Gridhot.ID-Kasus tawuran pelajar masih kerap terjadi di Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, semenjak diberlakukan kembali sekolah tatap muka, tren tawuran kembali muncul.
Hal ini bahkan kini menjatuhkan korban tewas.
Dilansir dari Tribunnewsbogor, tawuran di kota bogor memicu kasus pembunuhan antar remaja pada Rabu (6/10/2021) lalu.
Dalam waktu kurang dari 8 jam, Polresta Bogor berhasil membekuk pelaku yang merupakan pembunuh dari korban RM (18) yang tewas mengenaskan karena dibacok kepalanya.
Belum satu pekan usai tewasnya seorang remaja di Bogor akibat perkelahian antar pelajar, kini tindakan tawuran pelajar kembali terjadi di Kp. Babakan Sirna, Cilebut, Kabupaten Bogor, tepat di samping rel kereta pada Kamis (14/10/2021) sore kemarin.
Menurut informasi dari warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian perkara, aksi tawuran tersebut terjadi pada pukul 16.00 WIB usai hariPembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di dua SMK swasta.
Terdeteksi, oknum-oknum siswa yang melakukan tawuranberasal dari dua kubu sekolah berbeda, yaitu SMK Tri Dharma Kota Bogor dengan SMK YKTB Kota Bogor.
Kedua kubu pelajar SMK dilaporkan saling serang berlarian menggunakan senjata tajam.
Menurut pengamatan mata saksi, para pelajar itu menenteng senjata tajam berupa, celurit, samurai, golok, klewang dan lain-lain.
Baca Juga: Seenak Jidat Kabur dari Karantina, Rachel Vennya Terancam Dipenjara, Ini Hukuman yang Menantinya
Mereka seolah seperti jagoan di tengah jalan raya membuat keributan dan mengganggu ketertiban warga sekitar.Atas kejadian brutal itu, lalu lintas setempat sempat tersendat dan membuat banyak pengguna jalan harus memutar arah.
Aksi tawuran pelajar itu pun sempat dilerai para warga sekitar namun kedua kubu sekolah yang panas sama sekali tak menggubrisnya.
Bahkan akibat aksi tawuran bar bar itu beberapa motor pengguna jalan yang melintas sampai terjungkal dan ditinggal pemiliknya karena merasa ketakutan.
Sampai saat aksi tawuran selesai, belum dapat dipastikan apakah ada korban jiwa atau tidak.
Namun yang dorugikan tentu masyarakat sekitar dan tercorengnya kegiatan PTM di dua sekolah kejuruan swasta tersebut. (*)