Gridhot.ID - Baru-baru ini kasus pinjol ilegal kembali menyita perhatian masyarakat.
Seorang ibu-ibu di wonogiri diteror pinjol ilegal hingga akhirnya nekat bunuh diri.
Dilansir dari Tribunsolo.com, terungkap cerita awal mula pekerjaan karyawan pinjol ilegal yang teror Ibu di Wonogiri hingga bunuh diri.
Ternyata mereka tak perlu pendidikan tinggi, tapi gaji yang ditawarkan sungguh menarik.
HH (39) mengaku baru bekerja selama 9 bulan terakhir.
HH yang sebelumnya merupakan wiraswasta mengaku awalnya tidak tahu akan bekerja di perusahaan pinjol ilegal.
Pihak perusahaan hanya memberikan informasi dirinya akan bekerja sebagai pengirim SMS.
"Awalnya gak tau. Hanya dibilang untuk mengirim SMS. Seiring berjalannya waktu kita tau itu adalah pinjol dari narasi SMS yang kita terima," kata HH di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Namun, HH menyatakan isi pesan teror kepada seorang Ibu di Wonogiri hingga bunuh diri bukan dibuat olehnya.
Di perusahaan itu, dia hanya ditugaskan meneruskan SMS yang dikirimkan oleh pihak perusahaan.
"Kami bukan bagian neror. Kita hanya meneruskan SMS. kita bukan Yang neror. Semua narasi atau konten semua dari server yang di atas kita," jelasnya.
Lebih lanjut, HH mengungkapkan cara kerja pinjol ilegal tersebut.
Awalnya, pihak perusahaan telah menyediakan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan penagihan kepada peminjam.
"Jadi awal mula kita siapkan laptop, WIFI, dan alat modem pool. Alat modem pool alat yang digunakan untuk kartu SIM card yang kita dapat dari atasan kita, dan kartu SIM card sudah teregistrasi dan sudah diaktivasi," jelasnya.
Selanjutnya, kata HH, peralatan itu dikoneksikan kepada alat modem pool tersebut.
Nantinya, modem pool itu akan diisi paket data oleh pihak perusahaan.
"Jadi pertama kita nyalain HP, koneksi ke semua mesin. Kedua kita akan memakai SIM card. Kartu SIM card kita colokin ke mesin. Mesin ini akan kita isi paket. Setelah isi paket sms, maka otomatis kita akan hidupkan di software yang ada di PC. setelah itu SMS otomatis akan terkirim ke penerimanya," ungkap dia.
HH menerangkan karyawan nantinya akan mendapatkan pelatihan sebelum bekerja di perusahaan pinjol ilegal tersebut.
Sebaliknya, HH menyatakan gaji yang besar membuatnya bertahan bekerja di pinjol ilegal tersebut.
Apalagi, dia sebelumnya hanya bekerja sebagai wiraswasta dan tidak lulus sekolah.
"Digaji Rp 15 juta sebulan. Sudah 9 bulan terakhir," tukasnya.
SMP pun tak lulus
AY (29) anggota komplotan pinjaman online ilegal mengaku tidak mau keluar kerjaan (resign) karena terdesak kebutuhan ekonomi.
Apalagi, kata AY, dirinya tak tamat mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Terakhir, dia harus putus sekolah saat masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kan masih butuh uang, belum dapat kerjaan. Saya sekolah gak sampe lulus. SMP keluar," kata AY.
AY juga mengaku baru bergabung perusahaan pinjol ilegal itu selama 3 bulan terakhir.
Dia pun digaji sekitar Rp5 juta per bulan oleh pihak perusahaan.
"Saya bekerja baru 3 bulan. Gajinya Rp5 juta. Saya bekerja di rumah semua," ungkap dia.
AY menyatakan pihaknya awalnya tidak tahu bekerja di perusahaan pinjol ilegal.
Pasalnya, dia hanya bertugas meneruskan SMS yang dikirimkan dari pihak perusahaan ke peminjam.
Dia mengungkapkan tidak memiliki akses untuk melihat pesan yang diteruskannya kepada peminjam.
Karena itu, dia tidak mengetahui pesan itu berisikan teror hingga membuat Ibu di Wonogiri bunuh diri.
"Saya baru tau ini pinjol ilegal di bulan 1 setelah kerja, saya baru 3 bulan. Udah sadar sebelum ditangkap. Cuman kan namanya butuh duit," tukas AY.(*)