Media Internasional Digegerkan Penemuan Baru 'Pulau Emas' di Palembang, Disinyalir Ada Harta Karun Senilai Puluhan Miliar di Dasar Sungai Musi, Berikut Penjelasan Arkeolog Inggris

Senin, 25 Oktober 2021 | 15:13
Pixabay

Jembatan Ampera yang membelah sungai Musi, Ikon kota Palembang, Sumatera Selatan.

Gridhot.ID- Indonesia memang dikenal dengan kekayaan alamnya.

Hampir semua sebagian besar hasil bumi di dunia bisa di temukan di Indonesia.

Salah satu yang menarik perhatian bangsa asing adalah soal sumber emas yang sangat besar ada di Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, salah satu penghasil emas terbesar di dunia ada di Freeport Jayapura, Papua.

Baca Juga: 'Hati Keluarga Saya Tersakiti!' Nindy Ayunda Tolak Mentah-mentah Rujuk dengan Askara, Heran Mantan Suaminya Ajukan Kasasi Perceraian

Namun, ternyata selain di Jayapura, ada 'Pulau Emas' di Indonesia yang berada di Sumatera.

Dilansir daritheguardian.com pada Minggu (24/10/2021), 'Pulau Emas' itu disebut situs Sriwijaya.

Situs Sriwijaya itu akhirnya ditemukan oleh kru nelayan lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi dekat Palembang di Pulau Sumatra, Indonesia.

Baca Juga: Kenakan Dress Simpel Motif Garis-garis Saat Foto Bareng Istri Menteri, Nagita Slavina Sukses Bikin Kantong Netizen Menjerit, Harganya Bikin Tepuk Jidat

Hasil tangkapan mereka yang luar biasa adalah harta karun mulai dari patung Buddha abad ke-8 berukuran nyata yang bertatahkan permata hingga permata yang layak untuk raja.

Dr Sean Kingsley, seorang arkeolog maritim Inggris, mengatakan: “Dalam lima tahun terakhir, hal-hal luar biasa telah muncul."

"Koin dari semua periode, patung emas dan Buddha, permata, segala macam hal yang mungkin Anda baca di Sinbad the Sailor dan mengira itu dibuat-buat."

"Itu benar-benar nyata.”

Dia menggambarkan harta karun itu sebagai bukti definitif bahwa Sriwijaya adalah “dunia air”.

Baca Juga: Kenakan Dress Simpel Motif Garis-garis Saat Foto Bareng Istri Menteri, Nagita Slavina Sukses Bikin Kantong Netizen Menjerit, Harganya Bikin Tepuk Jidat

Orang-orangnya tinggal di sungai seperti manusia perahu modern, seperti yang dicatat oleh teks-teks kuno.

“Ketika peradaban berakhir, rumah-rumah kayu, istana, dan kuil-kuil mereka semua tenggelam bersama semua barang-barang mereka.”

Penelitian akan diterbitkan dalam edisi terbaru majalah Wreckwatch, yang diedit oleh Kingsley.

Studi Sriwijaya merupakan bagian dari publikasi musim gugur setebal 180 halaman yang berfokus pada China dan Jalur Sutra Maritim.

Baca Juga: Sempat Jadi Buron yang Dicari-cari FBI, Kekasih Selebgram Ini Akhirnya Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Hasil Pemeriksaan Diungkap

Kingsley mencatat bahwa, pada puncaknya, Sriwijaya mengendalikan arteri Jalan Sutra Maritim, pasar kolosal di mana barang-barang lokal, China dan Arab diperdagangkan.

“Sementara dunia Mediterania barat memasuki zaman kegelapan pada abad ke delapan, salah satu kerajaan terbesar di dunia muncul di peta Asia Tenggara."

Selama lebih dari 300 tahun penguasa Sriwijaya menguasai jalur perdagangan antara Timur Tengah dan kekaisaran China.

Sriwijaya menjadi persimpangan internasional untuk produk terbaik zaman itu.Tidak heran, para enguasanya mengumpulkan kekayaan legendaris.

Baca Juga: Sempat Jadi Buron yang Dicari-cari FBI, Kekasih Selebgram Ini Akhirnya Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Hasil Pemeriksaan Diungkap

“Dari dangkal telah muncul emas dan permata berkilauan yang cocok dengan kerajaan terkaya ini."

"Mulai dari alat perdagangan dan senjata perang hingga peninggalan agama."

Dari kuil-kuil dan tempat-tempat pemujaan yang hilang telah muncul patung-patung Buddha perunggu dan emas, pengetuk pintu kuil perunggu bergambar wajah iblis Kala, dalam legenda Hindu kepala mitos Rahu yang mengaduk lautan untuk membuat ramuan keabadian.

Lonceng biarawan perunggu dan cincin upacara emas bertatahkan batu rubi dan dihiasi dengan tongkat vajra emas bercabang empat, simbol Hindu untuk petir, senjata pilihan dewa.

Baca Juga: Sukses Besar Perankan Zaenab di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Intip Potret Pernikahan Maudy Koesnaedi Bersama Suami Bulenya 20 Tahun Silam, Baju Adat yang Dikenakan Langsung Jadi Sorotan

“Pegangan pedang emas yang indah akan menghiasi sisi pelacur kerajaan."

"Sementara cermin perunggu dan ratusan cincin emas, banyak yang dicap dengan huruf, angka dan simbol yang penuh teka-teki, anting-anting dan manik-manik kalung emas membangkitkan kemegahan aristokrasi pedagang yang melakukan transaksi sehari-harinya."

Akan tetapi mengapa kerajaan runtuh tidak diketahui.

Kingsley berspekulasi bahwa itu mungkin jawaban seperti kejadian "Pompeii" tapi versi Asia.

Di mana terjadi karenaletusan gunung berapi di Indonesia.(*)

Baca Juga: 'Seharusnya Gue dari Awal Sudah Peka', Akui Sempat Bandel dan Dibutakan Cinta, Ayu Ting Ting Beberkan Alasannya Batal Nikah

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, The Guardian