Gridhot.ID - Kesejahteraan untuk para guru di Indonesia memang masih belum merata.
Pasalnya, masih banyak guru yang belum menerima imbalan gaji setara dengan kerja kerasnya mengajar.
Salah satunya dialami olehsosok guru di Ngawi bernama Sri Hartuti menjadi sorotan karena tidur bersebelahan dengan kandang kambing.
Dilansir dari TribunJatim, kondisi miris guru Sri Hartuti tersebut membuat Camat Karanganyar, Nur Yudhi M Arifin, tak kuasa menahan tangis ketika melihat kehidupan seorang guru tinggal di tempat yang tidak layak huni.
Baca Juga: Lemas dan Tertunduk dengan Kawalan 5 Body Guard, Rachel Vennya Janjikan Hal Ini Pasca Dicecar 35 Pertanyaaan oleh PenyidikGuru Sri Hartuti ternyata sudah mengabdi selama 17 tahun.Dia hanya diberi honor Rp 350.000 per bulan.Guru Sri Hartuti sangat berjasa karena mengentaskan buta huruf di kampungnya.Kini, mantan anak didiknya sudah banyak yang sukses.
Ada yang jadi polisi, pengusaha dan banyak juga yang sedang meneruskan kuliah.Guru Sri Hartuti tinggal di Dusun Sure, Desa Pandean, di tengah hutan jati di kawasan KPH Ngawi.
Bersama suaminya dan tiga anaknya, ia menempati rumah sederhana berlantai tanah yang menyatu dengan kandang kambing.Dinding dan pintunya terbuat dari anyaman bambu (gedek).
Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Meninggal Dalam Keadaan Tersenyum, Presenter Kondang Ini Tutup Usia Setelah Berjuang Melawan penyakit Lever yang Dideritanya, Ribuan Orang Terlihat Antarkan ke Peristirahatan TerakhirTampak celah-celah menganga di beberapa sisi sehingga angin pun masuk dengan mudah.Bau tak sedap menyeruak dari kandang kambing yang satu atap dengan rumah."Mohon maaf baunya tak sedap dari kandang kambing," kata Sri Hartuti, Kamis (21/10/2021).Walaupun sudah mengajar selama 17 tahun, status Sri Hartuti masih guru tidak
Suami Sri Hartuti diketahui bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan yang tidak seberapa.Kondisi itu membuat mereka tak mampu membangun rumah yang layak.Tempat tinggal saat ini dibangun di atas tanah Perhutani."Ini pun tanahnya numpang di Perhutani.""Untuk memperbaiki, gaji kami tak cukup," ucapnya.
Dengan kondisi kekurangan, Sri Hartuti tetap melaksanakan kewajibannya untuk mendidik anak-anak di desanya.Menurutnya banyak warga yang masih buta huruf serta banyak anak yang putus sekolah."Pada awal mengajar di sini, anak kelas 4 SD banyak yang tidak bisa membaca.""Saya ingin anak-anak di sini pandai," ujarnya."Meski keadaan saya begini, saya bangga kalau ada anak didik saya yang tahu lewat di sini menyapa saya.""Anak didik saya sudah ada yang jadi polisi, pengusaha, dan banyak juga yang kuliah," ujarnya terharu.
Camat Akan Berusaha MembantuCamat Karanganyar Nur Yudhi M Arifin tak kuasa menahan tangis saat mengetahui ada warganya yang berprofesi guru tinggal dengan kambing di tengah hutan jati.Bahkan ia menyangka rumah pengajar SD Pandean 4 itu adalah kandang kambing."Saya pertama melihat langsung tanya ke kepala dusun (Kasun), itu rumah apa seperti kandang kambing karena di depannya memang ada kambing," ujar Nur Yudhi saat ditemui di rumah Sri Hartuti, Kamis (21/10/2021).Arifin menambahkan, meski sering berkeliling kampung, dia mengaku baru pertama kali menemukan rumah warganya yang sangat tidak layak huni.
Baca Juga: Perceraiannya dengan Stefan William Jadi Titik Terendah dalam Hidupnya, Celine Evangelista Beri Pesan Ini untuk Sang Mantan Suami: Kita Tetap Partner"Saya keliling ke sini karena persentase vaksin di kampung sini hanya 14 persen," imbuhnya.Arifin mengaku akan berusaha semampunya membantu Sri Hartuti agar bisa hidup lebih layak.Apalagi, Sri Hartuti adalah seorang guru yang keberadaannya sangat dibutuhkan."Saya merasa jadi camat gagal.""Saya akan berusaha membantu sebisanya," ucap dia dengan mata berkaca-kaca.(*)