini Penyebabnya

“Sekarang coba bayangkan, bagaimana mereka menyebarkan dan mendistribusikan gen mereka untuk mencapai Indonesia,” ujar dia.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan